Di Era digitalisasi seperti sekarang ini, hampir perusahaan swasta atau perbankan sudah memulai untuk pelayanan yg digunakan menggunakan aplikasi, tdk hanya bank melainkan dunia asuransi, dimana tujuan utama mengubah sistem manual atau tradisional menjadi digital adalah untuk mempermudah customer bisa mengakses kebutuhan mereka dimanapun dan kapanpun berada.
ini sangat membantu dan sangat efisien mengingat HP adalah merupakan kebutuhan pokok untuk sekarang ini dan para milenial juga sangat ketergantungan dengan HP. Namun untuk para customer atau nasabah yang mungkin masih gaptek atau usia lanjut ini merupakan problem bagi mereka karena faktor kurang ingin tahu yang menjadikan mereka sulit untuk memahami perubahan digitalisasi ini.
Di dalam dunia kerja, sering sekali  temui problematika mengenai pelayanan nasabah , diantaranya
1. Tidak semua customer / nasabah bisa menerima perubahan digitalisasi
(dilapangan banyak sekali nasabah yang usia lanjut tetap menginginkan pelayanan tenaga Customer Service)
2. Sistem yang belum ready dengan sempurna ( Sering Kali Trouble karena Upgrade Sistem)
3. Proses migrasi sistem yang membutuhkan waktu lama.( untuk migrasi sistem skala besar membutuhkan waktu 1 mingguan)
Dampak dari problem diatas itu sendiri juga banyak sekali , yaitu
1. Nasabah sering komplain karena hal sepele ( karena nasabah belum siap 100% menerima perubahan digitalisasi)
2. Proses klaim atau pencairan dana menjadi terhambat
3. Nasabah yang lanjut usia menginginkan surat menyurat pemberitahuan mengenai asuransi mereka tetap dikirim dalam bentuk fisik seperti dulu.
Sebagai pihak warga netral ( tenaga CS) sebenarnya sangat setuju dengan perubahan sistem yang ada , namun jika sistem itu ready. Jika sistem belum ready 100% maka dampak yang terjadi yaitu sangat berpengaruh sekali pada Perusahaan, dimana nasabah akan sulit percaya dengan perusahaan itu. Dan kemungkinan terburuk adalah sering terjadinya complaint dan nasabah yang kecewa akan menutup asuransinya.
Untuk itu sebelum merubah sistem maka ada beberapa hal yang perlu kita siapkan yaitu :
1. Sistem harus benar - benar ready
2. Untuk pelayanan nasabah harus tetap menggunakan Tenaga Cust service (membantu nasabah dalam pengajuan asuransi, aftersalesnya dan sosialisasi penggunakan aplikasi yang ada
3. Apapun kritik yg membangun dari nasabah wajib dievaluasi
4. Dengan merubah sistem manual menjadi digital tidak akan mempengaruhi dalam proses Klaim atau pencairan Dana ( justru dengan sistem digital harusnya bisa lebih cepat).
Namun belakangan ini masih banyak sekali saya jumpai perusahaan yg sudah berbasis digital namun pada kenyataannya proses dan prosedur yang digunakan masih semi digital. Dan masukan dari para tenaga CS dilapangan jarang sekali dievaluasi, dimana hal Itu sebenarnya yang mebuat beberapa nasabah kecewa. Karena memurut nasabah harusnya proses klaim atau pencairan dana lebih cepat menggunakan sistem digital.
Melihat atau berkaca dari perusahaan - perusahaan asuransi yg sudah bertahan berpuluh - puluh tahun harusnya para CEO belajar apa yang perlu dibenahi supaya perusahaan bisa bersaing dan bisa menjadi yang terbaik. Karena setelah saya amati perusahaan - perusahaan asuransi yang sekarang berkembang itu mempunyai beberapa kunci sukses, salah satunya yang terpenting adalah adanya evaluasi dari kritik atau keluhan yang disampaikan oleh nasabah. Dengan begitu perusahaan akan tahu sebenarnya apa yang diperlukan nasabah, sistem yang bagaimana yang akan mempermudah nasabah, dan apa yang memperkuat rasa percaya nasabah kepada perusahaan.
Pada intinya jika perusahaan itu ingin berkembang maka harus selalu mendengar dan mengerti apa yang terjadi di Lapangan. Karena apa yang terjadi dilapangan itu real bukan hanya teori. Dari sini kita dapat menarik kesimpulan bahwa perusahaan besar bisa merubah sistem menjadi digitalisasi tidak menjamin akan berkembang kedepannya ,jika nantinya tidak dibenahi lambat laun pasti akan gulung tikar karena kehilangan nasabah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI