salah satu kelompok berlebel islam yang ada di Indonesia serta sering membid'ahkan amaliyah Nahdhatul 'ulama adalah Wahabi.Dalam sebuah kajian salah satu ustdaz wahabi yakni badrussalam Lc mengatakan bahwa sholawat nariyah mengandung kesyirikan.oleh karenanya saya sebagai santri akan membantahnya dengan ilmu nahwu dan shorof  sebagai ciri kas seorang santri pondok pesantren lirboyo.
    Popularitas shalawat Nariyah di kalangan umat Islam di Nusantara memang tak terbantahkan. Namun, apakah ia lantas bersih dari para penolaknya? Ternyata tidak. Sebuah fenomena yang sesungguhnya sangat lumrah dalam kehidupan beragama. Lewat beragam sudut, beberapa orang melancarkan vonis bahwa pengamalan shalawat Nariyah termasuk melenceng dari ajaran Rasulullah alias bid'ah. Sebagian yang lain mengahakimi secara lebih ekstrem: syirik atau menyekutukan Allah.
  Vonis bid'ah umumnya berangkat dari alasan tak ditemukannya hadits atau ayat spesifik tentang shalawat Nariyah. Sementara tuduhan syirik berasal dari analisa terjemahan atas redaksi shalawat yang dinilai mengandung unsur kemusyrikan. Yang terakhir ini menarik, karena tuduhan "sekejam" itu ternyata justru muncul hanya dari analisa kebahasaan. Benarkah demikian? Kita simak dulu redaksi shalawat Nariyah secara lengkap sebagai berikut:Â
Perhatian para penuduh shalat Nariyah mengandung kesyirikan umumnya tertuju pada empat kalimat berurutan di bawah ini:Â
 Kalimat-kalimat itu pun dirinci lalu diterjemahkan begini:
Artinya: "Segala ikatan dan kesulitan bisa lepas karena Nabi Muhammad."
 Artinya: "Segala bencana bisa tersingkap dengan adanya Nabi Muhammad."
Artinya: "Segala kebutuhan bisa terkabulkan karena Nabi Muhammad."
Artinya: "Segala keinginan bisa didapatkan dengan adanya Nabi Muhammad."Â
    Menurut para penuduh itu, empat kalimat tersebut sarat kesyirikan karena secara terjemahan mengandung pengakuan bahwa Nabi Muhammad memiliki kemampuan yang hanya dimiliki Allah, seperti bisa menghilangkan kesulitan, menghilangkan bencana, memenuhi kebutuhan, dan mengabulkan keinginan serta doa hanyalah Allah.Â
   Bantahan dari Ilmu Sharaf dan Nahwu DasarÂ