Dalam cerianya saat saya ajak main, tersimpan kesedihannya karena tidak ada lagi saudara atau induknya yang biasanya menemaninya.
Saya tidak berani menganggap kucing itu milik saya, saya terus berharap agar ia bertemu kembali dengan induk dan saudaranya, kalau ternyata memang masih di sana.
Karena berkali-kali ke kafe itu, saudara dan induknya tidak ada, mungkin dugaan saya tadi benar: diadopsi, yang hitam entah nasibnya seperti apa.
Ini ada pesan juga untuk para adopter kucing, sebisa mungkin adopsilah saudara dan induknya sekalian, karena sampai setahun lebih pun masih akrab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H