Demikian pula apabila yang dirasakan adalah banyak hal negatif, dia juga akan berkembang dengan menyimpan dan mudah terpancing oleh hal-hal yang negatif. Kalau ibundanya menerima dia, dia akan mudah menerima orang lain, lingkungannya, mudah bersahabat, dan menghargai hidup persaudaraan. Namun jika ibunya menolak dia, sang jabang bayi akan merasa ditolak dan dia juga akan menolak segala bentuk kasih sayang, perhatian dari sesamanya.
Bisa jadi dia akan menuntut untuk mendapatkan semua yang belum dirasakan sejak dalam kandungan ibu dengan ulah yang menggemparkan baik bagi ibunya sendiri maupun orang-orang sekitarnya. Oleh karena itu setiap perempuan hendaknya berhati-hati saat dia mengandung.
Saat itulah dia sungguh diproklamirkan sebagai perempuan, dia sebagai empu yakni mengandung dan menyimpan, memelihara benih kehidupan di dalam rahimnya. Benih yang dianugerahkan Sang Khalik agar kelak berbahagia, memuji dan mengabdi Hang Murbeng jagad penguasa alam semesta yang telah mencintai setiap jabang bayi.
Setiap bayi yang lahir dicintai-Nya dengan cinta tanpa syarat. Setiap bayi adalah buah cinta kasih, maka dihormati dan dilindungi serta dicintai keberadaannya. Itulah tanggung jawab pria dan wanita dalam melangsungkan dan mengikat diri dalam pernikahan. . Â ( Bersambung )
Â
Oleh  ; Sr  Maria  Monika  SND
13  Juli  2021
Artikel  ke : 400
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H