Mohon tunggu...
R Aulia
R Aulia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Menjadi Lentera bukan Angin yang selalu meredupkan upaya penerangan anak-anak bangsa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Trik Menghadapi dan Membuat Janji saat Pilkada

28 September 2016   18:47 Diperbarui: 28 September 2016   18:52 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari sisi ini, tentu kita harus memerhatikan psikologi sosial. Si calon yang dalam kunjungannya ingin mendapatkan simpati, empati, dan hati calon pemilih, tentu mau melakukan apa yang diminta.

Jangan hanya sekadar janji, koprol saja, kalau calon pemilihnya meminta, si calon bisa jadi mau. "Apa saja deh, yang penting lu bakal milih gue nanti di TPS," mungkin begitu ujar si calon dalam hati.

Selanjutnya, jenis janji yang muncul akibat desakan atau pertanyaan wartawan. Biasanya nih, ini berbanding lurus dengan keberanian dan keterbukaan si calon dengan media.

Artinya, si calon tidak hanya mau berkomentar atau menjawab pertanyaan wartawan pada waktu-waktu tertentu saja. Tapi mau meladeni semua dan apapun pertanyaan wartawan melalui media apapun. Seperti Whatsapp, line dan sebagainya.

Contoh.

"Pak, apa langkah Anda atau terobosan Anda di 100 hari pertama, jika terpilih," tanya wartawan.

"Aduh, saya tidak punya program 100 hari begitu. Tapi, saya pasti menggulirkan janji yang saya ucapkan. Seperti pendidikan gratis, kesehatan gratis, toilet gratis. Dsb," jawab si calon.

"Masak, bapak enggak punya terobosan perdana yang ingin bapak lakukan di 100 hari pertama," desak wartawan.

Akhirnya, yang namanya calon tidak mungkin mau terlihat bodoh. Sehingga si calon, menjawab sekenanya. Walaupun sekenanya, tapi terdengar bombastis. Wartawan pun punya bahan untuk diberitakan.

"100 hari kerja, si calon anu tidak akan menggunakan mobil pergi ke kantor. Tapi pakai sepeda ontel. Alasannya ingin mengurangi beban lalu lintas aga tidak macet, sekaligus olahraga," misalnya begitu isi pemberitaannya.

Melihat pemberitaan itu, sontak masyarakat menganggap hal itu adalah janji. Dan sebagainya dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun