Hari demi hari aku lalui, hari terakhir ujian pun tiba. Seperti sebelumnya, hari itu aku berhasil mengerjakan semua soal.
Penantian untuk liburan ke rumah nenek sudah ada di depan mata. Di ruang keluarga, aku bersama Nada dan ibuku duduk di sofa menonton tv. Terdengar suara telepon berdering, ternyata dari ayahku, dia mengatakan akan tiba di rumah besok pagi.
Pada malam hari, Nada memarahiku. Mempertanyakan hal yang tidak aku tahu.
"Mas, novelku yang kemarin aku beli ada di mana?" dia bertanya.
"Ya aku tidak tahu. Kan itu punyamu." Jawabku.
"Ayolah, kasih tahu aku. Kamu kan sering baca novel," ujarnya.
"Sudah kubilang, aku tidak tahu! Kalau aku sering baca novel, bukan berarti aku ambil novel kamu juga!" jawabku dengan nada tinggi.
Ibuku yang mendengar suara keributan dari kamarku, lalu menghampiri kami. "Sudah jangan ribut. Besok Ayah pulang," ujar ibuku.
Pada pagi hari, aku melihat banyak tas besar di ruang keluarga, setelah kulihat dan kuperiksa satu per satu, ternyata itu tas milik ayahku. Rupanya ayahku sudah tiba di pagi yang masih buta.
Kami semua berkumpul di ruang keluarga, berbagi cerita dengan ayah. Ayah berkata bahwa besok kita akan berangkat ke Surabaya dengan menggunakan mobil. Sungguh, pasti itu sangat melelahkan, aku tidak bisa membayangkan perjalanan panjang itu.
Hari itu kami gunakan untuk mempersiapkan semua pakaian kami untuk besok ke Surabaya. Aku tidak lupa membawa beberapa koleksi novelku untuk menemaniku selama perjalanan.