Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 16)

3 Mei 2018   07:52 Diperbarui: 3 Mei 2018   08:40 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikatakan bahwa mata adalah percabangan dari jantung. Tak disangka kedua matanya terbuka dan bayangan kabur di matanya menghilang; pupil matanya kembali dapat melihat. Apa yang sebelumnya hitam dan putih sekarang dapat dilihat dengan jelas. Matanya kembali jernih seperti dulu bagaikan air jenih yang memenuhi musim gugur. Ibu suri sangat girang tak terkira. Nyonya Li juga sangat gembira.

Ibu suri menarik tangan Nyonya Li dan melihatnya. Di sekitarnya terdapat beberapa orang pelayan wanita. Ia pun berkata, "Beruntung aku memiliki anak yang berbudi luhur sehingga kedua mataku dapat disembuhkan. Semua ini berkat menantuku yang berbakti." Setelah berkata demikian, ia tiba-tiba teringat akan penderitaan dan kesedihan yang ia alami. Melihat hal ini, Nyonya Li segera menghiburnya, "Penyakit ibu disebabkan oleh kesedihan yang mendalam. Saat ini ibu baru saja sembuh sehingga harus bergembira, tidak boleh bersedih lagi." "Benar apa yang kamu katakan. Aku saat ini sudah bisa melihat kembali, maka tidak boleh bersedih lagi. Anakku, kamu pergilah beristirahat. Besok kita kembali berbincang-bincang lagi. Seperti yang kamu katakan, kedua mataku baru sembuh sehingga harus diistirahatkan dulu."

Nyonya Li pun segera mengundurkan diri dan menyuruh pelayan wanitanya menyimpan Pot Kuno dan Modern. Ia juga berpesan agar semuanya melayani ibu suri dengan baik dan menugaskan dua orang pelayan wanita datang membantu para pelayan tersebut. Kemudian ia kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya Bao Xing datang melaporkan, "Tuan sedang berdiam di Kuil Perdana Menteri Agung. Besok Tuan akan menghadap Kaisar. Setelah itu beliau akan pulang." "Aku mengerti," kata Nyonya Li. Lalu Bao Xing pun mengundurkan diri.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun