Mohon tunggu...
Mohammad Faiz Attoriq
Mohammad Faiz Attoriq Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Kontributor lepas

Penghobi fotografi domisili Malang - Jawa Timur yang mulai jatuh hati dengan menulis, keduanya adalah cara bercerita yang baik karena bukan sebagai penutur yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Rumah Abah Jajang: Cukup Viralkan, Jangan Latah Berangkat

10 April 2023   20:50 Diperbarui: 10 April 2023   20:54 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan, karena viralnya rumah Abah Jajang, wisatawan berbondong-bondong ke sana dan mengabaikan kondisi lingkungannya.

Lalu, siapa yang akan merapikannya kembali, sedangkan sang pemilik rumah sudah berusia lanjut?

Terlepas dari usia, merusak lingkungan akan memperberat kerja perbaikan dari sang pemilik rumah itu sendiri.

4. Hilangnya keaslian dan keasrian
Dengan semakin terkenal dan ramai, rumah Abah Jajang terancam kehilangan keaslian dan keasrian lingkungan tersebut.

Suasana alam yang perawan akan direnggut oleh wisatawan, apalagi jika mereka tidak bertanggung jawab atas kehadiran mereka.

Rumput akan hancur, tanaman akan rusak, puntung rokok di mana-mana, dan kegaduhan dari wisatawan akan menghancurkan indahnya tempat ini.

Belum lagi kebiasaan orang Indonesia yang menambahkan panggung spot foto berbentuk hati, ini benar-benar mengganggu dan menghancurkan keaslian lingkungan tersebut.

Bijak bermedia sosial
Kreator konten punya tanggung jawab moral dengan konten-konten yang mereka buat, apalagi kalau sampai viral.

Seharusnya, lokasi tersebut tidak perlu disebutkan secara langsung agar tidak banyak orang yang datang dan meninggalkan jejak sampah.

Beberapa akun kreator konten yang membuat konten bangunan yang ditinggalkan tidak pernah mencantumkan nama bangunan dan lokasinya.

Mengapa? Karena mereka khawatir kalau tempat yang mereka kunjungi akan kotor oleh sampah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun