Mohon tunggu...
Mr WinG
Mr WinG Mohon Tunggu... Freelancer - guru

bersepeda

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Semoga Lekas Pulih, Pak Iqbal

29 Maret 2024   20:00 Diperbarui: 29 Maret 2024   20:01 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan langkah yang tenang, Udin mendekati Bu Farida dengan senyum hangat di wajahnya. "Assalamualaikum, Bu Farida. Semoga Allah memberkahi Anda dan memberikan kesabaran dalam menghadapi cobaan ini," ucapnya dengan lembut.

Bu Farida mengangguk dengan tersenyum lembut, terlihat berusaha menjaga ketenangan dalam situasi yang sulit ini. "Waalaikumsalam, terima kasih atas doanya. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk menghadapi ujian ini dengan sabar," jawabnya dengan suara lembut.

Udin menghampiri Bu Farida dan duduk di dekatnya, menawarkan dukungan dan kehadiran sebagai teman atau keluarga. Meskipun suasana di ruangan itu mungkin tegang, kehadiran mereka saling mendukung satu sama lain, menciptakan rasa kebersamaan dan harapan untuk kesembuhan Pak Iqbal.

Udin mengamati dengan hati-hati saat alat bantu pernapasan mulai berfungsi. Meskipun terlihat tidak nyaman, Pak Iqbal akhirnya mulai bernapas dengan lebih teratur. Udin merasa lega melihat bahwa alat itu mulai memberikan efek positif, mengurangi intensitas batuk Pak Iqbal.

Perawat yang hadir di ruangan juga menunjukkan ekspresi yang sedikit lebih tenang, menandakan bahwa mereka melihat perubahan positif dalam kondisi Pak Iqbal. Udin memutuskan untuk tetap duduk di samping Bu Farida, memberikan kehadiran dan dukungan moral bagi keduanya.

Mereka semua duduk bersama dalam hening, menunggu selama 20 menit sesuai instruksi perawat. Udin memanfaatkan momen itu untuk mengirim doa-doa terbaiknya bagi kesembuhan Pak Iqbal. Setiap detik terasa berharga dalam ruangan itu, diisi dengan harapan dan doa untuk kebaikan.

Setelah 20 menit berlalu, perawat memeriksa kondisi Pak Iqbal sekali lagi. Mereka mengetuk pelan pada peralatan medis yang membantu pernapasan Pak Iqbal, memastikan semuanya berfungsi dengan baik. Setelah memastikan bahwa alat itu bekerja optimal, mereka memutuskan untuk tetap membiarkannya.

Dengan harapan dan doa yang terus mengalir, Udin, Bu Farida, dan perawat tetap berada di samping Pak Iqbal, siap memberikan dukungan sebanyak yang diperlukan selama proses pemulihannya. Meskipun perjalanan mungkin masih panjang, mereka bersama-sama menghadapinya dengan keyakinan dan keteguhan hati.

Suara pintu yang terbuka membuat Udin menoleh, melihat dua orang gadis remaja memasuki ruangan. Mereka adalah anak bungsu Pak Iqbal, Fadilla yang langsung diikuti oleh sepupunya, keponakan Bu Farida. Udin menyambut kedatangan mereka dengan senyum hangat, menyadari betapa pentingnya dukungan keluarga dalam situasi seperti ini.

"Assalamualaikum," sapa Udin dengan lembut saat kedua gadis itu masuk.

"Waalaikumsalam," jawab mereka serempak sambil menatap ke arah ayah mereka yang tengah dirawat dengan tatapan penuh perhatian dan kekhawatiran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun