Bayangkan, karena viralnya rumah Abah Jajang, wisatawan berbondong-bondong ke sana dan mengabaikan kondisi lingkungannya.
Lalu, siapa yang akan merapikannya kembali, sedangkan sang pemilik rumah sudah berusia lanjut?
Terlepas dari usia, merusak lingkungan akan memperberat kerja perbaikan dari sang pemilik rumah itu sendiri.
4. Hilangnya keaslian dan keasrian
Dengan semakin terkenal dan ramai, rumah Abah Jajang terancam kehilangan keaslian dan keasrian lingkungan tersebut.
Suasana alam yang perawan akan direnggut oleh wisatawan, apalagi jika mereka tidak bertanggung jawab atas kehadiran mereka.
Rumput akan hancur, tanaman akan rusak, puntung rokok di mana-mana, dan kegaduhan dari wisatawan akan menghancurkan indahnya tempat ini.
Belum lagi kebiasaan orang Indonesia yang menambahkan panggung spot foto berbentuk hati, ini benar-benar mengganggu dan menghancurkan keaslian lingkungan tersebut.
Bijak bermedia sosial
Kreator konten punya tanggung jawab moral dengan konten-konten yang mereka buat, apalagi kalau sampai viral.
Seharusnya, lokasi tersebut tidak perlu disebutkan secara langsung agar tidak banyak orang yang datang dan meninggalkan jejak sampah.
Beberapa akun kreator konten yang membuat konten bangunan yang ditinggalkan tidak pernah mencantumkan nama bangunan dan lokasinya.
Mengapa? Karena mereka khawatir kalau tempat yang mereka kunjungi akan kotor oleh sampah.