1. Jorok
Masyarakat Indonesia masih belum banyak yang memiliki rasa bertanggung jawab atas sampah yang dibawa tadi.
Ambil contoh saja, di gunung selalu saja ditemukan sampah, begitu pula setelah konser atau Salat Idul Fitri, sampah ada di mana-mana.
Jika rumah Abah Jajang ini semakin banyak yang dikunjungi, dikhawatirkan akan meninggalkan sampah yang cukup banyak.
Belum lagi, sang pemilik rumah sudah berusia lanjut, sangat repot apabila menyapu halaman yang penuh sampah.
2. Ketenangan terganggu
Rumah memang merupakan sebaik-baiknya tempat istirahat, apalagi dengan pemandangan yang asri dan natural.
Banyak orang yang ingin pensiun jauh dari keramaian kota demi ketenganan batin, lebih sempurna jika memiliki pemandangan indah dan udara yang sejuk.
Siapa yang tidak terganggu jika rumah kita didatangi orang, terlebih tidak bisa menjaga ketertiban dan norma kesopanan.
Semakin banyak wisatawan yang berkunjung, semakin gaduh oleh canda tawa atau obrolan lepas yang belum tentu membuat pemilik rumah betah.
Ini juga akan mengganggu ketenangan pemilik rumah yang sudah bertahun-tahun hidup dengan ketenangan dalam pemandangan bak potongan surga ini.
3. Lingkungan akan rusak
Masih ingat dengan kasus rusaknya ladang edelweiss rawa yang langka di Ranca Upas, Bandung?
Ini sudah membuktikan bahwa masih ada saja masyarakat Indonesia yang tidak bisa menjaga keindahan lingkungan.