Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lupa Suka Duka

22 Februari 2024   16:43 Diperbarui: 22 Februari 2024   16:47 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

sekedar menghapus,

menghapus luka, tersisalah duka

menghapus duka, sirnalah luka

sekedar menghapus,

menghapus duka, hadirlah suka

menghapus suka, tersisalah luka,

menghapus suka, tersisalah duka

tak tersisa,

lupa

sekedar menghapus,

menghapus duka, mungkinlah tetap luka

duka luka, terasa di raga

luka duka, hilangnya makna

sekedar menghapus,

menghapus duka, lupalah luka,

hadirnya suka membawa makna

sekedar menghapus,

menghapus luka, lupakah duka

hadirnya suka bisa sementara

sekedar menghapus,

menghapsu duka, hadirkan suka

hilang luka untuk selamanya

sekedar menghapus,

hapuskan duka, hingga lupa,

lupa luka, terbitlah suka

tiadalah ada insan yang suka luka, apalagi duka,

hapuskanlah dengan suka-suka,

luka kalah, luka cinta, luka lapar, luka nestapa,

duka kalah, duka cinta, duka lapar, duka nestapa

lupa kalah, lupa cinta, lupa lapar, lupa nestapa

suka kalah, suka cinta, suka lapar, suka nestapa

sekedar menghapus, bukanlah menghapus,

hapusan sesaat, duka selamanya

luka jatuh, luka runtuh, luka lumpuh,

duka jatuh, duka runtuh, duka lumpuh,

lupa jatuh, lupa runtuh, lupa lumpuh

suka jatuh, suka runtuh, suka lumpuh

sekedar menghapus, bukanlah menghapus

hanya menyimpan duka, di bilik kesementaraan

tiadalah duka ditutupi suka,

atau diselumuti suka ceria,

menutup luka duka, yang tidak terasa

bak kanker memamah biak

dibiarkan tiadalah kian menghilang,

hanya amputasi yang bisa membatasinya

apatah arti, duka dianggap, suka yang tertunda ?

lantas mengapa, menunda suka dengan derita ?

apatah derita, mengisi luka dengan cerita,

hingga menghadirkan semilir harapan dibalik badai yang membahana

sekedar menghapus, tuk menghadirkan harapan

dari balik awan gelap,

ada cercahan mentari yang bersinar terang

-o0o-

suka,

duka

luka

lupa

hanya lupa,

menari suka di atas duka

menari duka di atas luka

menari luka di atas suka

menari suka di atas luka

menari luka di atas duka

menari duka di atas suka

kenyataan semu yang tidak menyatakan,

dengan nyata, sebagai akhir dari sebuah kenyataan

tarikan suka

hadirkan suka

luka

duka

lupa

suka !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun