Mohon tunggu...
Monica Imanuella Kambey
Monica Imanuella Kambey Mohon Tunggu... Mahasiswa - .

Mahasiswa Prodi Bioteknologi, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Bagaimanakah metode ECLIA-CT dan RIA-CT Berkorelasi dan yang Manakah yang Baik?

15 Januari 2022   09:59 Diperbarui: 15 Januari 2022   10:02 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafik korelasi antara ECLIA-CT dan RIA-CT (Sumber gambar: Ito et al. 2020)

Tahukah anda tentang kalsitonin serta metode ECLIA-CT dan RIA-CT? Saya akan membahas tentang kalsitonin serta metode ECLIA dan RIA, silahkan membaca.

 Kalsitonin (CT) merupakan indikator untuk diagnosis awal dan pemantauan pasien dengan karsinoma tiroid meduler residual atau berulang (MTC). CT sendiri merupakan senyawa kimia peptida monomer 32-asam amino yang disekresikan dari sel parafollicular (sel C) kelenjar tiroid, dan diukur sebagai penanda klinis karsinoma tiroid meduler (MTC), keganasan yang berasal dari sel C tiroid. CT juga digunakan untuk mengobati hiperkalsemia, karena penghambatan resorpsi tulang dan peningkatan ekskresi kalsium ginjal. 

CT sendiri, dianggap sebagai instrumen dan indikator penting dalam medis, hal ini karena CT dianggap sebagai penanda untuk diagnosis praoperasi dan manajemen pascaoperasi MTC, sehingga tidak heran apabila akurasi pengukuran CT diperlukan saat mengukur level CT. Pada tahun 1962 CT ini didapati untuk zat yang bisa mengurangi konsentrasi kalsium serum. 

Sedangkan pada tahun 1970-an RIA ini ditingkatkan agar bisa mengukur kadar CT yang ada pada manusia. Pada penelitian mereka juga menelusuiri peningkatan RIA-CT pada sejumlah pasien non-MTC dengan tiroidektomi pasca-total walaupun ECLIA-CT ini tidak terdeteksi. 

Sejumlah 348 sampel serum yang dari 334 pasien, ada beberapa sampel dari seorang pasien yang tersedia yang sampel paling pertama yang akan digunakan untuk menganalisi korelasi dengan data klinis. 

Informasi klinis pasien yatu usia, jenis kelamin, diagnosis patologis dan klini, data laboratrium, riwayat terapi bedah, dan perawatan klinis yang pernah dialami, itu dikumpulkan dari catatan medis. 

Populasi penelitian sudah termasuk pasien yang memiliki penyakit tiroid atau juga penyakir paratiroin, serta pasien yang mengalami peningkatan kadar ProCTnya. 

Saya membuat artikel ini sebagai mahasiswa fakultas Bioteknologi dengan melihat artikel jurnal yang berisi tentang informasi yang saya akan tulis disini. Kalau anda ingin mengetahui lebih dalam, silahkan untuk membaca artikel ini sampai terakhir. 

Di negara yang lebih maju seperti Jepang, serum CT telah diukur dengan radioimmunoassay (RIA) sampai saat ini. Kemudian beberapa tahun yang sudah lewat electrochemiluminescence immunoassay (ECLIA) tersedia secara komersial pada tahun 2014, dan teknik ini sekarang menjadi satu-satunya metode yang digunakan untuk memeriksa konsentrasi CT di laboratorium umum, tanpa memerlukan fasilitas proteksi radiasi, dan untuk memeriksa konsentrasi CT lebih cepat dari sebelumnya. 

Tentu saja kedua metode ini, RIA-CT DAN ECLIA-CT memiliki karakteristik masing-masing dan tentu saja mengarahkan pada hasil dan akurasi masing-masing, belum banyak ulasan yang membahas perbandingan dari kedua metode ini maupun yang secara khusus mengulas metode ECLIA-CT. 

Padahal hasil perbandingan dan pembahasan yang spesifik terhadap hasil metode RIA-CT DAN ECLIA-CT dapat memberikan pertimbangan yang lebih baik terhadap akurasi pengukuran CT, sebagai suatu instrumen dan indikator penting. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun