Mohon tunggu...
Monika Sebentinabr
Monika Sebentinabr Mohon Tunggu... Administrasi - Love your self

Saya sangat suka menulis puisi, cerita , membaca serta menyanyi. Impian saya menjadi penulis terkenal.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bait-bait yang Tak Berakhir

1 April 2021   14:53 Diperbarui: 1 April 2021   14:59 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

- Monika Sebentina

LUKA KU BALASAN LUKA MU-ITU KATA MU

Kamu menatap pada mata ku yang kian tertutup oleh bendungan

Sapaan pada kilatan amarah menyapu dipelataraan retina pupil ku

Aku bertanya pada diri ku

Apa tangan mu akan melepas dengan ringan ditubuh ku

            Aku berkata pelan dengan tekanan pada tangisan yang tidak ingin kau dengar

            Hei kau ...

            Bukan kah aku yang sedang terluka karena dustamu

            Bukankah hati ini yang telah kau rusak dengan kebohongan mu

            Tapi seperti aku yang kau pojokkan, seperti aku adalah penyebab semuanya

Katamu dengan nada yang panjang

Luka mu adalah balasan ku atas luka ku yang panjang di masa lalu

Aku kembali hanya untuk menoreh lebih dalam sakit

Aku kembali hanya untuk kau bisa merasakan hati ku yang terkoyak dimasa lalu karena mu

Itu balasmu pada ku, sayang karma ku telah ku terima untuk beberapa dusta mu

Tapi mengapa kebohongan masih terus berlanjut, dan kau hanya diam membisu

AIR MATA IBU KU

Bu

Kau berjalan tanpa henti untuk mencari segenggam nasi

Kaki mu hanya beralaskan sandal yang sudah usang

Orang-orang melihat mu bukan karena kasihan

Tapi merasa risih dengan penampilan mu yang tidak selayaknya

            Bu

            Aku menangis mengikuti dibelakang mu

            Tapi kau menampilkan wajah gembira seakan tidak terjadi apa-apa

            Kata mu tentang mereka " Tidak apa nak, mereka hanya tidak mengerti

            Tentang kita "

            Tapi apakah ibu tahu, aku melihat bahumu yang bergetar tanpa kau sadari

Bu

Bisakah kau menunggu sedikit saja lebih lama

Nanti jika waktunya telah tiba

Akan kubuat mereka terdiam karena malu

Mata mereka hanya tertunduk karena mengerti 

Sedikit lagi saja bu, senyuman mu ku kembalikan dengan lirih yang tulus

 

`KITA SEMUA INDONESIA 

Aku berdiri diujung gunung tertinggi

Melihat indahnya negeri ku

Ku bawa bendera Merah Putih tercinta

Mengangkat tinggi dan ku kibarkan dengan lepas

            Ingatlah bangsa ku bahwa kita ini Satu

            Ingatlah negeri ku kita ini semua satu adalah Indonesia

            Janganlah kau beri batas-batas pada negeri

            Sehingga terpecah tidak ada lagi harga jasa para pahlawan ku

Telah gugur pahlawan di banyak peperangan

Ada yang telah tersiksa wafat dengan keji

Dan  sekarang kau hargai dengan pikiran-pikiran mu yang ingin

Memecahkan bangsa

Pahlawan ku yang perjuangkan semua

Jangan kau rusak dengan pikiran mu yang rendah

Pahlawan ku bertumpah darah Satu

Menyatukan negeri menjadi Indonesia

Jangan lupakan itu tanam dalam jiwa patriot mu

           

KAMU YANG DINANTI 

Dalam tangis aku membawa harapan saat bersembah sujud

Ku lipatkan tangan berkata-kata dengan doa yang ku lantunkan

Setiap hari tidak pernah berhenti

Setiap hari ku serukan apa yang ku rindukan pada Tuhan yang maha mendengar

            Bertahun-tahun aku dilema dalam penantian

            Pikiran berlalu dengan banyak pertanyaan

Apakah sebenarnya aku tidak pantas ?

            Atau mungkin hanya waktu yang belum mau memberi jawab

Ku usapkan tetesan air mata saat garis hanya memperlihatkan Satu

Ku letakkan tangan menekan sesak saat tawa yang ku inginkan bisa ku lihat

Bagaimana rasanya jika dia terasa di dalam rahim

Bagaimana rasanya mendengar kabar bahagia dari dua garis merah itu

            Tuhan 

            Kapan dia yang dinantikan datang dalam kebahagiaan

            Kapan dia yang dinantikan datang dengan penuh harapan

            Aku sesak menahan rasa merindukan dia untuk segera ada

            Aku sakit disetiap luka dengan hinaan orang yang terus bertanya

UNTUK IBU KU-DARI ANAK MU YANG AKAN MENIKAH

Bu

Ada banyak ucapan terimakasih yang ingin ku sampaikan

Tapi lidah ku terasa kelu hanya untuk mengungkapkan kata

Ada pula beribu maaf yang ingin ku katakana pada mu

Tapi mengapa bibirku juga tertutup dan merapat saat menatap mu

            Bu

            Mungkin keegoisan dan gengsi menutupi wajah ku

            Tapi aku ingin kau tahu bahwa sebenarnya aku begitu mengasihi mu

            Kini, anak mu telah tumbuh dewasa dan akan segera menikah

            Seorang lelaki mempersunting ku dan mengajak untuk hidup bersamanya

Aku tahu ada banyak kesedihan yang kau rasakan

Bukan karena engkau tidak bahagia atau bahagiaku

Tapi perasaan mu yang mulai kesepian tanpa ada ayah

Tapi juga karena usia mu yang bertambah tua hingga hati mu begitu sensitive

            Bu

            Aku memegang mu, setelah kecil hingga dewasa kau memegang ku

            Aku menjaga mu, setelah kecil hingga dewasa kau menjaga ku

            Aku melayani mu, setelah kecil hingga dewasa kau melayani ku

            Aku memberi mu banyak cinta meski aku juga akan membagi cinta untuk

            Untuk keluarga kecil ku nantinya

Bu

Jangan takut dan merasa kesepian

Jangan bersedih dan merasa sendirian

Karena sebenarnya pemisah itu hanyalah ketika Tuhan telah berkenan untuk memanggil

Tapi selama kita masih bisa saling bertatap muka dan bersentuhan kulit

Aku ini masih anak mu , Darah daging mu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun