Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tak Kuduga Ternyata Mr. Covid-19 Menaksirku

2 Maret 2021   13:54 Diperbarui: 2 Maret 2021   14:09 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat itu saya merasa waktu berjalan seolah seperti siput,lambaaaat sekali, duduk sudah merasa capai, untaian Rosario sudah berputar berkali- kali. Pukul 14.00 berlalu, pukul 15.00 berlalu, pkl 16.00 berlalu, Ibu yang tadi sudah boleh keluar, sehinga saya sendirian.

Untung saya membawa sebotol air minum. Hape sudah lowbat, tidak bawa charger pula, jadi saya duduk kethap kethip sebab tidur pun tidak bisa. Saya turun mencari perawat mau pinjam charger, e malah sama mbak perawat hapeku diminta untuk discharge di kantornya

Pukul 17.00 berlalu, saya turun mencari mbak perawat dan bertanya nasib saya, perawat bilang "oh ya suster tunggu ya tempat di carolus masih disiapkan". Terus saya bilang apakah saya boleh mampir ke rumah sebelum ke Carolus?,perawat bilang oh tidak boleh, harus langsung ke Carolus. Hati saya mendelong, saya balik lagi ke kamar dan meringkuk lagi.

Opname di RS Carolus

Akhirnya pkl 18.00 saya dipanggil untuk berangkat langsung ke Carolus, Sr Yanitha dan Sr Herlina sudah menjemput Sr Reneta ke rumah, dan katanya dari jam 15.00 sudah menunggu saya di mobil, Masyaaalahh.

Sampai Carolus pukul 18.45, disuruh tunggu di sebuah ruangan. Pukul 19.30 perawat datang dengan membawa alat ukur tensi dan ukur panas badan, lalu diminta tunggu, kamar masih sedang disiapkan. Pukul 21.00 kami diantar ke kamar St. Maria no 10. Sr. M. Yanitha dan Sr.M. Herlina langsung pulang tak boleh mengantar kami kekamar.

Sampai di kamar kami tinggal berdua saja. Perawat datang untuk memeriksa kami, juga mengantar makanan yang tentu saja tidak kami makan, karena tadi selama menunggu di ruang tunggu Sr. Yanitha dan Sr. Herlina sudah membelikan kami makanan, dan kami makan di situ.

Setelah mandi dan tanpa ganti baju karena sama sekali nggak bawa ganti, handukpun saya pinjam Sr. Reneta, saya berangkat tidur. Syukur langsung bisa tidur, walaupun malam-malam dibangunkan untuk diperiksa oleh perawat. Malam itu kami dipasang infus, juga dipasang alat untuk memasukkan obat yang dipasang permanen sampai akhir opname baru dicopot.

Esok harinya tanggal 13 Januari, ada seorang ibu dimasukkan ke kamar kami, sehingga kami sekamar bertiga. Hari- hari berlalu dengan rutin didatangi perawat yang selalu ngecek keadaan kami, serta waktu makan kami dibawakan makanan serta obat.

Dua hari pertama kami diberi makanan tanpa garam, anyepppp meski hangat tapi tawar, wah jan selera makan yang sebenarnya mulai timbul malah jadi tidak nafsu makan, hanya memang harus makan walau terpaksa tidak habis, dan membuang makanan, sayang.

Maka dengan memberanikan diri Sr. Reneta minta sama Perawat supaya makanan kami diberi garam. Hehehhe berhasil, hari ke tiga dan seterusnya makanan ada rasanya, sehingga ketika makan semua makanan habis, tak ada lagi yang terbuang.

Yang saya tak habis heran, setiap kali perawat, maupun dokter yang datang pertanyaan hampir sama: ada keluhan suster? Apakah sesak nafas? Apakah batuk? Apakah lemes? Semua kujawab tidak, karena memang tidak ada keluhan itu, sedang hidung saya normal bisa membau apa yang berbau, termasuk baju saya yang apek karena hari pertama di Carolus tidak ganti baju, belum dikirim baju ganti dari rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun