Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 6)

11 Februari 2018   09:05 Diperbarui: 31 Maret 2018   20:17 1001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

KISAH HAKIM BAO DAN PARA PENDEKAR PENEGAK KEADILAN

BAGIAN 6 - BAO DIPECAT DAN BERTEMU DENGAN PARA KSATRIA GAGAH BERANI DAN SEORANG BHIKSU SENIOR

Kisah Bao Zheng memecahkan kasus pot hitam tersebar luas dan membuat namanya termashyur: Tuan Bao jujur dan adil serta tidak mementingkan diri sendiri; ia memecahkan kasus bagaikan dewa. Ini menyebabkan atasannya iri. Apalagi Bao menyebabkan Zhao Da meninggal akibat hukuman, sehingga ketika laporannya masuk, atasannya memecat Bao. Menerima surat pemecatan tersebut, Bao segera menyerahkan stempel pemerintahan dan mengundurkan diri ke sebuah kuil. Ketika mengetahui hal ini, Li Bao membawa uang dan mengemas pakaiannya kemudian menghilang entah ke mana.

Sewaktu Bao meninggalkan kantornya, orang-orang memenuhi jalan dan seraya meratap mengantar kepergiannya. Setelah Bao menasehati mereka agar tidak bersedih, ia menaiki kudanya ditemani oleh Bao Xing. Meninggalkan kabupaten Dingyuan, mereka tidak tahu mau pergi ke mana. Di atas kuda Bao menghela napas dan dalam hati berkata, "Aku memang ditakdirkan bernasib sial. Sejak kecil aku telah mengalami banyak kesulitan. Setelah dengan susah payah mendapatkan kasih sayang kakak dan kakak ipar yang menyewa seorang guru untuk mengajariku agar bisa berhasil kelak, tak disangka aku terburu-buru memberi hukuman dan menyebabkan kematian orang. Walaupun ia bisa mengaku bersalah dengan cara ini, namun ini adalah tindakan yang tidak berhati-hati dan gegabah sehingga menyebabkan pemecatan diriku. Sampai mati pun aku malu untuk pulang dan bertemu dengan keluargaku. Tidak tahu mau ke mana, sebaiknya aku pergi ke ibukota untuk mengadu nasib." Demikianlah di atas kudanya ia menghela napas. Bao Xing yang menemaninya mengetahui tuannya sedang gundah gulana dan tidak berani bertanya.

Mengikuti jalan kuda mereka, sampailah mereka di kaki sebuah gunung. Walaupun bukan gunung yang tinggi, namun suasananya terasa mengerikan. Ketika mereka sedang menikmati pemandangan, terdengar suara pukulan gong dan muncullah segerombolan penjahat. Di antara gerombolan tersebut terdapat seseorang berkulit hitam yang pendek kekar dan bertelanjang setengah lengan. Kemudian ia dengan gagah berani tanpa berkata apa-apa menangkap kedua orang tuan dan pelayan Bao tersebut serta membawa mereka ke atas gunung. Ternyata masih ada tiga orang pemimpin para penjahat di gunung itu. Melihat ada dua orang ditangkap, mereka memerintahkan keduanya diikat di sebuah tiang sembari menunggu pemimpin keempat datang. Tak lama kemudian, pemimpin keempat datang berlari dengan panik dan mengap-mengap berkata, "Sial! Di kaki gunung ada seseorang yang berilmu tinggi. Ia mampu mengalahkan adik dalam sepuluh jurus tangan kosong. Jika tidak segera melarikan diri, mungkin sudah tamat riwayat adikmu ini. Bagaimana jika kakak pergi menemuinya?"

Mendengar hal ini, pemimpin yang paling tua berkata, "Adik kedua tunggu di sini, aku akan pergi." Pemimpin kedua berkata, "Adik ikut menemani kakak." Maka kedua orang itu menuruni gunung. Tampak seorang laki-laki yang gagah berani sedang berdiri di lereng gunung itu. Ketika pemimpin yang tertua mendekat dan melihatnya, tiba-tiba ia tertawa dan berkata, "Ternyata kakak, mari kita berbincang-bincang di atas gunung."

Gunung ini bernama Bukit Tu Long (Naga Tanah) yang sesungguhnya adalah sarang para bandit yang bertempat tinggal di sana. Sebelumnya Zhang Long dan Zhao Hu bekerja di kediaman guru besar Pang; melihat bahwa ia menyalahgunakan kekuasaan, mereka tidak mau bekerja untuknya dan tidak sengaja melewati gunung ini. Keduanya mengumpulkan para penjahat menyerang orang-orang yang lewat dan menjadi pemimpin mereka. Kemudian Wang Chao dan Ma Han yang mengikuti ujian militer juga menemukan kecurangan guru besar Pang dan melarikan diri; keduanya tidak sengaja melewati gunung ini. Zhang dan Zhao mengundang keduanya ke markas mereka dan mengangkat saudara dengannya. Wang Chao menjadi ketua mereka, Ma Han menjadi pemimpin kedua, Zhang Long pemimpin ketiga, dan Zhao Hu pemimpin keempat.

Demikianlah Ma Han bersama-sama orang yang baru datang tadi naik ke atas gunung. Ketika berjalan menuju aula, orang itu melihat ada dua orang terikat pada kedua sisi tiang. Ketika melihat lebih dekat, ia berseru, "Senior, kenapa bisa di sini?" Bao Zheng membuka matanya dan ketika melihatnya, berkata, "Bukankah ini penyelamat kami Pendekar Zhan?" Mendengar hal ini, Wang Chao segera maju melepaskan ikatan mereka dan mempersilakan keduanya masuk aula. Setelah mereka duduk, ketika ditanya oleh Zhan Zhao, Bao menceritakan satu per satu kejadian yang dialaminya. Semua orang menghela napas mendengar kisah Bao. Zhan kemudian menyuruh Wang, Ma, Zhang dan Zhao meminta maaf kepada Bao dan pelayannya. Kemudian arak disajikan dan mereka pun berbincang-bincang dengan akrab.

Bao bertanya, "Aku melihat kalian berempat adalah orang-orang yang berjiwa ksatria, mengapa melakukan pekerjaan tidak baik ini?" Wang Chao menjawab, "Kami tidak berhasil mendapatkan kedudukan, hanya bisa sementara tinggal di sini dan juga tidak ada pilihan lain."

Zhan Zhao berkata, "Aku melihat kalian mengangkat saudara dari marga yang berbeda-beda. Hari ini kalian bertemu dengan Tuan Bao di sini yang walaupun sekarang telah dipecat dari jabatannya kelak akan dibutuhkan kembali oleh kerajaan. Kenapa kalian tidak meninggalkan kejahatan dan bersama-sama mengabdi kepada kerajaan pada waktunya nanti?" Wang menjawab, "Kami juga memiliki pemikiran demikian. Ketika Tuan diangkat kembali oleh kerajaan, kami pasti akan melayani Tuan." Bao menjawab, "Saya tidak pantas menerima pujian demikian." Kemudian mereka minum sampai waktu jaga keempat dan kemudian membubarkan diri.

Keesokan harinya Bao dan Zhan berpamitan pergi. Keempat orang itu mengantar mereka turun gunung. Wang Chao yang berteman baik dengan Zhan mengantarnya sampai beberapa li. Bao dan Zhan walaupun enggan berpisah akhirnya berpisah jalan juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun