Saat itu saya merasa waktu berjalan seolah seperti siput,lambaaaat sekali, duduk sudah merasa capai, untaian Rosario sudah berputar berkali- kali. Pukul 14.00 berlalu, pukul 15.00 berlalu, pkl 16.00 berlalu, Ibu yang tadi sudah boleh keluar, sehinga saya sendirian.
Untung saya membawa sebotol air minum. Hape sudah lowbat, tidak bawa charger pula, jadi saya duduk kethap kethip sebab tidur pun tidak bisa. Saya turun mencari perawat mau pinjam charger, e malah sama mbak perawat hapeku diminta untuk discharge di kantornya
Pukul 17.00 berlalu, saya turun mencari mbak perawat dan bertanya nasib saya, perawat bilang "oh ya suster tunggu ya tempat di carolus masih disiapkan". Terus saya bilang apakah saya boleh mampir ke rumah sebelum ke Carolus?,perawat bilang oh tidak boleh, harus langsung ke Carolus. Hati saya mendelong, saya balik lagi ke kamar dan meringkuk lagi.
Opname di RS Carolus
Akhirnya pkl 18.00 saya dipanggil untuk berangkat langsung ke Carolus, Sr Yanitha dan Sr Herlina sudah menjemput Sr Reneta ke rumah, dan katanya dari jam 15.00 sudah menunggu saya di mobil, Masyaaalahh.
Sampai Carolus pukul 18.45, disuruh tunggu di sebuah ruangan. Pukul 19.30 perawat datang dengan membawa alat ukur tensi dan ukur panas badan, lalu diminta tunggu, kamar masih sedang disiapkan. Pukul 21.00 kami diantar ke kamar St. Maria no 10. Sr. M. Yanitha dan Sr.M. Herlina langsung pulang tak boleh mengantar kami kekamar.
Sampai di kamar kami tinggal berdua saja. Perawat datang untuk memeriksa kami, juga mengantar makanan yang tentu saja tidak kami makan, karena tadi selama menunggu di ruang tunggu Sr. Yanitha dan Sr. Herlina sudah membelikan kami makanan, dan kami makan di situ.
Setelah mandi dan tanpa ganti baju karena sama sekali nggak bawa ganti, handukpun saya pinjam Sr. Reneta, saya berangkat tidur. Syukur langsung bisa tidur, walaupun malam-malam dibangunkan untuk diperiksa oleh perawat. Malam itu kami dipasang infus, juga dipasang alat untuk memasukkan obat yang dipasang permanen sampai akhir opname baru dicopot.
Esok harinya tanggal 13 Januari, ada seorang ibu dimasukkan ke kamar kami, sehingga kami sekamar bertiga. Hari- hari berlalu dengan rutin didatangi perawat yang selalu ngecek keadaan kami, serta waktu makan kami dibawakan makanan serta obat.
Dua hari pertama kami diberi makanan tanpa garam, anyepppp meski hangat tapi tawar, wah jan selera makan yang sebenarnya mulai timbul malah jadi tidak nafsu makan, hanya memang harus makan walau terpaksa tidak habis, dan membuang makanan, sayang.
Maka dengan memberanikan diri Sr. Reneta minta sama Perawat supaya makanan kami diberi garam. Hehehhe berhasil, hari ke tiga dan seterusnya makanan ada rasanya, sehingga ketika makan semua makanan habis, tak ada lagi yang terbuang.
Yang saya tak habis heran, setiap kali perawat, maupun dokter yang datang pertanyaan hampir sama: ada keluhan suster? Apakah sesak nafas? Apakah batuk? Apakah lemes? Semua kujawab tidak, karena memang tidak ada keluhan itu, sedang hidung saya normal bisa membau apa yang berbau, termasuk baju saya yang apek karena hari pertama di Carolus tidak ganti baju, belum dikirim baju ganti dari rumah.