Ringkasnya begini, perempuan itu kalau diperlakukan dengan layak, sebagaimana yang tersurat dalam kitab suci, maka dia akan jadi kembang dalam kemuliaan itu sendiri, dihormati dalam satu kesatuan biduk rumah tangga.
Kenapa definisi ini kutuliskan, karena ada kejadian degradasi arti dari sebuah kata Perempuan.
Begini ceritanya...
Setelah lari dari rumah suami, tujuanku adalah kota Jakarta, walaupun disana aku tidak mempunyai sanak-famili.
Jadi untuk perlindungan sementara, aku memilih hotel sebagai tempat untuk mengatur rencana hari esok.
Dengan rencana, aku harus segera mencari kos-kosan, saat itu tujuanku disekitaran Harmoni dan Gajah Mada.
Apa yang terjadi?!
Saat aku mengetuk pintu rumah kos-kosan yang lumayan bagus terasnya, pertanyaan pertama yang kudapat adalah, "Untuk perempuan atau karyawati?
Karena saat itu aku belum bekerja, langsung kujawab, "Perempuan!"
Respon pemilik kos-kosan sangat tidak kuduga, pintu langsung ditutup sembari berkata, "Kamar sudah penuh!"
Saat itu aku belum paham, kenapa aku ditolak dikos-kosan tersebut.