"Allah telah melepas beberapa ikatan (kesulitan) maka lepaslah ikatan itu."
 Dengan bahasa lain, ikatan-ikatan itu lepas karena Allahlah yang melepaskannya.Â
Di sini kita mencermati bahwa wazan mengandaikan adanya "pelaku tersembunyi" karena ia sekadar ekspresi dampak atau kibat dari pekerjaan sebelumnya.
 Kalau dimaknai bahwa secara mutlak Nabi Muhammad melepas ikatan-ikatan itu tentu adalah kesimpulan yang keliru, karena tambahan bihi di sini menunjukkan pengertian perantara (wasilah). Pelaku tersembunyinya (dan hakikinya) tetaplah Allah---sebagaimana faedah .Â
Hal ini mengingatkan kita pada kalimat doa: Â Â Â
"Ya Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah ikatan/kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku."
 Kedua,
 Senada dengan penjelasan di atas, merupakan fi'il mudlari' dari kata , yang juga mengikuti wazan . Faedahnya pun sama (dampak dari ).Â
Ketika dikatakan maka dapat diandaikan bahwa .Â
Dengan demikian, Allah-lah yang membuka atau menyingkap bencana/kesusahan, bukan Nabi Muhammad.Â
Ketiga,