Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Gunung Tabor Bapa Mewartakan Janji-Nya

16 Maret 2021   12:06 Diperbarui: 16 Maret 2021   12:15 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja di Gunung Tabor (Israeltravel.com)

Situasi  Gunung  Tabor

Bunga  rumput  putih  seperti  bulu-bulu  merpati  bergoyang  gemulai, dimainkan  angin  berhembus,  nampak  sangat indah dari  kejauhan bagai  burung  putih  terbang  berirama.

Suasana nan  asri  alam  penggunungan  mengantar  kami  para  peziarah  untuk naik  menuju  Gunung  Tabor, yang  merupakan  Gunung  tertinggi  di Tanah Suci,dengan  betuk  bulat  dan  tebing  yang  curam, dengan  ketinggian 613 meter di atas permukaan laut dan  460  diatas  lembah.

Letaknya  disebelah  utara  Israel, diujung  timur  Lembah Yizreel,9km  sebelah  timur  Nazareth dan kira -kira 11  mil = 17 km  sebelah barat Danau Galilea.

Secara geografis, gunung Tabor yang terletak di tengah dataran rendah yang  memang  mempunyai  daya  tarik  luar  biasa keindahannya.  Merupakan  jalan  utama  yang  strategis antara  selatan  dan  utara sejak  jaman  dulu, yang  merupakan jalan    penting  dan  banyak  dilalui oleh  orang  Roma, Yunani  dan para  tentara/  pasukan  pada  masa  perang  salib.

Hingga  kinipun Gunung  Tabor  banyak  dikunjungi para  peziarah.bukit-bukit di sekeliling termasuk Hamoreh Givat, dan ke Utara - Gunung Hermon yang  memikat  dengan  keindahan  salju dimusim  dingin sama  -sama  disukai  oleh  para  peziarah (seperti yang ditulis dalam Mazmur: "Tabor dan Hermon hendaklah bergembira dalam nama-Mu" ( Mazmur 89 ayat  13)

Pater  Robby  Wowor menggodai  kami  katanya:" Nanti  kami  naik  Onta  keatas, tapi  Ontanya  minum  Limosin"  Memang  sewaktu  kami  naik  menggunakan  bus  besar.

Sepanjang  perjalanan  yang  berkelak  kelok, mata  kami  dipuaskan  dengan pemandangan  indah  ala  pegunungan. Dilembah  sana  adalah  Amagedon   pusat  pasukan  Israel  menempa  diri. Sepanjang  perjalanan  sangat  elok  menawan, hijau  pucuk-pucuk  cemara  dan  pepohonan  lainnya  menambah  segarnya  suasana.

Sesampai  di terminal, para  peziarah  bergantian  naik kendaraan  yang  jauh  lebih  kecil, cukup  untuk  10 orang  untuk  menuju  puncak  Tabor.  Kembali  kami  menempuh  berjalanan  yang  lebih  berkelak  kelok,  jalannya  lebih  kecil, semakin  tinggi  semakin  indah  melihat  pemandangan  dibawah.Jika  saat  ini  kita  bisa  mendaki dengan  mobil  kecil, tidaklah  mudah  pada jaman  dahulu  untuk  sampai  ketempat  ini mesti  jalan  kaki  mendaki  anak  tangga  kira  kira  4.340 banyaknya.

Gunung  ini sangat  tinggi dan  letaknya  sangat  unik, sehingga  mudah  dikenali  apalagi  keindahannya  memang  sangat  mempesona.

Peristiwa  Transfigurasi

Transfigurasi ( katholik. com )
Transfigurasi ( katholik. com )

Layaklah  kalau  Allah  Bapa  memilih  tempat  ini  untuk  memproklamirkan  tugas  PUTRANYA. Peristiwa  Transgigurasi  yang  mencengangkan  yang  dapat kita simak dan  baca  di   Injil  Matius. 17:1-8, Markus. 9:2-8  Lukas. 9:28-36.ketiga  Injil  Sinoptis  ini  melukiskan  begitu  indahnya  pertemuam  Yesus  dan  ke dua  nabi  besar  dalam  Perjanjian  Lama  yakni  nabi Musa  dan  nabi   Elia.

Dialah  Musa  dan  Elia  yang  membaharui  dan  menggenapi  segala  yang  tertulis dalam  Kitab  Suci  Perjanjian Lama, Dialah  Taurat  Baru  yang  Hidup, Yesus Sang  Juru  Selamat.

Marilah  kita  simak  kisah  bersejarah  ketika  Bapa  memproklamirkan Putera-Nya  yang  akan  sengsara  dan  wafat  buat  kita. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi.

Disitu mereka sendiri saja. Lalu Yesus berubah  rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.

Kata Petrus kepada Yesus: "Tuhan, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Jika Engkau mau, biarlah kudirikan di sini tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."

Dan tiba-tiba sedang ia berkata-kata turunlah awan yang terang menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara yang berkata: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia."mendengar itu tersungkurlah murid-murid-Nya dan mereka sangat ketakutan.

 Lalu Yesus datang kepada mereka dan menyentuh mereka sambil berkata: "Berdirilah, jangan takut!" Dan ketika mereka mengangkat kepala, mereka tidak melihat seorang pun kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka: "Jangan kamu ceriterakan penglihatan itu kepada seorang pun sebelum Anak Manusia dibangkitkan dari antara orang mati." Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?"

Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes (Matius. 17:1-8)

Dia  berubah  rupa, wajahnya  bersinar  terang  bak  matahari. Dia  berbincang-bincang  dengan  Musa  dan  Elia, peristiwa  ini  bukan  peristiwa  yang  biasa, 2  Nabi  besar  Perjanjian Lama  yang  telah  meninggal  kini  bercakap  dengan  Yesus  sebagai  saksi  perjanjian  Allah, Cinta  Allah  yang  baru  lahir  dan  hadir  diantara  umat-Nya. Yesus  menunjukkan  ke -Ilahian-Nya  dengan  kecemerlangan  rahmat  yang  terpancar  dari  tubuhnya, kekuatan  Allah  yang  melebihi  matahari.

Dialah  matahari  sejati  yang  lahir  dalam  kegelapan  malam  berubah  menjadi  terang. Terang  yang  menembus  dan  menghapus  kegelapan  dosa. Ketika  Dia  sebagai  matahari  dimatikan  oleh  manusia  dengan  wafat  disalib, siang  yang  seharusnya  benderang  menjadi  gelap  gulita  karena  matahari sejati tiada.

Tiada  untuk  sementara  tenggelam  dirahim  bumi, untuk  muncul  memancar  lagi, setelah  tiga  hari  bangkit  dari  kaematian. Dia  membuktikan  kesucian  yang  datang  dari  Allah, dan  DIA-lah  Allah  yang  berbelas  kasih, berkenan  menderita  karena  cinta-Nya  yang  tak  bersyarat  kepada  manusia.

Tempat  ini  sungguh  memberi  inspirasi, ketika  sampai  dipuncak  melihat  Gereja  Transfigurasi yang  dikelilingi  taman  nan  indah  penuh  bunga  dan  pohon-pohon  pegunungan ditengah  taman  terdapat  patung  Giovanni  Batissta  Montini (  Paus  Paulus  ke  VI )  saya  tidak  tahu  persis  apa  Paus  pernah  berkunjung  di tempat  ini, Namun  patung  tersebut  menunjukan  penghargaan  dari  dan  mungkin  untuk  Paus  Paulus ke VI. Karena  waktu  yang  terbatas  kami cepat  masuk  Basilika.  Kami tertegun  kagum ketika  masuk karena  indahnya  ornament  didalamnya  amat  artistic  dan  sacral, ada  getaran  kekudusan  yang  kurasakan, " Betapa  agungnya  tempat  ini"  lalu  kami mengadakan  ibadat  Sabda.

Gereja Transfigurasi (dok pri )
Gereja Transfigurasi (dok pri )
Kami  khusuk  merenungkan  apa  yang terjadi  ditempat  ini.  Tempat  yang  sacral  yang  dijadikan  Allah  Bapa  untuk  memproklamirkan  Puteranya  dihadapan  2  nabi  besar dan  disaksikan 3  murid  yang  menjadi  soko  guru  gereja.

Setelah  kami  mengadakan  Ibadat  sabda , kami  gunakan  untuk  mengunjungi  tempat  lain.  Gereja  ini  begitu  besar  dibangun  dengan  3  bagian,  sebuah basilika yang diapit oleh dua kapel di kedua sisinya.

Ketiga bagian ini mengingatkan  kita  semua akan pernyataan Petrus untuk membangun tiga kemah, satu untuk Yesus, satu untuk Elia dan satu lagi untuk Musa.

Pada bagian kanan adalah Kapel Elia. Dikubah dindingnya terdapat lukisan Elia yang sedang berdoa dan nyala api turun dari langit melahap kurban yang telah disediakan di atas mezbah (1 Raj. 18:20-46).

Di bagian kiri terdapat Kapel Musa. Musa dilukiskan dengan kedua tangan memegang dua loh batu yang bertuliskan  sepuluh  perintah  Allah(Kel. 20 :1-17).Kami  menyempatkan  diri  untuk  berdoa  dan  berfoto  ditempat  bersejarah  itu  dalam  suasana  hening

Basilika  megah yang  ada sekarang ini adalah hasil rancangan dan renovasi oleh tangan  seni Antonio Barlucci, seorang  arsitek Italia. Renovasi  diadakan antara tahun 1919-1924. Konon  menurut  ceritanya  sejak abad ke-3 di gunung ini sudah ada tiga kapel yang dipersembahkan untuk Yesus, Musa dan Elia.

Pada zaman Perang Salib, ketiga kapel ini disatukan menjadi sebuah basilika yang indah. Tembok-tembok maupun bangunan kokoh yang berdiri sampai sekarang di puncak gunung ini, sudah  ada sejak abad ke-12.

Ornamen dibelakang altar utamanya  begitu  indah  terbuat kaca berseni  Mozaik dengan gambar burung merak, yang merupakan lambang keabadian. Pada tembok kapel ini, dari kiri ke kanan, digambarkan empat perubahan Yesus yang lainnya, yaitu: kelahiran, perjamuan terakhir, kematian dan kebangkitan-Nya.

Di sebelah utara basilika ada Kapel Bunda Maria Tak Bernoda, sedangkan di sebelah selatannya terdapat Kapel St. Fransiskus Assisi.

Puncak Gunung Tabor dibagi menjadi  dua bagian  dan dipisahkan dengan tembok. Bagian selatan adalah milik para Biarawan OFM (Fransiscan), sedangkan bagian utaranya milik gereja Ortodoks Yunani.

Di sebelah tenggara basilika terdapat sisa mosaik dari zaman Bizantium serta menara indah yang dulu dipakai oleh tentara Islam. sedangkan di sebelah utara gereja terdapat reruntuhan biara OSB (St. Benedictus)

Gunung  Tabor  menyimpan  makna  dan  sejarah  bagi  Umat  Israel, jika  kita  memperhatikan dan  membaca  Kitab  Nabi  Yeremia 46: 18  :" Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Raja yang nama-Nya TUHAN semesta alam, ia akan datang seperti gunung Tabor yang menjulang di antara gunung-gunung lain, seperti gunung Karmel yang menganjur ke laut.

Konon  khabarnya  sebagai daya tarik wisata, setiap bulan April diadakan lomba maraton di sekitar Gunung Tabor untuk mengenang Yitzhak Sadeh, salah satu pendiri Angkatan Pertahanan Israel. Selain itu di ada juga perburuan binatang pada musim tertentu.

Gereja Transfigurasi dilihat dari samping ( dok pri)
Gereja Transfigurasi dilihat dari samping ( dok pri)
Para  Peziarah  turun  ke  Halte  pertama  dipuncak  gunung, memuaskan  dahaga  dengan  minum  jus delima  merah yang  segar.  Kelelahan  pupus  setelah  minum  jus  delima  itu  dan  kembali  melanjutkan  perjalanan  menuju  lembah  dan  kami  singgah  di  Gereja  Stela  Maris  dimana  terdapat  gua  tempat  pertapaan  nabi  Elia

Perjalanan  Menuju  ke  Haifa 

Biara  Stella  Maris   Carmelite  berada  di  Haifa  Israel,  sebuah  biara  yang  kokoh , artistis  dan  cantik  dengan  dilingkungi  pohon  pinus  serta  pohon   besar  lainnya  menambah  asri  suasana. Apalagi  dari seberang  jalan  nampak  pantai  laut  yang  membiru, membuat  para  peziarah  tertegun  kagum  enggan  beranjak  menikmati  indahnya  alam  yang  dapat  dilihat  dari  biara  ini.Biara  Stella  Maris  juga  terkenal  dengan  sebutan  "Rumah  Api"

Biara  tersebut diperbaharui   pada  abad  19 terletak  dilembah  bukit  Carmel. Konon  biara  ini  telah  ada  sejak  abad  ke  12  namun  pada  saat  perang  Salib  biara  ini  diduduki oleh  tentara  Muslim  dan pemimpin  biara mengungsi  ke  Eropa  sehingga  memperluas  perkembangan  Carmelite.

Tempat  ini  juga  pernah  diduduki  oleh  tentara  Napoleon  Bonaparte, untuk  dijadikan  Rumah  sakit  bagi  para  tentara diperkirakan  tahun  1799 ketika  menguasai  Acre, namun  tertara  Napoleon  banyak  yang  dibunuh  oleh  tentara  Turki.

Ketika  kami  masuk  biara  yang  diawali  dengan  Gereja  yang  besar  yang  bebas  untuk  dikunjungi,  kami  kagum  akan  keanggunan  bangunan, lukisan  dan  interior  didalamnya.  Sungguh gereja Stella Maris menampakan satu struktur yang indah, dengan marmar Itali begitu terang  cemerlang, seolah  baru  saja  mengalami  pengecatan.

Oleh  tangan  artistic  seniman  yang  juga  biarawan Brother Luigi Poggi melukis  seluruh  kubah  dengan menawan  memaparkan  episode  Perjanjian  Lama  dimana  Nabi  Elia  terbang  dalam  kereta  yang  penuh  api, juga  terdapat  Patung  Perawan  Maria yang  diukir  dari  kayu cedar Lubnan, begitu  indah, ditangan  Sang  Perawan  membawa  Sekapulir  Coklat, yang  merupakan  ciri  khas  para  Carmelite.

Kami  menuju  sebelah  kiri  dimana  terdapat  gua  yang  persis  dibawah  mesbah. Tempat  ini  dipercayai  sebagai  tempat  pertapaan  Nabi  Elia.

Gua  tersebut  nampak  hitam berjelaga karena  banyaknya  para  peziarah  yang  membakar  lilin  dan  berdoa  serta  bernazar  ditempat  suci  ini.Ditempat  ini  pula  pada  abad  ke  12  banyak  pertapa  yang  meneladan  Nabi  Elia  dan  bertapa  ditempat  ini.

Di sebelah kanan dari entryway, terdapat adegan kelahiran yang  tak  kalah  menawan, sebuah museum dengan artifak dari gereja Byzantine juga  terdapat  toko  cenderamata kecil yang  menjual  benda-benda  suci  seperti  scapulir, rosario, patung  dan  lain-lain.Para  peziarahpun  tak  melewatkan  tempat  ini  untuk  membeli  benda-benda  suci  yang  bercirikan  Carmelite  dengan  warna  coklat.

Didepan  gereja terdapat  Piramid. Sewaktu  saya  bertanya  pada  Tour Guide Mr  Miras  menjawab  bahwa  Piramite  itu suatu  peringatan kepada tentera Perancis yang meninggal dunia ditempat  ini, setelah Napoleon  kalah  perang. Piramid  tersebut  mengingatkan "Bagaimana yang kuat jatuh dalam pertempuran," Sebagaimana tangisan Raja Daud atas Saul dan Yonatan.

Setelah  kami  puas  melihat  keindahan  gereja  Stella  Maris  dan  lingkungan  biara  Carmelite, kami meneruskan  peziarahan  kami. Berkat  dan  rahmat  kami  rasakan  membual  dalam  hati  memenuhi  asa  kami  untuk  memeluk  kesucian  hidup  sebagainama  diteladankan  oleh  Nabi  Elia.***

Oleh  Sr. Maria  Monika  SND

16  Maret, 2021

Artikel  ke  294

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun