Aku keluar dari bilik lopo dan menuju pendopo. Eyang Ambar Kenanga
sudah menungguku di sana.
"Bagaimana, Ngger, cucuku, dirimu telah mengalami kesegaran rohani?"
 "Iya, Eyang. Terima kasih atas waktunya, saya sudah diizinkan untuk
 tinggal di sini dan ngangsu kawruh dari Eyang."
 "Ya, itulah tujuan romomu mengirim ke Padepokan Liman Seto, dan Kakang Barada memilih padepokan ini untuk menguji kemampuanmu. Kamu harus berkembang dan jangan segan-segan bertanya pada Eyang. Apa yang kamu alami hari ini dalam meditasimu?"
Luar biasa. Eyang bisa menebak apa yang telah kualami. Tubuhku tiba-tiba memanas, sepertinya ada yang tidak beres di sini. Aku pun berusaha menyimak dan mencari tahu dengan aji rogoh sukma yang diajarkan oleh Eyang Mpu Baradha.
Aku segera menceritakan semua yang kualami kepada Eyang Ambar
Kenanga.
"Nah, itulah, cucuku, kau sudah mengalami kemajuan dengan menggunakan ajimu. Nanti akan banyak tabir terkuak dan dirimu banyak melatih seluruh kemampuan indramu. Kau akan bertemu dengan siapa yang kau maksud. Cobalah berteman dengannya. Nanti kau akan semakin merasakan pengaruhnya."
"Baik, Eyang, saya mohon doa restu dari Eyang. Semoga saya berkembang