dalam kebaikan dan kebajikan."
"Amin," jawab Eyang. "Sekarang kamu istirahat saja dulu, sebentar lagi makan siang bersama. Kita akan berkumpul di pendopo tengah. Kalau kentongan yang dipukul satu kali, itu tanda waktunya makan."
Kumanfaatkan waktuku untuk berjalan-jalan berkeliling padepokan. Tempat
ini hampir sama dengan Padepokan Liman Seto, hanya saja di sini tanahnya
datar.
Aku senang karena banyak pohon buah-buahan dan bebungaan, sehingga jika ada angin bertiup semerbak harumnya menyebar ke mana-mana. Saat ini pohon sawo beludru sedang berbunga sampai berjatuhan memenuhi tanah. Aroma wanginya yang manis dan khas itu menyengat hidung, seperti minyak suling yang memberi aroma terapi, menenangkan pikiran.
Pohon jambu dersono juga sedang berbunga. Bunganya yang merah banyak berjatuhan memenuhi tanah, membuat pemandangan terlihat seperti permadani Turki yang terbentang indah dengan warna merah cerah hampir mendekati warna nila yang memesona.
Suasana padepokan memang selalu menyenangkan, tenang, damai, hening dan auranya menyegarkan pikiran dan menyehatkan badan. Tapi itu tergantung kita yang merasakannya. Suasana sungguh mendukung mengajak ke arah keheningan batin, namun jika hati tidak ikut hening, ya, percuma saja. ( Bersambung )
Â
Oleh :Sr. Maria  Monika  SND
17 Agustus, 2021
Artikel  ke :33
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H