* Bertemu Naga di Breksi
Sekitar 30 menit perjalanan bus dari Prambanan, tiba di Tebing Breksi, Desa Sambirejo, persisnya sekitar 15 km dari pusat Kota Yogyakarta. Kawasan perbukitan batu vulkanik ini adalah sisa Gunung Purba Nglanggerah. Tiga tahun lalu Breksi diresmikan sebagai objek wisata terbaru. Sebelumnya bebatuan Breksi ditambang oleh warga desa untuk bahan bangunan dan kerajinan tangan.
Secara umum Breksi tampaknya masih dalam tahap pembenahan, namun sudah hits. Panorama alam yang disuguhkan memang sangat memesona. Di kejauhan arah utara kelihatan keperkasaan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Candi Prambanan pun masih tampak dari puncak tebing. Pada salah satu dinding tebing ada ukiran dua tokoh pewayangan yang sedang bertarung. Di bagian depannya ada ukiran lagi, sesosok ular naga raksasa yang sedang menuruni tebing. Kawan-kawan langsung melahap pesona geowisata itu dengan berswafoto sepuasnya.
Sayangnya jelajah Breksi hanya sampai pukul 16.30 WIB. Selamat tinggal Breksi. Mungkin dua tahun lagi tempat itu menjadi objek wisata yang juga mendunia.
* Ada Kopi yang Membara
Usai dinner di restoran hotel tempat menginap, saatnya hangout di Yogyakarta. Menjelajah di keramaian di sepanjang Jalan Malioboro yang iconic.
Eksplor diawali dengan menyusuri jalan menggunakan andong (kereta kuda), satu moda transportasi tradisional yang masih awet dipertahankan. Rutenya Hotel Ibis ke Alun-alun Utara. Lalu balik arah dengan berjalan kaki.
Kota batik ini sangat hidup saat malam hari. Menyusuri Malioboro mengingatkan kita akan lagu "Yogyakarta" milik band Kla Project. Penggalan liriknya "Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna... Ramai kaki lima menjajakan sajian khas berselera. Orang duduk bersila. Musisi jalanan mulai beraksi...".
Malioboro memang keren. Usai berburu souvernir kain batik dan miniatur unik, nongkrong di salah satu lesehan kaki lima yang berjejer di satu sisi jalan. Untuk minuman kupesan kopi.
"Monggo Mas, silahkan dicobain, ini Kopi Joss namanya, khas Yogya," tutur seorang pemuda pelayannya.