Sahabat Nabi sekaliber Abu Hurairah, yang paling banyak meriwayatkan hadits inipun gentar menghadapi kematain, dan menangisi nasibnya, tidakah ini menjadi pelajaran bagi kita?
Menangisi diri sendiri itu memang lebih utama, dari pada menangisi kematian orang lain. Selagi masih ada kesempatan untuk menangis, menangislah.
Dengan menangisi diri sendiri akan kematian yang pasti dihadapi, disertai rasa takut, lebih menyadarkan kita untuk bersungguh-sungguh menyiapkan diri menghadap sang Khalik.
Oleh karena itu, Hasan al Basri rahimahullah menasehati anak-anak dan murid-muridnya, "Kematian itu mengeruhkan kehidupan dunia, sehingga tidak menyisakan secuil kegembiraan pada mereka yang punya hati."
Ketika Amr Ibnu Ash seorang yang cerdik, sahabat Nabi yang pernah menjadi Gubernur di Mesir, dan pernah menjadi Jenderal perang pada masa kekhalifahan Umayyah radiallahu anhu, ketika menghadapi proses sakaratul maut, Abdullah anaknya yang zuhud dan ahli ibadah berbisik, "Ayah, gambarkanlah proses kematian itu padaku!"
"Anaku, demi Allah, rasanya gunung-gunung seperti dihimpitkan keatas dadaku, aku seakan bernapas melalui lubang jarum!"
Pahami dan resapi deskripsi ini, yang menggambarkan, dada terasa terhimpit, sampai-sampai bernapas saja seakan melaui lubang jarum, jadi betapa payahnya manusia saat menghadapi sakaratul maut.
Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam pernah menangis, ketika seorang anaknya yang bernama Ibrahim meninggal dunia. Beliau bersabda, "Mata boleh menangis mengeluarkan air mata, dan hati bersedih, namun kami tidak mengatakan kecuali sesuatu yang membuat ridho Tuhan."
Beliau menangis sebagai wujud belas kasihan dan kasih sayang terhadap anaknya. Tetapi hati Beliau penuh dengan ridho terhadap Allah Ta'ala, dan bersyukur pada-Nya, dengan lidah tetap berzikir dan memuji-Nya.
Karena Beliau memahami, siapapun yang mengadapi sakaratul maut, dia akan merasakan sakit yang luar biasa.
Dalam sejarah diceritakan, Khalifah Dinasti Abbasiah, Harun ar-Rasyid yang pernah menantang, dan mengatakan pada awan, "Wahai awan, hujanlah sesukamu dimana kau mau, pasti hujanmu akan jatuh diwilayah kekuasaanku."