Pagi itu, Jumat yang cerah di Stadion Pahoman, dua sahabat lama, Pak Erjati dan Pak Hartawan, bertemu kembali setelah sekian lama. Udara pagi yang segar dan sinar matahari yang lembut membuat suasana stadion terasa begitu hidup.
Pak Erjati, yang kini sudah beruban, mengenakan jaket olahraga favoritnya dan topi baseball yang sedikit usang, tanda bahwa topi itu sering ia pakai saat berjalan-jalan pagi. Sementara itu, Pak Hartawan, dengan senyum lebar di wajahnya, terlihat lebih santai dengan kaos oblong dan celana olahraga.
"Wah, Pak Erjati! Sudah berapa lama kita tidak bertemu?" sapa Pak Hartawan sambil menjulurkan tangan.
Pak Erjati membalas dengan erat, "Hartawan! Ah, rasanya seperti kemarin kita masih sering berlari di sini. Tapi lihat sekarang, aku lebih banyak jalan santai," ujarnya sambil tertawa kecil.
Mereka mulai berjalan bersama mengitari lapangan, mengenang masa-masa muda mereka ketika masih aktif bermain bola dan mengikuti lomba lari di stadion ini. Pak Erjati bercerita tentang anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa, sementara Pak Hartawan bercerita tentang kesibukannya yang membuatnya jarang bisa berolahraga lagi.
"Stadion ini nggak banyak berubah ya, hanya kita yang berubah," kata Pak Hartawan sambil memandangi tribun yang dulu sering dipenuhi penonton saat mereka bertanding.
"Betul sekali. Tapi meski kita jarang bertemu, persahabatan kita tetap abadi. Stadion ini menjadi saksi banyak kenangan kita," balas Pak Erjati sambil tersenyum.
Mereka pun melanjutkan obrolan, berbagi cerita dan tawa, seolah-olah tidak ada waktu yang pernah memisahkan mereka. Di tengah-tengah kesibukan hidup, momen seperti ini menjadi pengingat betapa berharganya persahabatan yang sejati. Hari itu, di Stadion Pahoman, Pak Erjati dan Pak Hartawan merasakan kembali hangatnya kebersamaan yang pernah mereka miliki.
Setelah mengitari stadion dan berbincang-bincang, Pak Erjati dan Pak Hartawan memutuskan untuk beristirahat sejenak di bangku yang teduh di tepi lapangan. Angin sepoi-sepoi menerpa wajah mereka, memberi sedikit kesejukan setelah berjalan cukup lama.Â
"Tahu nggak, Erjati, aku jadi kangen makan soto di warung sebelah stadion ini. Kita sering mampir dulu, kan?" ujar Pak Hartawan sambil mengusap keningnya yang sedikit berkeringat.
"Benar juga, Hartawan. Soto di sana rasanya nggak ada duanya. Ayo kita ke sana!" balas Pak Erjati dengan semangat.