Mohon tunggu...
Shaleh Jenius
Shaleh Jenius Mohon Tunggu... Mahasiswa - hidup sekali

jangan menyerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bunyi dan Makna pada Essai dalam Puisi "Inspirasi tanpa Api" Karya Tri Budhi Sastrio

3 Agustus 2022   18:34 Diperbarui: 3 Agustus 2022   18:49 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kumpulan puisi “Inspirasi Tanpa Api” esai no. 001-.50 diterbitkan oleh CV. Jejak pada tahun 2018. Buku ini memiliki tebal 200 Halaman dengan sajian 50 puisi berbentuk narasi yang disusun oleh pengarang.

Adapun dalam penelitian ini, puisi yang menjadi objek penelitian ada tiga yaitu puisi dengan judul inspirasi tanpa api, air mengalir dari istana dan merdeka (ber)korupsi. Secara sekilas judul diambil mengarah pada kritik yang dibangun pada pemerintahan bangsa melalui cara tersendiri dengan rangkaian kata dalam bahasa yang unik. Namun lebih jelasnya kajian bunyi dan makna dalam tiga puisi tersebut adalah sebagai berikut :

Bunyi dalam Puisi

Bunyi dalam Puisi “Inspirasi Tanpa Api”

Puisi “Inspirasi Tanpa Api” terletak pada halaman 13 pada buku kumpulan essai dalam puisi karya Tri Budhi Sastio dan merupakan puisi pertama dalam rangkaian puisi yang ada dalam buku tersebut. 

Melihat dari judul puisi yang kemudian diangkat menjadi judul buku maka dapat dikatakan bahwa puisi ini menjadi intisari ataupun landasan tersusunnya kumpulan essai dalam puisi ini. Bahkan dapat dikatakan hal dasar yang ada dalam karya sastra ini termaktub pada puisi bertajuk “Inspirasi Tanpa Api”.

Analisis bunyi pada puisi dilakukan pada 3 unsur yaitu irama, kakafoni, dan efoni. Adapun hasil telaah dari ketiganya adalah seabgai berikut :

  • Irama 
  • Secara sederhana irama dapat dipahami sebagai keras lembutnya ucapan bunyi serta pergantian tinggi rendah dan panjang pendek yang disebabkan oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan variatif. Intinya dalam kajian tersebut apabila ada peluang kata dalam sajak maka dapat dipastikan bahwa data tersebut termasuk irama. Kajian irama dapat dianalisis melalu data berikut :
  • Negeri ini memang negeri elok indah kemilau hijau abadi
  • Tidak mengherankan jika berlabel gemah ripah loh jinawi
  • Karena pada negeri tidak hanya kaya raya warisan bumi
  • Alam kandungan ibu pertiwi, tetapi juga pahlawan negeri
  • Nusantara jaya, yang oleh negara dinobatkan menjadi
  • Pahlawan nasional, dengan segala pernak-pernik ragawi.
  • Dalam pesona ala para dewa, semua nada puja dan puji
  • Yang tentu wajar jika dialamatkan kepada yang mumpuni.
  • Data di atas menunjukkan adanya irama dengan peluang kata yang berturut-turut. Pada setiap baris memiliki akhiran ‘i’ yang menunjukkan adanya irama. Apabila dikaji lebih lanjut ini menjadi nilai unik tersendiri yang mengangkat puisi ini yaitu meskipun puisi berbentuk narasi dengan gaya modern, namun dalam penyajiannya tetap menggunakan sajak dan berirama. Pada data di atas, kata abadi, jinawi, bumi, negeri, menjadi, ragawi, puji dan mumpuni pada setiap bait merupakan unsur irama.
  •  
  • Kakafoni
  • Bunyi kakafoni menunjukkan makna yang bernuansa penolakan atau negasi, menunjukkan suasana yang tidak harmonis atau disharmonis atau memorakporandakan harmoni yang telah dibangun sebelumnya. Pada intinya unsur kakafoni berada pada suasana sedih. Analisis unsur kakafoni dapat dilihat dari data berikut :
  • Yang dibangun tanpa landasan kokoh kasih serta cinta,
  • Yang tersisa biasanya hanyalah tindakan semena-mena
  • Kepala rumah tangga pada dia, yang lemah tak berdaya.
  • Terciptalah neraka dalam neraka. membakar semuanya
  • Termasuk sang ibu mertua sebelum akhirnya anjing gila,
  • Entah ini anjing simbol petaka atau simbol suratan cinta,
  • Yang jelas karena seekor anjing gila pemuda bumi putera
  • Data kutipan di atas menunjukkan adanya bunyi kesedihan dan perjalanan pilu sangan putera fajar yang ditandai dengan adanya tindakan semena-mena, perlaku mertua dan mencipatakan keadaan yang tidak harmonis yang dilambangkan dengan neraka.
  • Efoni 

Efoni adalah suatu kombinasi vocal-konsonan yang berfungsi melancarkan ucapan, pemahaman arti dan irama baris yang terkandung di dalamnya unsur efoni menggambarkan kedamaian dan kegembiraan (Darmawati, 2014: 39). Telaah efoni dapat dikaji pada data berikut :

  • Negeri ini memang negeri elok indah kemilau hijau abadi
  • Tidak mengherankan jika berlabel gemah ripah loh jinawi
  • Karena pada negeri tidak hanya kaya raya warisan bumi

Alam kandungan ibu pertiwi, tetapi juga pahlawan negeri

Data kutipa di atas menunjukkan adanya bunyi yang berbau damai dan kesenanganan yang digambarkan dengan keadaan negeri yang indah nan hijau yang kaya akan segalanya, baik dalam hal alam, budaya dan lain sebagainya.

Bunyi dalam Puisi “Air Mengalir dari Istana Negara”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun