Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 40, Tarung Gendala 1

25 Agustus 2021   12:35 Diperbarui: 25 Agustus 2021   12:52 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ya sekarang engkau mesti melaksanakan perutusanmu dari Sang Hyang

Widhi sendiri."

"Mulailah menjadi tanda, terang dan garam di padepokan ini."

"Kehadiranmu harus dirasakan bedanya bagi seluruh warga di sini."

"Semoga, Mpu, hamba mohon restu."

"Ya, semoga ketulusanmu berjuang seperti ketulusan romomu."

"Di sini sebentar lagi perutusanmu akan dimulai. Waspadalah."

"Baik, Eyang Mpu," jawabku.

Maha Mpu Barada memang sering tahu sebelum winarah, tahu sebelum kejadian itu terjadi. Maka akan kuperhatikan nasihatnya. Mpu Barada juga berkata bahwa aku harus segera pulang ke padepokannya.

Sebelumnya aku berniat pergi ke kebun setelah keluar dari padepokan tengah, karena saat ini saatnya panen kacang dan jagung. Selain berolahraga, aku juga senang berkebun. Di sana aku dapat menghirup banyak oksigen karena setiap dedaunan adalah gudangnya oksigen, gudang kehidupan yang sangat baik untuk kelancaran darah dalam tubuh dan otak.

Sebelum aku berangkat ke kebun kudengar ada yang tidak beres. Aku mencintai perdamaian, namun hatiku serasa tercabik manakala kedamaian itu diporakporandakan oleh ketidakjujuran dan pengkhianatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun