Hubungan kerja yang baik juga menyebabkan kesejahteraan pribadi yang timbul karena punya hubungan interpersonal yang positif. Dan, ini adalah alasan mengapa survei Robert Half menempatkan faktor ini sebagai salah satu yang penting yang membuat karyawan betah dalam pekerjaan mereka.
C.PEMBINAAN MORIL DAN KEGAIRAHAN KERJA
- Pentingnya Semangat Kerja yang Tinggi
semangat kerja merupakan suatu kondisi dimana seseorang atau kelompok orang yang bekerjasama dalam melakukan pekerjaan dengan giat dan merasa senang terhadap hal-hal yang dilakukannya dalam mengejar tujuan. Semangat kerja berbeda antara organisasi satu dengan lainnya, hal ini dikarenakan landasan dan sikap perilaku yang dicerminkan oleh setiap orang dalam organisasi berbeda. Semangat kerja yang terbentuk secara positif akan bermamfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi membutuhkan sumbang saran, pendapat bahkan kritik yang bersifat membangun dari luang lingkup pekerjaannya demi kemajuan di lembaga pemerintahaan tersebut, namun semangat kerja akan berakibat buruk jika pegawai dalam suatu organisasi mengeluarkan pendapat yang berbeda hal itu dikarenakan adanya perbedaan setiap individu dalam mengeluarkan pendapat, tenaga dan pikirannya, karena setiap individu mempunyai kemampuan dan keahliannya sesuai bidangnya masing-masing.
Untuk memperbaiki semangat kerja yang baik membutuhkan waktu yang cukup lama untuk merubahnya, maka itu perlu adanya pembenahan-pembenahan yang dimulai dari sikap dan tingkah laku pimpinan kemudian diikuti para bawahannya, terbentuknya semangat kerja diawali tingkat kesadaran pemimpin atau pejabat yang ditunjuk dimana besarnya hubungan antara pemimpin dengan bawahannya sehingga akan menentukan suatu cara tersendiri apa yang dijalankan dalam perangkat satuan kerja atau organisasi.
Dengan adanya semangat kerja tersebut, maka akan berdampak pada:
- Pekerjaan akan menjadi lebih cepat diselesaikan.
- Kerusakan akan dapat dikurangi.
- Absensi akan dapat diperkecil
- Kemungkinan perpindahan karyawan dapat diperkecil seminimal mungkin.
Hal ini semua berarti diharapkan bukan saja produktivitas kerja dapat ditingkatkan, tetapi juga ongkos perunit akan diperkecil. Oleh karena itulah maka sudah selayaknya apabila setiap perusahaan selalu berusaha agar para karyawan mempunyai moral kerja yang tinggi sebab dengan moral kerja yang tinggi diharapkan semangat akan meningkat. Karena itulah semangat kerja pada hakekatnya adalah merupakan perwujudan dari moral kerja yang tinggi.
Jadi apabila suatu perusahaan mampu meningkatkan semangat kerja, maka mereka itu akan memperoleh banyak keuntungan. Semangat kerja timbul akibat adanya motivasi atau motivasi mendorong seseorang untuk dapat bekerja dengan giat, penuh kegairahan dan merasa puas dalam pekerjannya.
Indikator dari menurunnya semangat kerja dapat diketahui yaitu antara lain:
- Turun atau rendahnya tingkat produktivitas kerja.
Pada umumnya menurunnya semangat kerja dikarenakan tidak adanya motivasi yang berguna sebagai pendorong dalam semangat kerja. Indikasi turunnya semangat kerja ini penting diketahui oleh setiap perusahaan, karena dengan mengetahui tentang indikasi ini akan dapat diketahui sebab turunnya semangat kerja. Dengan demikian perusahaan akan dapat mengambil tindakan-tindakan pencegahan atau pemecahan masalah seawal mungkin.
- Tingkat absensi yang naik/tinggi.
Pada umumnya motivasi dari personalia yang menurun dapat menyebabkan karyawan malas untuk datang bekerja. Untuk mengetahui naiknya tingkat absensi harus dilihat dari rata-ratanya bukan secara perorangan. Bila tingkat absensi naik maka dapat disimpulkan motivasi yang menimbulkan semangat kerja menurun.
- Labour turnover (tingkat perpindahan buruh) yang tinggi
Bila didalam perusahaan terjadi kenaikan tingkat keluar mask karyawan dari pada sebelumnya, hal ini bisa disebabkan oleh ketidak senangan mereka bekerja pada perusahaan, sehingga mereka berusaha mencari pekerjaan lain yang dianggap sesuai baginya.
- Tingkat kerusakan yang naik/tinggi