Mohon tunggu...
Monna Listiwiwaty
Monna Listiwiwaty Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Apabila sesuatu yang kau senangi tidak terjadi, maka senangilah apa yang terjadi -Ali bin Abi Thalib-

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pandemi dan Peluang bagi Petani

13 Januari 2021   05:20 Diperbarui: 13 Januari 2021   05:55 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumentasi Penulis

Peningkatan angka kebutuhan jutaan penduduk yang terjadi secara terus menerus dan secara wajib harus dipenuhi oleh negara. Oleh karena itu, peran penting dari setiap elemen akan sangat membantu menjaga kestabilan perekonomian negara jika ancang–ancang negara maju masih sulit didapatkan. 

Penyebaran COVID-19 yang semakin merajalela tentunya memberikan dampak pada sejumlah sektor usaha di tanah air, dimulai dari sektor pariwisata hingga perdagangan. Pada sektor pertanian sendiri, dampak pandemi COVID-19 yang dikhawatirkan akan berkaitan dengan kondisi kesehatan para petani.

Pernyataan ini merujuk pada pernyataan FAO (Food Agriculture Organization) yang menyebut bahwa dampak pandemi akan lebih berat pada komunitas rentan yang sudah bergulat dengan kelaparan atau krisis lainnya, terutama bagi negara–negara yang sangat bergantung pada makanan impor. Kelompok–kelompok yang rentan juga termasuk petani skala kecil, peternak dan nelayan.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 mengatakan bahwa usia petani utama laki–laki yang ada di Indonesia berada pada kisaran umur 45 hingga 54 tahun, sedangkan usia petani utama perempuan berada pada rentang usia di atas 55 tahun.

Data tersebut menunjukkan bahwa usia rata–rata petani di Indonesia merupakan usia yang rentan terpapar COVID-19. Mayoritas usia tersebut ada di karenakan kurangnya antusiasme kaum muda untuk ikut serta dalam memajukan aktivitas pertanian secara modern agar pertanian tidak ragu kehabisan generasi petani di masa depan.

Sejauh ini masih belum ada gangguan signifikan terhadap pasokan pangan yang diakibatkan oleh menurunnya kesehatan petani terutama petani desa, akan tetapi input yang dibutuhkan dalam budidaya pertanian seperti pupuk dan pestisida dimana bahan aktifnya bergantung pada barang impor pun cukup menjadi penghalang bagi para petani untuk berkegiatan dikarenakan akses impor barang yang mulai lambat.

Selain itu juga masih banyak terdapat permasalahan di sektor pertanian yang harus menjadi perhatian agar tetap mempertahankan keefektifan pertanian demi kestabilan ekonomi negara, seperti gangguan rantai pasok, keterbatasan ilmu teknis dan sumber daya manusia dalam berbudidaya, dan sebagainya.

Namun, adanya pandemi COVID-19 tentu tidak sepenuhnya membawa kerugian besar untuk kita, masih ada harapan bagi indonesia agar dapat mengambil peran dalam pembangunan perekonomian melalui bidang pertanian, terkhusus dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan nasional, karena bukan rahasia lagi jika Indonesia selama ini masih mengimpor bahan pangan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan jutaan penduduknya. 

Sektor Pertanian Menjadi Peluang Ekonomi Dikala Pandemi

Pandemi COVID-19 yang terjadi sepanjang tahun 2020 hingga saat ini, memberikan berbagai dampak multisektor bagi Indonesia. Walaupun demikian, sektor pertanian yang menjadi sektor terpenting bagi Indonesia tentunya tidak boleh berhenti beroperasi, guna memenuhi kebutuhan pangan bagi 267 juta jiwa penduduknya.

Jika pangan sudah bermasalah, selanjutnya pasti akan menimbulkan permasalahan lain seperti masalah kesehatan dan sosial ekonomi yang tentunya akan semakin memberatkan pemerintah sepanjang pandemi berlangsung. FAO pun sudah memperingatkan bahwa jika pandemi terus berlangsung maka potensi terjadinya krisis pangan global akan meningkat, karena rantai pasokan pangan dunia terancam akibat pemberlakukan karantina wilayah, pembatasan sosial, dan larangan untuk melakukan perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun