Anak-anak dilatih untuk bisa berpikir strategis dan belajar bijak mengelola uang. Mereka juga bisa mengenal kota dan negara lain. Permainan ini mengajak kita seakan-akan bisa berkeliling dunia.Â
Aku dulu sangat menyukai permainan monopoli. Tantangannya bagaimana kita bisa menambah aset di suatu kota. Agar bisa memeroleh lebih banyak biaya sewa.
4. Kreasi Berbalas Pantun
Di Palembang, berbalas pantun menjadi suatu peninggalan budaya. Yang biasa melakukannya adalah anak muda atau remaja. Sehingga ajang ini sering dimanfaatkan untuk mencari pacar dan mengenal lebih dekat gebetan.
Kreasi berbalas pantun meningkatkan kemampuan berpikir cepat dan keterampilan berbahasa. Karena kita dituntut untuk menyusun empat baris kalimat berima secara cepat dan tepat. Saat berpantun ria, kita menggunakan bahasa daerah masing-masing.
Tak hanya di Palembang, ternyata tradisi berbalas pantun juga ada di beberapa wilayah di Indonesia. Contohnya di kalangan suku Betawi dan Bengkulu. Bahkan di sana, tradisi ini juga dipakai dalam adat pernikahan.Â
Lewat games berbalas pantun, kita tak hanya bisa mengenalkan budaya pada generasi muda. Namun juga turut melestarikan kebudayaan asli nusantara.Â
5. Petak Umpet Korea
Ingat permainan ala Squid Game? Salah seorang pemain disuruh menutup mata, sementara pemain lainnya mengendap-endap di belakang mencari garis finish.Â
Pada hitungan kesepuluh, pemain yang menutup mata tersebut akan membuka matanya. Sementara itu, pemain yang dibelakang akan berdiri diam mematung. Kalau bergerak, pemain yang bergerak tersebut akan ditangkap.
Nah permainan ini di Korea Selatan disebut bunga mugunghwa yang bermekaran. Tampaknya permainan ala petak umpet ini seru jika dimainkan oleh seluruh keluarga besar.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H