Dari Oasis, kita diajak melihat langsung wujud nyata program CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Program ini digawangi oleh Djarum Foundation dengan motto "Bakti Pada Negeri". Diantaranya bakti sosial, olahraga, pendidikan, budaya dan lingkungan. Di kesempatan kali ini mengunjungi RUS Animation Studio SMK Raden Umar Said dan GOR Jati PB Djarum di Kudus.
Setelah mendengar paparan profil dan prestasi sekolah yang hebat dari Primadi H Serad selaku Program Director Djarum Foundation Bakti Pendidikan, memasuki gedung studio membuka cakrawala berpikir akan bagaimana selayaknya tempat belajar modern jaman now. Di studio ini tersedia perangkat-perangkat canggih untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran ilmu grafika, desain komunikasi visual, animasi, rekayasa perangkat lunak, hingga fotografi. Setiap ruang belajarnya didesain artistik, imajinatif, dan sangat nyaman. Tak heran jika siswanya betah berlama-lama belajar.
Primadi H Serad menyebutkan, SMK Animasi Raden Umar Said memiliki kurikulum khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan sebagaimana praktek bekerja di lapangan. Karena itu semua fasilitas diserupakan dengan yang ada di dunia kerja profesional nantinya. Standar kompetensi itu terbukti dengan banyaknya jebolan SMK Animasi yang handal telah bekerja di perusahaan-perusahaan ternama di dunia.
Djarum Foundation sendiri mengucurkan dana bakti pendidikan sebesar Rp35 miliar untuk program SMK Animasi tersebut. Siswa berasal dari daerah setempat dan memang diutamakan dari golongan keluarga ekonomi tidak mampu. Sekarang SMK Animasi sendiri telah mampu menghasilkan income dari berbagai project pesanan yang digarap.
Sebenarnya masih ingin berlama-lama di dalam studio yang keren itu. Tetapi waktu terbatas. Selanjutnya menuju Gedung Olahraga (GOR) Jati PB Djarum.
PB Djarum memang telah banyak berkontribusi bagi gemilangnya prestasi bulutangkis Indonesia di pentas dunia sejak era 1970 hingga saat ini. Ingat nama-nama besar seperti Alan Budi Kusuma, Harianto Arby, Antonius Budi Arianto, Minarti Timur, Ardy B Wiranata, Denny Kantono, Budi Santoso, Eddy Hartono, Liem Swie King, Rudi Gunawan, Zelin Resiana, dan Yuliani Sentosa?
Mereka adalah para juara bulutangkis dunia jebolan PB Djarum.
GOR Jati sendiri diresmikan pada tahun 2006. Terletak di atas lahan seluas 43.200 m2. Memiliki 16 lapangan bulutangkis, serta asrama bagi para atlet binaan. Di GOR dengan fasilitas latihan terbaik di Asia inilah para atlet dilatih sejak dini. Atletnya hasil seleksi jalur pencarian bakat dan kejuaraan dari seluruh wilayah Indonesia. Saat ini sedikitnya ada 194 pemain binaan PB Djarum.
Setelah sesi tanya jawab, kami diperkenankan uji bermain dengan dua atlet binaan usia dini yang sedang berlatih. Bayangkan, untuk meraih 1 poin saja sangat sulit. Padahal atlet yang dilawan masih anak-anak. Memang pantaslah mereka sebagai calon-calon pebulutangkis kelas dunia.
* Terlalu Manis Untuk Dilupakan
GOR Jati menjadi tempat terakhir yang dikunjungi sebelum acara penutupan sambil makan malam di Restoran Istana Semarang. Sesi penutupan ini bertabur hadiah menarik dari lomba foto dan kuis gokil yang diberikan pembawa acaranya.