Penilaian IPK terbatas
Perlu untuk diingat, IPK diukur hanya berdasarkan mata kuliah terkait dengan program studi yang mahasiswa ambil.
IPK yang rendah bukan berarti bodoh secara menyeluruh, dia sebenarnya cerdas, tetapi tidak bisa diukur oleh kampusnya.
Misalnya, seseorang memiliki IPK yang rendah di Kedokteran, tetapi dia sangat cerdas menanggapi isu sosial atau lingkungan.
Sayangnya, tidak ada indikator untuk menilai kecerdasan di luar bidangnya dan tidak bisa menjadi poin plus yang menyelamatkan IPK.
Sebab, sistem perkuliahan di Indonesia termasuk terbatas dalam artian sudah masuk penjurusan dan penilaian di luar bidang kuliah tersebut tidak akan diakui.
Oleh karena itu, kultur IPK tinggi berarti cerdas secara mutlak atau sebaliknya mengakar kuat di sebagian besar pola pikir masyarakat Indonesia.
Paradigma yang salah
Paradigma yang salah ini sudah mengakar di keluarga, tetangga, dan lingkungan sosial yang lebih luas.
Misal, jika IPK seseorang buruk, pasti sudah diceramahi, dikata-katai beban keluarga, atau malah dibanding-bandingkan dengan anak orang.
Padahal, mereka tidak memahami penilaian untuk IPK hanyalah dari mata kuliah terkait dengan program studi yang diambil.