Mohon tunggu...
Mohammad Ikhya
Mohammad Ikhya Mohon Tunggu... Penulis - Peneliti dan esais muda

Mohammad Ikhya Ulumuddin Al Hikam. Penulis merupakan mahasiswa jurusan Ilmu al-Quran dan Tafsir. Kecenderungan tulisannya seputar tentang diskursus publik, sosio-politik, dan otoritas keagamaan. Coretan yang lain juga bisa dilihat di website: fkmthi.com; tsaqafah.id; nu online, dll.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Semarak Merdeka Belajar: "Episode" Baru Pendidikan Indonesia?

31 Mei 2023   23:28 Diperbarui: 31 Mei 2023   23:36 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://adinovatrisetiyanto.blogspot.com/2021/03/pengertian-kurikulum-dalam-dunia.html

Sementara itu soal Perpustakaan yang Terakreditasi, data BPS tahun 2021 mencatat sebanyak 10.794 unit perpustakaan telah terakreditasi di Indonesia, dan jumlah ini turun 22,05% menjadi 8.414 unit pada tahun 2022. Belum lagi dengan rendahnya minat baca masyarakat secara umum. Inilah sederet tantangan dunia pendidikan kita. Masalah-masalah di atas tentu hanya sebagian dari seambrek PR dunia pendidikan kita yang menuntut untuk segera diselesaikan bersama.

Berdasarkan hal tersebut, apa yang telah diinisiasi oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), melalui 24 Episode program Merdeka Belajar yang telah diluncurkan tidak lain adalah sebentuk jawaban dari tantangan-tantangan tersebut. Pada momentum Hardiknas kemarin (02/05/2023), Nadiem Makarim meyakinkan bahwa 24 episode program Merdeka Belajar ini membawa pendidikan kita selangkah lebih dekat dengan cita-cita luhur Ki Hajar Dewantara.

Pidato yang disampaikan Menteri Pendikbud Ristek di atas tentu saja bukan sekadar kata-kata. Pada kenyataannya pendidikan di Indonesia memang mengalami perubahan signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Program Merdeka Belajar hingga kini telah diimplementasikan di lebih dari 350.000 sekolah. Guru-guru dapat menyesuaikan kurikulumnya sendiri dan anak-anak dapat menikmati proses belajar yang menyenangkan. Proses pembelajaran ini juga didukung oleh platform digital yang menghubungkan sebanyak 2,6 juta tenaga pendidik yang memungkinkan mereka dapat saling bertemu dan belajar satu sama lain. Ini sejalan dengan 4 pokok isu utama tentang akses dan teknologi pendidikan yang dibicarakan G20 kemarin.

Sedangkan pada tingkat perguruan tinggi, Kemendikbud Ristek berupaya mewujudkan pendidikan yang berkeadilan dan merata melalui Program Kartu Indonesia Pintar (KIP). Program yang tertuang dalam episode 9 ini memungkinkan pendidikan tinggi dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat berprestasi khususnya bagi keluarga kurang mampu. Sehingga opini-opini yang mengatakan "Pendidikan hanya untuk orang kaya" jelas salah besar.

Komitmen pemerintah di dalam hal ini terlihat dari berbagai aspek sejak pertama kali Episode 9 diluncurkan tahun 2021. Misalnya biaya bantuan yang semakin besar daripada sebelumnya, yakni 1,3 triliun pada tahun 2020 meningkat menjadi 2,5 triliun. KIP Kuliah juga akan diberikan kepada 200 ribu mahasiswa baru baik di perguruan tinggi negeri (PTN) maupun swasta (PTS). Belum lagi program ini didukung oleh dana LPDP (episode 10 & 21) yang terus diperluas sasarannya. Tak kurang dari 70,1 triliun anggaran telah digelontorkan. Buah dari upaya ini adalah meningkatnya rasio Angka Partisipasi Kasar (APK) di perguruan tinggi dalam tiga tahun terakhir. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan angka partisipasi anak-anak Indonesia di perguruan tinggi sebesar 109,01% di tahun 2020, meningkat menjadi 115,26% di tahun 2021, dan 116,04 di tahun 2022. Program buku bacaan bermutu (Episode 23), juga terbukti turut menekan angka buta huruf di Indonesia.

 Ada banyak program-program luar biasa lain yang menjadi fokus kerja pemerintah dalam seluruh 24 Episode yang diluncurkan, seperti; revitalisasi bahasa daerah, kampus merdeka vokasi, praktisi mengajar, dan lain-lain. Kemendikbudristek juga terus berupaya mengenalkan program ini kepada masyarakat agar daya serap dan manfaatnya benar-benar dirasakan oleh semua.

Nampaknya, kompas pendidikan Indonesia saat ini benar-benar sudah jelas. Secara futuristis ia selaras dengan perkembangan isu-isu internasional. Sedang secara historis ia juga mewarisi cita-cita Founding Fathers untuk mengantarkan rakyat Indonesia menjadi manusia yang merdeka.

Cetak Biru Episode 2

Di antara 24 Episode yang lain, Episode 2 Kampus Merdeka adalah program yang paling favorit, setidaknya menurut penulis sendiri. Sebagai mahasiswa, penulis merasakan secara langsung terobosan program Kampus Merdeka tersebut.

Salah satu program dari Kampus Merdeka adalah program Kampus Mengajar. Melalui program ini, penulis berkesempatan menjadi mitra tenaga pendidik di salah satu sekolah menengah pertama di dekat rumah. Di dalam kesempatan ini penulis akhirnya merasakan secara langsung bagaimana menjadi guru, turut berkontribusi, berdedikasi, serta belajar menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi para siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun