”Aku suka sebel. Sering teman yang diajak ngobrol kayak terhipnotis HP. Kalau lagi ngobrol ya ngobrol, jangan sambil SMS-an, kan orang yang diajak ngobrol jadi sebel,” kata Kenny, siswa SMA Van Lith Muntilan, Magelang, Jawa Tengah.
Bahkan, di Jepang muncul komunitas yang menuntut pemerintah membuat undang-undang untuk mengizinkan dan mengatur mereka agar bisa menikah dengan tokoh virtual.
Mengerikan! Seseorang bisa lupa kodrat saking maniaknya dengan dunia maya. Wah MuDAers, ngeri juga ya dampak teknologi!
”Teknologi akan berguna kalau bisa dimanfaatkan dengan baik. Tapi, seringkali Ibu melihat anak-anak yang acuh tak acuh saat jam belajar karena asyik internetan di laptop. Tugasnya jadi terabaikan,” kata Ibu Yani, guru Bimbingan Konseling SMA Van Lith.
”Ini juga kecenderungan masyarakat zaman sekarang. Teknologi itu bisa 'menghipnotis orang kalau tidak dikendalikan penggunaannya,” lanjut Ibu Yani .
Siapa sih yang bisa mengendalikan gejolak teknologi? Enggak ada!
Hasrat manusia yang selalu ingin tahu enggak bisa dihentikan. Manusia selalu mencari hal baru yang menjadi awal semakin berkembangnya teknologi.
Teknologi memang penting bagi kehidupan kita dan enggak harus dijauhi. Tapi, ingat! Teknologi diciptakan buat manusia, bukan manusia yang diciptakan buat teknologi.
Jika kita bisa menyadari betapa besar manfaat teknologi, kita juga perlu memahami bagaimana memanfaatkan teknologi dengan benar dan maksimal. Caranya, dengan mengendalikan diri sendiri untuk taat pada kewajiban kita, dan tahu waktu. Jadi, bagi waktu kita dengan konsisten.
Misalnya, waktu kita belajar dan mengerjakan tugas. Usahakan kita fokus dengan tugas dan materi pelajaran. Memang, belajar sambil nonton TV itu asyik juga. Bahkan, ada orang yang terbiasa dengan cara belajar seperti itu. Tapi, jika suatu hari ia harus belajar tanpa TV, bisa repot tuh.
Jadi, bertemanlah dengan teknologi. Tapi, jangan lupa dunia kita. Kita hidup bersama kebutuhan, kewajiban, dan orang lain yang perlu kita perhatikan.