Sementara aspirasi yang lain dicatat oleh camat dan para lurahnya. Nanti setiap usulan itu akan dimasukkan dalam R-APBD tahun anggaran berikutnya.
Bakhtiar menyatakan bahwa momen bersama rakyat ini memang sengaja digalakkan. Bergiliran ke seluruh desa dan kelurahan yang totalnya berjumlah 215.
Menurutnya, cara seperti ini lebih efektif. Dia sendiri dapat langsung mengetahui persisnya seperti apa maunya rakyat.
Bakhtiar mengakui bahwa sebenarnya aspirasi rakyat itu tidak terlalu muluk-muluk. Namun tetap mesti disaring sesuai kapasitas pemerintah daerah. Karena itu dia yakin setiap aspirasi itu nantinya dapat direalisasikan dalam APBD dengan prinsip skala prioritas.
Dia pun tetap berusaha bijaksana menyikapi setiap aspirasi warganya. Jangan sampai ada pembangunan dengan anggaran yang besar, tetapi kemudian justru menjadi sia-sia. Makanya dia tidak mau menggebu-gebu.
Bakhtiar mengakui bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik itu kuncinya harus merakyat. Jangan ketika kampanye untuk memenangkan pemilihan saja.
Dia ini membangun dari hati. Target hanya bagaimana masyarakatnya sejahtera.
Menuju "Indonesia Emas" memang membutuhkan sosok-sosok pemimpin muda yang tulus, cerdas dan energik. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H