Mohon tunggu...
Mohammad Rafi Fahrezy
Mohammad Rafi Fahrezy Mohon Tunggu... Mahasiswa - UISI

Traveling & Nonton film

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Membangun Indonesia Sebagai Pusat Industri Halal : Pelluang, Tantangan, dan Strategi di Enam Sektor Halal Industry

21 Januari 2025   16:43 Diperbarui: 21 Januari 2025   16:43 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pariwisata Halal (Halal Tourism)

Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor pariwisata halal. Dengan kekayaan alam, budaya, dan fasilitas ramah Muslim, Indonesia mampu menarik wisatawan dari berbagai negara. Destinasi seperti Lombok dan Aceh telah diakui sebagai tujuan wisata halal unggulan dunia.

Menurut laporan Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023, Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia setelah Malaysia. Pemerintah juga telah menetapkan target untuk menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata halal nomor satu di dunia pada tahun-tahun mendatang.

Namun, untuk mencapai tujuan tersebut, perlu ada peningkatan infrastruktur dan promosi yang lebih gencar di pasar internasional. Misalnya, memperluas penerapan hotel bersertifikat halal, meningkatkan aksesibilitas tempat ibadah, dan menyediakan panduan wisata halal dalam berbagai bahasa.

  1. Keuangan Halal (Halal Finance)

Keuangan syariah merupakan sektor penting dalam mendukung perkembangan industri halal. Di Indonesia, aset keuangan syariah tumbuh signifikan dan mencakup lebih dari 10% dari total aset perbankan nasional pada tahun 2022. Bank Syariah Indonesia (BSI) sebagai salah satu pemain utama, terus berinovasi dengan produk-produk keuangan syariah yang menarik bagi generasi muda.

Menurut SGIE 2023/24, aset keuangan syariah global diproyeksikan mencapai US$5,96 triliun pada tahun 2026, menunjukkan bahwa sektor ini memiliki potensi besar untuk terus berkembang. Pemerintah juga mendorong pengembangan fintech syariah yang dapat menjangkau lebih banyak masyarakat, termasuk di daerah terpencil.

  1. Kosmetik dan Farmasi Halal (Halal Cosmetics and Pharmaceuticals)

Permintaan akan produk kosmetik dan farmasi halal terus meningkat, didorong oleh kesadaran konsumen terhadap pentingnya produk yang halal dan thayyib. Laporan SGIE mencatat pengeluaran global untuk kosmetik halal mencapai US$70 miliar pada tahun 2022.

Indonesia, dengan kekayaan biodiversitasnya, memiliki peluang untuk memproduksi bahan baku alami untuk kosmetik dan farmasi halal. Namun, tantangan utama adalah tingginya biaya sertifikasi dan kurangnya investasi dalam penelitian dan pengembangan. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah perlu menyediakan insentif bagi pelaku industri yang ingin memasuki pasar ini.

  1. Media dan Hiburan Halal (Halal Media and Entertainment)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun