Pengereman kereta api tidak bisa mendadak seperti motor atau mobil, kalau pun sudah pengereman darurat, masih tetap ada jarak hingga benar-benar berhenti.
Belum lagi ada faktor muatan yang dibawa oleh kereta api tersebut, faktor lokomotif, bahkan kemiringan kontur juga memengaruhi jarak pengereman kereta api.
Lebih-lebih, kereta api membawa ratusan nyawa yang sudah membayar lebih demi keselamatan, keamanan, dan kenyamanan selama perjalanan, apakah mereka yang harus dikorbankan?
Lantas jika terjadi kereta api tertemper (kena tabrak) ambulans yang menerobos, nyawa pasien justru tidak terselamatkan, padahal menunggu sebentar saja masih bisa diselamatkan.
Itulah alasan mengapa di dalam ambulans pasti tersedia obat-obat yang bersifat life saving dan alat kesehatan lain yang menunjangnya, saya rasa sudah paham sampai di sini.
Tidak perlu berkilah
Tidak perlu berkilah untuk menutupi kesalahan, apa salahnya untuk mengakui kesalahan karena 'menjerumuskan' ambulans dalam bahaya?
Tidak perlu beropini orang-orang yang bereaksi dengan tindakan tidak manusiawi ini dengan "menonton video hanya sepotong", ini tipikal orang yang tidak bisa menerima kritik.
Belum lagi soal escorting yang dilakukan oleh orang biasa sudah dilarang oleh kepolisian karena tidak sesuai dengan UU LLAJ.
Seharusnya, kejadian ini menyadarkan pembuat konten agar tidak mengulangi perbuatan salah kaprah yang akan membuat nyawa pasien melayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H