Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 40, Tarung Gendala 1

25 Agustus 2021   12:35 Diperbarui: 25 Agustus 2021   12:52 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semburat Putih  Pelangi  Kasih (  Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto)

Mereka juga tidak punya tatakesopanan atau cinta kasih yang tulus dalam persahabatan. Sebagai wanita, mestinya mereka bisa ditata dan menata diri. Namun keadaan mereka tidak menunjukkan sikap seperti wanita. Ketiganya terlampau kasar dan keras dalam bersuara dan bertutur kata.

"Iya, ya, seorang wanita tidak pantas tertawa sampai kelihatan telaknya, melebihi laki-laki, bahkan seperti 'banas pati'," ujar Kenanga.

Jadinya aku ingin mencobai mereka untuk melihat reaksinya. Pada pagi yang cerah itu Eyang menyuruhku memanen kacang dan koro di kebun bersama mereka bertiga. Sengaja kupakai kemben jarit halus yang dibawakan oleh Ibunda Ratu dan kupakai kalung berlianku.

Aku hanya ingin tahu bagaimana sikap dan reaksi mereka melihat aku memakai perhiasan melebihi keseharian yang terlihat dari para penghuni padepokan. Sejak awal mereka sudah mengira aku ini anak orang kaya. Benar saja, mereka mulai tertarik.

Tarung  Gendala  (  Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto )
Tarung  Gendala  (  Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto )

Bui bertanya padaku, "Sanggra, kalungmu sangat bagus. Kamu beli di

mana?"

"Ini kalung pemberian eyangku. Katanya itu kalung kenangan."

"Memangnya eyangmu punya jabatan tinggi di kerajaan, ya?" tanya Sekung

dengan senyum sedikit masam.

"Jadi lurah," jawabku singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun