Bangkit Kembali...
Kejadian diatas matras tempo hari sangat berat kulupakan, bukan karena sakit akibat bantingan dan teknik kuncian yang diperagakan Firman.
Tapi karena tingkah laku Karmila yang membuat hati ini hancur. Perasaan yang kupendam, dan mengagungkan Karmila selama ini sia-sia, ternyata selama ini, aku merasa tertipu oleh imajinasiku sendiri.
Setelah kupikir-pikir, persetan! dengan semua itu, aku harus bisa bangkit kembali, berusaha untuk melupakan kejadian-kejadian konyol yang kuperbuat karena kebodohanku sendiri.
Pengalaman pahit itu biarlah hilang dibunuh oleh waktu, aku berharap lembaran-lembaran baru datang lebih indah bersama hidupku.
Sepahit apapun perjalanan hidup yang pernah dialami manusia, pasti ada jalan keluarnya.
Aku masih muda, jalan menuju sukses masih terbentang luas, dan aku yakin peluang itu masih setia menungguku.
Karena itu, aku berusaha melupakan Karmila yang telah bahagia bersama sahabatku.
Aku mulai mengumpulkan kembali semangat hidup yang sembunyi dalam aliran darah ini.
Semangat anak muda yang dulu pernah ada, yang bergejolak layaknya lava gunung Merapi, panas...trengginas bisa menerjang apa saja yang menghalanginya, termasuk bayang-bayang Karmila...
Bersambung...