Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Semburat Putih Pelangi Kasih Episode 11 Yoganidra 20

22 Juli 2021   10:08 Diperbarui: 2 Agustus 2021   10:57 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ketika pesta pernikahan sedang berlangsung, pada hari ketiga di alun-alun kota dekat kerajaan, di tempat semua pertunjukkan digelar untuk memeriahkan pernikahan Romo, tiba-tiba kota Watan diserbu Raja Wurawari yang berasal dari Lwaram[1], yang merupakan sekutu Kerajaan Sriwijaya. Dalam serangan itu, Paman Dharmawangsa Teguh tewas, sedangkan Romo dapat meloloskan diri ke hutan pegunungan (Wonogiri) ditemani paman Mpu Narotama yang setia menjadi pembantu, tepatnya pengasuh Romo dari kecil.

Gambar  Erlangga  sewaktu  masih  muda  bersemadi  (Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto)
Gambar  Erlangga  sewaktu  masih  muda  bersemadi  (Lukisan  Bp.Y.P  Sukiyanto)

Saat pelarian Romo dari huru-hara itu, Romo berusia 16 tahun. Romo tidak tahu bagaimana nasib ibumu, semua kuserahkan pada perlindungan Sang Hyang Widi, yang berkuasa atas hidup mati seseorang. Dengan demikian meskipun sedih, hati Romo bisa merasa tenang. Itu masa tersulit bagi Romo, karena Romo sangat menyayangi ibundamu. Tapi mengapa kami harus dipisahkan karena perang.

"Romo memutuskan untuk bertapa, dengan hidup dalam keheningan dan mati raga, batin Romo semakin bening mengalami pencerahan dan hati Romo makin wening, jernih untuk mendengar gema yang bergaung di sumur nurani Romo yang paling dalam. Dedaunan hutan dan wi gembili bakar yang menjadi santapan Romo, semua disediakan Paman Narotama yang setia.

 Sungguh Paman Narotama contoh seorang yang taat dalam suka dan duka, dalam untung dan malang tuannya. Kesetiaannya teruji, meskipun tanpa upah. Romo tidak memiliki apa-apa selain kain ikat dan celana pendek yang melekat di badan.

"Hari sudah larut malam, Anakku, apakah engkau masih mau mendengar

cerita Romo?"

"Ya, Romo Prabu, Nanda ingin mendengar cerita Romo sampai tuntas."

"Baiklah kalau kamu belum mengantuk dan masih tertarik untuk mendengar cerita Romo. Masa pertapaan adalah masa yang sangat berat, namun Romo merasa dilimpahi anugerah dan kekuatan, serta kecermatan untuk mendengar hati nurani lebih tajam.

 Bayangan bundamu memang selalu menghantui Romo, tapi Romo bisa merasakan bahwa bundamu pasti selamat dalam keadaan baik. Godaan menahan panas terik pada siang hari, dan kikisan dingin malam sungguh luar biasa memampukan romo untuk melatih ketahanan tubuh.

"Romo dan eyangmu Paman Narotama membuat dua pondok kecil di tengah hutan. Romo bercocok tanam dalam diam untuk dapat melestarikan pepohonan supaya tetap tumbuh mengatur dan berkembang sesuai habitatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun