(4) ia sendiri sempurna dalam kebebasan dan mendorong orang lain agar menjadi sempurna dalam kebebasan;
(5) ia sendiri sempurna dalam pengetahuan dan penglihatan pada kebebasan dan mendorong orang lain agar menjadi sempurna dalam pengetahuan dan penglihatan pada kebebasan.
Dengan memiliki kelima kualitas ini, seorang bhikkhu berlatih demi kesejahteraannya sendiri dan juga demi kesejahteraan orang lain.”
(Anguttara Nikaya 5.20)
Dan bagi umat awam, terdapat 8 kriteria bagaimana ia berlatih demi kesejahteraan diri sendiri atau orang lain:
“Dengan cara bagaimanakah, Bhante, seorang umat awam berlatih demi kesejahteraannya sendiri tetapi tidak demi kesejahteraan orang lain?”
(1) “Ketika, Mahānāma, seorang umat awam sempurna dalam keyakinan tetapi tidak mendorong orang lain agar sempurna dalam keyakinan;
(2) ketika ia sendiri sempurna dalam perilaku bermoral tetapi tidak mendorong orang lain agar sempurna dalam perilaku bermoral;
(3) ketika ia sendiri sempurna dalam kedermawanan tetapi tidak mendorong orang lain agar sempurna dalam kedermawanan;
(4) ketika ia sendiri ingin menemui para bhikkhu tetapi tidak mendorong orang lain untuk menemui para bhikkhu;
(5) ketika ia sendiri ingin mendengarkan Dhamma sejati tetapi tidak mendorong orang lain untuk mendengar Dhamma sejati;
(6) ketika ia sendiri mengingat ajaran yang telah ia dengar tetapi tidak mendorong orang lain untuk mengingat ajaran;
(7) ketika ia sendiri memeriksa makna dari ajaran-ajaran yang ia ingat tetapi tidak mendorong orang lain untuk memeriksa makna-maknanya;
(8) ketika ia sendiri telah memahami makna dan Dhamma dan berlatih sesuai Dhamma, tetapi tidak mendorong orang lain agar melakukan hal serupa.Dengan cara inilah, Mahānāma, umat awam itu berlatih demi kesejahteraannya sendiri tetapi tidak demi kesejahteraan orang lain.”
“Dengan cara bagaimanakah, Bhante, seorang umat awam berlatih demi kesejahteraannya sendiri dan juga demi kesejahteraan orang lain?”
(1) “Ketika, Mahānāma, seorang umat awam sempurna dalam keyakinan dan juga mendorong orang lain agar sempurna dalam keyakinan;
(2) ketika ia sendiri sempurna dalam perilaku bermoral dan juga mendorong orang lain agar sempurna dalam perilaku bermoral;
(3) ketika ia sendiri sempurna dalam kedermawanan dan juga mendorong orang lain agar sempurna dalam kedermawanan;
(4) ketika ia sendiri ingin menemui para bhikkhu dan juga mendorong orang lain untuk menemui para bhikkhu;
(5) ketika ia sendiri ingin mendengarkan Dhamma sejati dan juga mendorong orang lain untuk mendengar Dhamma sejati;
(6) ketika ia sendiri mengingat ajaran yang telah ia dengar dan juga mendorong orang lain untuk mengingat ajaran;
(7) ketika ia sendiri memeriksa makna dari ajaran-ajaran yang ia ingat dan juga mendorong orang lain untuk memeriksa makna-maknanya;
(8) ketika ia sendiri telah memahami makna dan Dhamma dan berlatih sesuai Dhamma dan juga mendorong orang lain agar melakukan hal serupa.Dengan cara inilah, Mahānāma, umat awam itu berlatih demi kesejahteraannya sendiri dan juga demi kesejahteraan orang lain.”
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!