Mohon tunggu...
Moh Fatichuddin
Moh Fatichuddin Mohon Tunggu... Administrasi - ASN Badan Pusat Statistik

Lahir di Bumiayu kota kecil yang sejuk kaki Gunung Slamet

Selanjutnya

Tutup

Money

Kemiskinan, Kemiskinan Ekstrem dan Pertanian

25 Januari 2022   11:25 Diperbarui: 25 Januari 2022   11:28 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi tersebut semakin menambah keyakinan bahwa berbicara kemiskinan dan kemiskinan ekstrem bermuara pada sektor pertanian.

Indikator lain yang dapat menjelaskan eratnya kemiskinan ekstrem dengan pertanian adalah banyaknay ruta petani gurem di Indonesia. Sensus Pertanian 2013 (ST2013) menuliskan sekitar 14,24 juta ruta petani merupakan petani gurem. jumlah ruta petani gurem mengalami peningkatan pada saat Survei Pertanian Antar Sensus 2018 (SUTAS2018) menjadi 15,81 juta ruta petani, atau naik sekitar 10,95 persen dari angka ST2013.

Masih tingginya angka ruta petani gurem mengindikasikan bahwa sektor pertanian masih menjadi “kantong” kemiskinan ekstrem.

Rendah dan tidak stabilnya angka Nilai Tukar Petani (NTP) mungkin dapat pula sebagai indikator awal bahwa kemiskinan ekstrem identik dengan pertanian. NTP tahun 2021 berada di angka 104,64 persen, angka yang mungkin menjadi indikator awal bahwa usaha di sektor pertanian itu masih menguntungkan. Namun jika dicermati lagi, angka NTP 2021 hanya subsektor perkebunan yang tinggu dan melebihi angka NTP sektor lainnya. Subsektor perkebunan pada tahun 2021 memiliki angka NTP 120,97 persen, sejak awal tahun 2021 berada di atas 110 persen.

Berbeda dengan perkebunan, subsektor tanaman pangan dengan NTP 2021 berada diangka 98,21 persen. Sepanjang tahun 2021 tanaman pangan hanya di Januari memiliki NTP di atas 100 persen yaitu 100,06 persen dan bulan-bulan lainnya stabil di bawah 100 persen. Untuk Hortikultura, di semester pertama 2021 mampu mencapai angka di atas 100 persen, namun sejak Juni hingga nopember berada di bawah 100 persen. Rendah dan tidak stabilnya NTP di tanaman pangan dan hortikultura menambah “isyarat” dekatnya pertanian dengan kemiskinan ekstrem.

Tanaman pangan dan hortikultura relatif bersinggungan langsung dengan kemiskinan ekstrem, dikarenakan banyaknya ruta yang bergantung utamanya pada usaha tanaman pangan dan hortikultura. SUPAS2018 mencatat sekitar 10,14 juta ruta petani Indonesia atau 36,64 persen dari ruta tani bergelut di komoditas tanaman pangan.

Kendala dan Strategi

Kemiskinan ekstrem sesuai arahan presiden harus menjadi skala prioritas utama dalam penanggulangan kemiskinan. Untuk itu diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak dalam pelaksanaannya, sehingga dapat menghasilkan strategi penanggulangan kemiskinan yang koprehensif. Pemerintah pusat, pemerintah daerah dan dunia usaha (swasta) serta masyarakat perlu bergandengan untuk bekerja bersama dan bekerja sama.

TNP2K dalam websaitenya telah menuliskan strategi penanggulangan, yaitu memperbaiki program perlindungan sosial, meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar, pemberdayaan kelompok masyarakat miskin serta menciptakan pembanguan yang inklusif. Strategi-strategi tersebut tentunya sangat membutuhkan pijakan yang kuat, pijakan pertama adalah data-data yang dapat menjadi dasar pertimbangan suatu rencana disusun.

Seperti dituliskan di atas bahwa pembahasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem sebagian besar pada akhirnya akan bermuara pada pembahasan pertanian. Sehingga data-data yang digunakan sebagai dasar perencanaan hendaknya memanfaatkan data-data pertanian, baik dari karakteristik penduduk petani sebagai pelaku usaha di sektor pertanian dan juga karakteristik petani sebagai objek yang akan di”entaskan”. Karakter petani sangat dekat dengan budaya yang di anut selama ini.

Seperti adanya keyakinan bahwa menanam padi hanya dilakukan sekali dalam satu tahun, kalau memakskan melakukan tanam padi maka dapat dipastikan akan gagal. Menanam padi dilakukan pasca lebaran haji, sebelum itu lahan pertanian cenderung di biarkan. Mungkin ada pula yang meyakini hanya varietas tertentu yang boleh ditanam di wilayah tersebut, hanya teknik budidaya tertentu yang diterapkan, serta budaya-budaya lainnya yang ada di masyarakat petani.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun