Mohon tunggu...
Seniya
Seniya Mohon Tunggu... Ilmuwan - .

Tulisan dariku ini mencoba mengabadikan, mungkin akan dilupakan atau untuk dikenang....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kisah Hakim Bao dan Para Pendekar Penegak Keadilan (Bagian 2)

19 Juni 2016   20:25 Diperbarui: 2 Februari 2018   09:13 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bergumam sendiri beberapa lama, ia kemudian bertanya kepada Wang, “Aku melihat pembawaan adik ketiga berbeda dengan orang biasa dan melakukan hal-hal yang mengejutkan. Kelak pasti masa depannya luar biasa. Aku dan adik kedua sejak kecil tidak pernah belajar. Sekarang kenapa kita tidak memanggil seorang guru untuk mengajar adik ketiga. Jika langit bermurah hati, mengizinkannya bekerja sebagai pejabat, pertama akan mengubah status keluarga dan kedua akan melenyapkan pejabat yang korup. Bagaimana menurutmu?” Wang menganggukkan kepala menyetujui, “Bagus.” Kemudian berkata lagi, “Tetapi sebelumnya harus meminta izin ayah mertua dulu.” Kakak pertama berkata, “Tidak masalah, aku sendiri yang akan meyakinkan beliau.”

Keesokan harinya kakak pertama setelah selesai melakukan pekerjaannya menemui Tuan Bao dan berkata, “Saya menemui ayah, ingin membicarakan sesuatu.” Tuan Bao bertanya, “Ada masalah apa?” Kakak pertama menjawab, “Karena San Hei sama sekali tidak bekerja, lebih baik daripada menyuruhnya menggembalakan sapi dan kambing, berkeliaran di luar, dan juga belajar tidak lebih baik, kenapa tidak mengundang seorang guru untuk mengajarkannya pelajaran? Karena saya dari kecil tidak pernah belajar, tetapi bisa memperbaikinya dengan belajar satu dua hal dan melakukan pembukuan yang sulit. Namun membaca juga tidak lebih dari satu dua kata sehingga ditipu oleh orang. Sekarang mengundang seorang guru, selain mengajari San Hei beberapa buku, juga ia bisa diajarkan melakukan kaligrafi yang sulit. Lebih lanjut, San Hei setelah belajar juga dapat mengurus beberapa pengeluaran dan pemasukan dalam pembukuan.”

Tuan Bao setelah mendengar kata-kata tentang mengurus pembukuan berkata, “Benar, tapi satu hal, tidak perlu meminta guru yang terpelajar. Selama ia tidak lebih baik daripada kita, maka mengajarinya tiga tahun mengetahui beberapa tulisan, itu sudah bagus.” Kakak pertama mendengar Tuan Bao mengizinkan hal ini, dalam hati bergembira, dan segera mengundurkan diri. Ia meminta penduduk desa mencari guru yang terpelajar yang dapat membuat adik ketiga sukses kemudian hari.

Ini bukan Bao Shan tidak menuruti orang tuanya, tetapi karena melihat penampilan adik ketiga tidak seperti orang biasa yang pada akhirnya akan menyelesaikan sesuatu yang besar. Oleh sebab itu ia secara khusus meminta seorang sarjana yang terpelajar untuk mengajar karena meyakini kelak keluarga akan mendapatkan nama dan membawa kehormatan kepada leluhur.

Berita pun tersebar, orang-orang desa mendengar bahwa Hartawan Bao ingin mengundang seorang guru, siapakah yang tidak menawarkan diri. Orang-orang berdatangan menawarkan diri dari mana-mana. Siapa yang menyangka kakak pertama tidak mengundang orang yang tidak terpelajar. Kebetulan di desa tetangga terdapat seorang guru tua bernama Ning yang perilakunya lurus, pengetahuannya mendalam, namun memiliki sikap yang aneh. Ia tidak mengajar jika tiga syarat ini tida terpenuhi: ia tidak mengajar orang yang bodoh; di sekolah jika hanya ada satu orang murid, tidak boleh orang tidak berkepentingan keluar masuk; selama sepuluh tahun di sana hanya boleh guru yang meninggalkan sekolah dan tidak boleh murid meninggalkan guru. Karena tiga syarat ini, uang sekolah tidak tetap jumlahnya, oleh sebab itu tidak ada yang berani mengundangnya.

Suatu hari Bao Shan mencari tahu hal ini dan setelah mengetahuinya segera pergi menemui sang guru. Bao Shan ketika melihatnya, mengetahui bahwa ia benar-benar seorang guru yang baik. Dari wajahnya tergambar ia memiliki moralitas yang baik dan berkarakter jujur. Ketika akan mempekerjakan, ia berkata, “Tiga cara aturan Guru Besar, yang kedua dan ketiga, saya tidak berani menanyakannya, tetapi takutnya adik ketiga saya bodoh sehingga berharap guru dapat bermurah hati.” Setelah mengatakan demikian, ia segera memilih hari untuk memulai pelajaran. Pada hari itu ia mengundang guru itu dan membayar uang sekolah. Sang guru itu menerima Bao, yang datang ke ruang belajar dan memberi penghormatan kepada gurunya.

Di sekolah itu juga terdapat seorang teman bernama Bao Xing, yang berumur sama dengan Bao. Ia selain melayani sebagai pelayan yang menuangkan teh di ruang belajar, ia juga mempelajari beberapa huruf. Ini benar-benar seseorang yang berkemampuan luar biasa bertemu dengan seseorang yang baik dan menyenangkan penampilannya, sesuatu luar biasa muncul dari penampilan yang menyenangkan.

(Bersambung)

Catatan Kaki:

* Kuixing adalah rasi bintang Beruang Besar yang dipuja dalam kepercayaan masyarakat Cina kuno sebagai dewa kesusasteraan dan ujian negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun