"Oh, tidak, Romo. Aku sedang membayangkan betapa luar biasa perjuangan
Romo membangun kerajaan sampai sebesar ini."
"Ya, anakku, ini semua anugerah. Romo juga sering bertanya kepada diri sendiri mengapa harus Romo yang mengalami semua ini.
 Inilah yang mengingatkan Romo untuk selalu eling lan waspodo (ingat dan waspada). Menjadi raja tidak boleh bersikap melik gendhong lali (lupa daratan), yang membuat orang yang sudah berkuasa lupa akan tujuan hidup semula, bahwa hidup untuk memuji Sang Murbeng Jagad dan mengabdi serta membantu sesama."
 "Hidup harus dihiasi dengan banyak berbuat kebajikan kalau kita ingin selamat dan sempurna bersatu pada Sang Hyang Widhi. Baiklah, Romo lanjutkan ceritanya. Wilayah kerajaan Romo waktu itu hanya meliputi daerah Sidoarjo dan Pasuruan sepeninggal ayahanda Dharmawangsa Teguh, eyangmu.
"Banyak daerah bawahan yang melepaskan diri, apalagi rakyat diporakporandakan sewaktu penyerangan Raja Wurawari. Kehidupan rakyat menjadi porak-poranda karena dia adalah raja yang bengis dan tidak berperikemanusiaan.
"Bagi rakyat kecil yang tidak punya kekuatan hanya bisa menurut pada perintahnya, karena kalau tidak, akan mendapat siksaan atau bahkan dibunuh. Itulah sebabnya banyak rakyat yang mengungsi. Dalam peristiwa ini Romo bertemu dengan Maha Mpu Baradha yang sakti mandraguna, yang asalnya dari daerah Blora atau yang disebut Lemah Citra.
"Dari Mpu Baradha, Romo banyak belajar falsafah hidup dan tatacara pemerintahan, bagaimana mengutamakan kepentingan rakyat. Mpu Baradha bisa merasakan bagaimana penderitaan rakyat kecil, walaupun dia berasal dari keturunan Brahma. Beliau selalu hidup dan berpihak kepada rakyat jelata. Padepokannya terletak di Lereng Gunung Mayit, yang membentang antara Rembang dan Blora.
"Di situ tanahnya subur, gemah ripah loh jinawi. Desa tempat Mpu Baradha yang disebut Lemah Citra atau Desa Sayuran itu banyak menghasilkan sayur mayur, palawija, buah-buahan, dan padi. Tapi paling terkenal karena mutu sayur-mayurnya. ( Bersambung)
Â
Oleh : Sr.Maria  Monika  SND
24 Â Juli, 2021
Artikel  ke  415
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H