Mohon tunggu...
Monica Sehatna Situmorang
Monica Sehatna Situmorang Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar di SMA 1 Padalarang

@monicaa.se

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Setengah di Seberang Sana

8 Februari 2020   10:10 Diperbarui: 8 Februari 2020   10:12 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Saat itu di awal bulan Juni angin kencang dan tetesan air hujan membuat perempuan bertas biru terpaksa harus berhenti dari perjalan santainya. "Aish, kenapa harus hujan si?" tutur Misel. Dalam diam dia tersadar bahwa ada seseorang yang memperhatikannya dari seberang sana "kok, jadi merinding gini ya, bodo ah!" kata Misel sambil menundukkan kepalanya.

Keesokan paginya tepat pukul 07.00 WIB kelas dimulai, seseorang berwajah rupawan datang memasuki kelas, sontak semua mata tertuju padanya khususnya para cewek "akhirnya pagiku cerah" ucap Merry, semua murid laki lakipun menyoraki Merry "dasar ganjen lu". Tapi ada yang janggal biasanya ada seseorang yang selalu heboh ketika kedatangan sosok yang baru walaupun tidak seheboh Merry

"Jes, si Misel mana? Tumben telat" ucap Sarah

"iya ya, tumben telat tu anak, mabok kali sama pr matematika" sahut Jesy sambil tertawa kecil.

Sudah lebih dari 10 menit Misel belum juga tiba, dengan terburu buru cewek yang rambutnya diikat sampai keatas terjatuh menabrak seseorang "duh maaf maaf " kata Misel sambil terburu buru mengambil bukunya yang terjatuh dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan laki laki yang ditabraknya.

"akhirnya keberuntungan berpihak ke gue" ucap Misel di depan pintu kelasnya. Dia duduk menghapiri teman temannya dengan napas yang masih terengah engah. Keadaan kelas semakin tidak terkondisikan karena tidak ada dosen yang masuk. 

"ngantuk banget gue, tidur bentar bisa kali ya?" tanya Misel tanpa menunggu jawaban dari teman temannya ia langsung meletakkan kepalanya di meja, Jesy dan Sarah hanya bisa tersenyum sinis. Selang beberapa menit sosok rupawan itu kembali masuk sambil membawa keyboard "sel,sel, bangun woyy mau ada perkenalan siswa baru" bisik Jesy tapi tidak dihiraukan oleh Misel.

" perkenalkan nama saya Jemy Albibayu, saya dinisi bertugas untuk sementara waktu menggantikan pak Yanto karena beliau sedang pergi ke US untuk menjalankan beberapa tugasnya, saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik" ucap Jemy, sontak semua murid heran dengan pernyataannya

" jadi bapak, mas, om, pokonya itulah disini jadi asisten dosen gitu?" tanya Merry. Beberapa orang dikelas itu menertawakan Merry "kudet banget si lo, katanya tau segalanya" kata Alan. "hah gimana gak ngerti" tambah Jesy.

Sambil mengeluarka keyboard yang dia bawa dari tempatnya Jemy mengatakan " oke cukup, bisa bantu saya pasangkan ini? " sambil menunjuk kabel kabel yang berceceran. Sepertinya Misel sangat lelap sekali dengan tidurnya bahkan Jesy dan Sarah tidak berhasil membangunkannya "ni anak gilak apa ya, udah duduk di depan tidur lagi" ucap Mery. Jesy panik karena Jemy yang tiba tiba menghampiri meja Misel

"mampus, sel bangun woyy nilai lu ntar bisa bisa  di min, sel" ucap Jesy sambil megoyang goyangkan meja.

Tok,tok, ketuk Jemy di atas meja Misel sambil memasang muka datar. "mampus, kebo banget si si misel" ucap Jesy ke pada Merry. Untuk kedua kalinya Jemy mengetuk meja Misel dan tidak disangka "apasi, berisik banget tuktaktok masuk aja kali, ganggu banget, ngantuk ni gue" ucap Misel dengan mata tertutup, sontak sekelas pun menertawakan dirinya karena ucapannya "nyari mati nih, malu ah gue ngakuin dia temen" ucap Merry sambil tertawa khawatir. 

Akhirnya berkat suara tertawaan satu kelas yang cukup keras berhasil membangunkan Misel dari tidurnya " ah berisik banget lu pada gak lucu " sahut Misel sambil menaikan kepalanya sontak ia kaget karena saat dia menaikan kepalanya percis dihadapnnya di depan matanya ada sosok Jemy Albibayu yang  sedang menatapnya.

Seketika jesy langsung membisikkan " minta maaf gak lu, cepet " Misel heran dengan ucapan Jesy dan masih saja terdiam menatap Jemy " cepet, dia itu asisten dosen, sampe sampe dia laporin lu ke pak Yanto tamat riwayat lu" ucap Jesy, seketika Misel langsung mengarahkan pandangannya ke wajah Jesy sambil memasang wajah kebingungan "ah lama lu " sahut Merry 

"maaf ya ka, temen saya memang rada rada jadi mohon dimaklum maaf banget" ucap Merry ke pada Jemy.

"lain kali kalo mau tidur jangan duduk di depan ya " ucap Jemy kepada Misel sambil meninggalkan meja Misel.

Ketika kelas musik selesai mereka bertiga langsung bergegas menju ke kantin, banyak sekali pertanyaan yang dilontarkan oleh Misel " tadi itu siapa sih? terus kenapa kalian semua pada ngetawain gue, terus kenapa kalian juga takut sama dia? terus kenapa gue harus minta maaf ke
dia? " tanya Misel

" udah terusnya atau mau masih terus terus terus terus kayak tukang parkir aja lo" lawak Merry

" intinya dia asisten dosen, dia menggantikan Pak Yanto selama beberapa bulan ke depan" jawab Jesy dengan muka kesalnya . " oh iya dia itu kakak kelas kita, cuman kita aja yang gak tahu dan nggak pernah ngeliat dia, makanya tadi lu diketawain sama satu kelas" tambah Jesy.

Misel hanya bisa terdiam sambil berpikir keras lalu " bodo ah nggak peduli, tapi kayaknya gue harus minta maaf deh ke dia, bisa bisa gue dilaporin ke pak Yanto" ucap Misel. "HARUS" teriak Jesy dan Merry sambil pergi meninggalkan Misel.

Ketika Misel bergegas pulang dia melihat sosok Jemy di sebrang tempat parkir lalu  menghampirinya " pak, eh ka maksudnya, maaf ya soal tadi pagi di kelas saya minta maaf  banget" muka memelas.

Jemy hanya bisa tersenyum sinis dan meletakkan tumpukkan buku ke tangan Misel " lah ko, maksudnya apa ka?" Tanya misel " mau maaf dari saya kan? Udah ikut aja!" Jawab Jemy Merekapun berjalan menuju parkiran mobil, sesampainya di parkiran mobil Jemy menyuruh Misel untuk ikut masuk ke mobilnya " kamu ikut saya bantuin saya ngerjain beberapa tugas" ucap jemy.

Misel kebingungan dan merasa kesal atas apa yang diperbuat Jemy " loh kok gitu" ucap Misel yang terhenti dan kembali berfifikir bila dia menolak permintaan Jemy bisa bisa dia tidak lulus mata kuliah dan harus mengulangnya kembali.

" kenapa? Gak mau bantu saya" ucap Jemy, dengan wajah kesal Misel menjawab " engga, siapa bilang gak mau "

Mobil yang mereka gunakanpun berhenti tepat di depan cafe, Misel hanya bisa pasrah mengikuti gerak-gerik dari seorang jemmy " duh bodoh banget sih lu sel, kenapa tadi harus tidur" ucapnya pelan dengan wajah kesalnnya.

Jemmy memberikan kamera kepada Misel " tolong rekam saya sama band saya ya" Misel pun memasang wajah kebingungan dan kesal " hah?" Sahutnya, Jemmy pun langsung memasang senjatanya dengan memberikan senyum manisnya, Misel pun  membalas senyuman Jemy dengan senyum terpaksa.

Setelah selesai dari tugasnya Misel segera bergegas pergi tanpa berpamitan pada Jemy

"ih kesel banget gue, sok banget lagi jadi orang sok kegantengan ia si ganteng dikit, tapi suer nyebelin" tutur Misel saat sedang bertelepon dengan Jesy

"ya udah si paling ntra juga lo naksir naksir juga kan" balas Jesy. Misel pun langsung memutuskan sambungan teleponnya dengan Jesy karena kesal. Keesokan paginya saat dia sedang makan di kantin datang seorang cowok menghampirinya lalu duduk didepannya

"kemarin kemana? Kok langsung balik?" ucap Jemy, tidak ada respon dari seorang Misel, dia hanya duduk sambil memakan makanannya seolah olah tidak ada orang dihadapannya.

Ternyata dari kejauhan Jesy dan Sarah memperhatikan mereka "duh bodo banget si Misel ya, malah diem lagi, jarang jarang si Jemy yang ngajak ngomong duluan ke cewek" ucap Sarah

Sangat dingin sikap Misel terhadap kaka tingkatnya yang sekaligus menjadi asisten dosen di kelasnya, Misel langsung pergi dari bangkunya padahal di depannya masih ada Jemy "itu anak kenapa ya" Ucap Jemy yang terheran heran .

Ketika Misel dan teman temannya selesai kelas mereka langsung bergegas untuk mengikuti mini konser, ketika mini konser itu dimulai mood Misel seketika hancur "yah males banget, balik aja yuk" ucapnya kepada teman temannya "hah, Gilak ajaa, itu liat cogan bertebaran" sahut Sarah, "lu kenapa lagi si sel, gara gara si Jemy? Emang Lo diapain si hahahah" tambah Jesy.

Dengan terpaksa Misel menonton mini konser itu yang salah satu anggota bandnya ada Jemy. Tidak disangka Misell sangat menikmati konser itu sampai sampai terucap sebuah kata dari mulutnya "ganteng juga ya, adem" senyum senyum sendiri.

"Liat tuh si Misel udah gila, tadi cemberut banget sekarang senyum senyum sendiri" tutur Sarah. Sebenarnya Misel sangat menyukai Jemy sejak pertama kali melihat Jemy di kelas, saat dia menatap mata lelaki itu, seperti ada sebuah harapan yang baru bagi Misel, tetapi Misel tidak ingin bergalau galau ria karena Jemy, dia tidak mau lagi hatinya hancur karena mengharapkan seseorang yang mungkin tidak mengharapkannya 

"entah kenapa kok gue bisa suka sama dia si?" Ucap Misel kepada Jesy dengan jujur, sontak Jesy kaget dan " oh pantes gue tau, Lo ngehindar terus dari dia karena Lo takut baper? Iya? Salah sel, harusnya biarin aja, cuman karena Lo pernah patah hati Lo jadi nutup hati Lo" ucap Jesy dengan kesal.

Haripun sudah gelap, lagi lagi dia  bertemu dengan Jemy " Misel " panggil Jemy sambil menghampirinya, dalam hati Misel ia berkata "ngapain lagi si ni anak, udah tau gue suka, ntar malah bablas suka lagi kalo kayak gini". Jemy menawarkan tumpangan kepada Misel, tadinya Misel ingin menolak ajakan tersebut tapi semesta berpihak pada Jemy, hujan pun mulai turun, mau tidak mau Misel menerima ajakan Jemy.

Singkat cerita mereka berdua semakin dekat bahkan bisa membuat dan membalas candaan satu sama lain, mereka yang sering pergi berdua kemana mana dan melakukan banyak hal seperti orang yang sedang menjalin kasih. Khawatir akan hal yang ditakutinya terjadi, perlahan Misel mulai menjauh dari Jemy. 

Tetapi Misel tidak bisa berbohong pada dirinya sendiri bahwa dia sudah terlanjut mengasihi cowok yang menyebalkan itu, ia memutuskan tetap mau mengasihi Jemy Albibayu dia sudah siap dengan segala ke khawatirannya yang mungkin akan terjadi. Pada akhirnya mereka memiliki hubungan yang pasti dan setelah beberapa tahun kemudia mereka menikah dan hidup bahagia ...

Dalam pikirann Misel ia selalu menanamkan "Jika kita sungguh sungguh mengasihi seseorang kasihilah dia denga kata WALAU bukan dengan Kata KALAU"

Contoh " walau dia tidak membalas cintaku, aku akan tetap mengasihinya"
              "Kalau dia mencintaiku aku akan mencintainya"
Sangat berbeda bukan? Lakukan segala sesuatu dengan ikhlas dan tulus walaupun awalnya pahit, tetapi percayalah itu akan berbuah manis begitu pula dengan mencintai dan mengasihi seseorang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun