"Oh, udah 1 bulan-an. Mau baca-baca?"
"Berkunjung aja, mau cari tempat belajar..."
"Sebenernya ini tempat yang bagus. Di sana banyak ruangnya, di kamar pojok. Kalau kamar fantasi, cocok buat baca novel." jelas wanita itu menggambarkan sekilas ruang-ruang baca di sini.
"Oh... oke..."
"Atau ke kamar arsip, nanti kesannya beda."
"Beda gimana? Kakak sudah keliling?"
"Iya... mereka buat kamar arsip ga membosankan... ga cuma dipajang sistematis..."
"Wah... mau liat bentar, deh."
"Oke, aku juga mau ke sana."
Memasuki kamar arsip, dengan kusen pintu berwarna kayu yang melengkung menyambut mereka. Lampu dinyalakan berwarna hangat, berbeda suasana dengan lobby dan kamar-kamar khusus itu. Pria itu mulai tertegun dengan koleksi arsip di sini.
"Yang punya kolektor kayaknya, ga punya tempat aja." singkat perempuan itu sambil lanjut berkeliling. Pria itu mengamati arsip yang juga sebagai pajangan barang antik. Terdapat beberapa buku dengan cover lumayan usang, dan beberapa gulungan dengan aksara layaknya sansekerta.