"Aku akan membawamu kepada Putraku malam ini, karena Dia-lah yang berhak memberkati setiap kesucian, agar semakin suci dipersembahkan di hadapan Bapa-Nya, Bapaku, dan Bapamu juga.
"Ribuan tahun yang lalu aku juga mengalami peristiwa yang dahsyat, didatangi malaikat Gabriel yang menyampaikan kabar bahwa aku akan mengandung dari Roh Kudus. Semua kejadian itu telah kuceritakan kepadamu, kan? Aku menjalani hidup suci murni, meskipun aku bertunangan dengan Yosef, kekasihku, yang akhirnya setelah diterangi Roh Tuhan dalam mimpinya, dan akhirnya dia menikahi aku serta menjadi bapa bagi anakku, yang memelihara dan melindungi Dia di dunia.
 Dia suami yang baik yang mengajari Taurat bagiku dan anakku serta taat pada Yahwe Ellohim. Dari padanyalah Putraku mendapat silsilah sebagai keturunan raja sekaligus Nabi Daud, raja Israel nan maha besar.
"Aku dan Yosef, meskipun kami suami istri tapi kami hidup murni sampai mati, hanya perkara-perkara Tuhan yang kami lakukan supaya apa yang ditulis dalam Kitab Suci digenapi. Hidup suci adalah mungkin kalau kita terbuka akan karya rahmat. Rahmat-Nya akan tercurah membuat kita mampu menjalani apa pun situasinya. Dia amat berkuasa, bagi-Nya selalu terlaksana, tiada yang mustahil bagi Dia, Sang Penguasa Jagad Raya.
"Ayo, Putriku, teruskan peziarahanmu menuju jalan kebenaran dan kehidupan, mengikuti jalan Putraku yang penuh pengorbanan dan perjuangan menuju kesucian sejati. Aku akan terus mendampingimu. Aku gadis dari Nazareth, sebagai menara yang mengantarmu menuju Surga Nirwana."
Aku menapak perlahan dan berjalan menembus riak dan deburan ombak di atas jalan perak menuju rembulan purnama. Dibimbing tangan Dewi Maria yang lembut. Tangan yang selalu bekerja keras, dan menjadi penyalur berkat bagi sesamanya. Tangan yang selalu mendekap Putranya yang adalah Tuhan Penguasa Semesta, tangan yang setia menyuapi putranya ketika masih bayi, juga tangan yang setia sampai akhir mengusap darah Putranya, darah yang telah tercurah untuk menebus dosa manusia.
Tangan ini yang sekarang menggandengku, menyalurkan kehangatan rahmat dari surga. Yang menjadikan jiwaku segar terlahir kembali untuk meneladani kesuciannya. Kehangatan itu merambah seluruh tubuh dan jiwaku, sehingga tubuhku seringan kapas menapaki jalan perak menuju purnama malam ini.
( Bersambung )
Â
Oleh  Sr. Maria  Monika  SND
20 Agustus, 2021
Artikel  ke :  443
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H