Seharusnya rasa hormat dari orang lain didapatkan dengan benar bukan dengan memanfaatkan jabatan atau pun menggunakan cara-cara yang munafik. Dihormati oleh orang lain itu berbeda dengan gila hormat (suka dihormati).
2. Karena ahli-ahli Taurat suka duduk di depan (ditempat terhormat).
Ahli-ahli Taurat suka duduk ditempat-tempat terhormat. Kita sudah lihat di atas "suka" di sini bermakna untuk kesenangan diri sendiri. Kesenangan diri sendiri ini kita kenal dengan sikap egois. Dengan duduk di depan mereka merasa lebih utama dan lebih berharga dibanding orang lain. Dengan duduk di depan mereka sedang memberitahu semua orang bahwa mereka adalah orang penting.
Sikap ingin disanjung seperti inilah yang dipraktekkan oleh ahli-ahli Taurat. Dengan duduk ditempat-tempat terhormat mereka memberitahu pengaruh dan kuasa mereka atas orang lain.
Apakah prilaku seperti ini masih kita lihat di zaman ini? Tentu saja kita jawab, Ya! Sikap ingin dipuji atau disanjung oleh orang lain memenuhi para ahli-ahli kitab. Sikap ingin mendonimasi orang lain memenuhi para rohaniawan dan anak-anak teologi saat ini. Apakah Anda rohaniawan yang saya maksud?
3. Karena ahli-ahli Taurat menelan rumah janda-janda.
Para ahli Taurat menelan rumah janda-janda dengan memanipulasi mereka karena tidak paham hukum Taurat yang mereka kuasai. Para ahli Taurat mencari untung dari ketidaktahuan para janda ini. Dalam kesendiriannya (para janda ini), mereka diperalat.
Dengan melihat cara-cara yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat, bukan tidak mungkin mereka membuat aturan-aturan mereka sendiri dan menekan para janda untuk melakukan apa yang mereka mau. Mereka juga bisa membenturkan aturan Taurat yang satu dengan yang lain, bukankah mereka ahlinya, tentu mereka dapat melakukan cara-cara jahat seperti itu, itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata "mereka menelan rumah janda-janda".
Bagaimana dengan sekarang? Apakah ahli-ahli Teologi (rohaniawan) melakukan apa yang dilakukan oleh ahli-ahli Taurat di atas? Sangat sulit untuk berkata "tidak" karena ada banyak rohaniawan yang mencari untung dari posisi mereka sebagai rohaniawan (ahli Teologi). Mereka memanipulasi orang lain dengan khotbah-khotbah yang sarat dengan berkat-berkat, mujizat-mujizat dan hal-hal yang menyejukkan hati pendengarnya.
Salah satu teknik manipulasi yang dilakukan untuk mengarup untung dari jemaat dan para simpatisan yang datang ke gereja adalah dengan membuat banyak jenis persembahan, ada kotak gerakan Rp. 2000, ada kotak persepuluhan, ada kotak sosial, dan bermacam-macam kotak lainnya.
Menodongkan kantong persembahan agar Anda memberi merupakan trik lainnya, menyuruh maju ke depan saat memberi persembahan juga trik (kalau Anda tidak maju kan malu).