Mohon tunggu...
Mohammad ReizaRizki
Mohammad ReizaRizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Mahasiswa S1 PGSD kampus UPI CIBIRU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perbedaan Sistem Pendidikan di Indonesia dan Korea Selatan

9 Desember 2022   14:19 Diperbarui: 9 Desember 2022   14:26 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah hal yang utama bagi kehidupan manusia. Sedari manusia sejak lahir ke dunia, hingga tua tidak dapat terlepas dengan dunia pendidikan. Baik pendidikan tersebut bersifat formal maupun non formal. Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan manusia yang harus terpenuhi, karena pendidikan akan membawa dan menentukan arah manusia dalam menjalani kehidupan. Pendidikan juga akan membantu manusia untuk mengetahui bidang mana yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki manusia sebagai individu. Manusia hidup diberbagai negara diseluruh dunia, manusia hidup disertai dengan kemampuan dan pendidikan yang beragam. Dengan demikian, maka setiap negara pasti memiliki pendidikan dan sistem pendidikan yang berbeda-beda. Sistem pendidikan di setiap negara akan memiliki tujuan yang baik, yaitu untuk memajukan kehidupan bangsa dan negaranya, termasuk memajukan kesejahteraan hidup manusia atau penduduk di negara tersebut.

Pendidikan diyakini sebagai hal penting untuk manusia, karena jika pendidikan terlaksana secara sempurna, maka akan dapat mengubah peradaban suatu bangsa, dimana hal tersebut membutuhkan media atau sarana, untuk mewujudkannya. Dengan terbentuk suatu sistem pendidikan, maka diharapkan akan menjadi sarana untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan yang ingin dicapai. Jika kita melihat dengan kondisi pada masa kini, yaitu dengan tingkat perkembangan teknologi yang semakin cepat dan canggih, tentu saja akan dapat mempengaruhi pada sistem pendidikan di setiap negara. Pengaruh tingkat perkembangan teknologi itu, akan secara tidak langsung memberikan pengaruh, atau dampak yang berbeda-beda pula terhadap berbagai negara, sesuai kapasitas dan fasilitas yang tersedia di setiap negara. Perkembangan teknologi yang semakin canggih, maka akan memberikan dampak yang tidak hanya positif, disamping itu akan memberikan dampak negatif. Sistem pendidikan di Indonesia memiliki perkembangan dari waktu ke waktu. Dalam pelaksanaan sistem pendidikan akan terdapat problematika atau permasalahan yang terus terjadi, seperti permasalahan yang terdapat di dalam dunia pendidikan itu sendiri. Dengan demikian, maka harapan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan yang baik, akan semakin sukar untuk tercapai. Permasalahan, sistem pendidikan di Indonesia tersebut dianntaranya : Pendidikan yang masih kaku dan bahkan cepat berganti, tanpa mengetahui bahwa semua yang berkaitan dengan pendidikan sudah memadai atau tidak memadai. Lalu pendidikan di Indonesia tidak merata pada seluruh wilayah, pendidikan tidak berorientasi pada masa depan, pendidikan tidak bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat, biaya anggaran pendidikan yang masih rendah, dan daya saing lulusan yang masih rendah ( Ismail, 2009).

berbagai permasalahan didalam dunia pendidikan itu sendiri. Jika sistem pendidikan di Indonesia masih terdapat berbagai masalah dan mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Maka dibutuhkan berbagai pihak untuk membenahinya, memang tidak mudah, tetapi untuk mendukung demi memajukan negara Indonesia, kita harus melakukan berbagai upaya dan sikap rela berkoban untuk mendukung terciptanya sistem pendidikan yang baik dan sesuai untuk negara kita ini. Hal ini juga yang melatarbelakangi penulis untuk menulis essay ini, karena berdasarkan pernyataan, menurut Ismail dari jurnal ilmiah, menggambarkan bahwa sistem pendidikan dinegara kita ini, masih banyak terkendala masalah-masalah. Maka dari itu, ada baiknya kita belajar dan bercermin, pada sistem pendidikan dari negara- negara maju, yang memiliki peringkat terbaik didalam dunia pendidikan. Seperti, Korea Selatan yang memiliki peringkat pertama, sebagai negara dengan sistem pendidikan yang maju, dalam urutan tingkat index sistem pendidikan negara di dunia, pada tahun 2014. Hal tersebut, berdasarkan sumber-The Learning Curve- Pearson PLC. Sehingga, penulis tertarik untuk mencari perbedaan sistem pendidikan diantara keduanya, yaitu negara Indonesia-Korea Selatan. Ketika membedah sistem pendidikan di negara lain, penulis akan berusaha menjelaskan dan mengetahui perbedaan sistem yang tedapat diantara keduanya. Yang dimana salah satunya memiliki peringkat pendidikan tertinggi (Korea Selatan). Selain itu, diharapkan penulis disini, dapat berkontribusi untuk menambah wawasan sebagai bahan rujukan, dan ikut berupaya sedikitnya memberikan solusi dengan membedah sistem pendikan yang ada di Korea Selatan. Dan penulis bertujuan untuk mempelajari dan mengambil hal-hal apa yang esensial, untuk dapat diterapkan didalam sistem pendidikan Indonesia yang lebih baik.

  • PEMBAHASAN

Menurut Dimyati, Sistem pendidikan di sebuah negara, tidak akan mudah dipisahkan dengan perkembangan yang terjadi pada kebudayaan sosial dan kehidupan sosial lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, sistem pendidikan di dunia atau di setiap negara, akan selalu memiliki perbedaan. Perbedaan dalam sistem pendidikan itu sangat dipengaruhi oleh sistem yang terdapat pada kehidupan masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat sebagai warga negara, dan atau sebagai peserta didik, merupakan sebuah komponen, dalam supra sistem, yang memiliki peran atau berperan sebagai input dalam suatu proses perubahan sistem, sebagai pemecah suatu masalah, hingga menghasilkan lulusan terbaik, dengan ilmu pengetahuan baru dan serta kebudayaan (Dimyati, 1988).

Menurut analisis sistem, sistem pendidikan dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan. Suatu integrasi dan keseluruhan tindakan yang dinamis. Sebuah sistem yang terdapat di sekolah, dapat menggambarkan sebuah sistem yang tepat dan lengkap sebagai suatu sistem pendidikan yang nyata. Karena sistem di sekolah membentuk/memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, yang menyebabkan pada suatu ketercapaian dan perwujudan dari tujuan pendidikan sekolah. Di dalam sebuah sistem sekolah akan mengalami sebuah proses perubahan atau transformasi berdasar pada input/ masukan dari masyarakat, proses tersebut berupa proses belajar dan mengajar, yang dimana sebuah proses mendasar (fundamental) 

tentang transformasi muatan pendidikan. Menurut Dimyati, Sistem sekolah dalam pengaplikasian dan implementasinya. Sistem pendidikan itu terdiri, dari

3 suatu sub sistem, yaitu sebagai berikut: sub sistem sosial, sub sistem kebudayaan, dan sub sistem ekonomi (Dimyati, 1988).

Sub sistem sosial merupakan komponen sistem, yang memiliki struktur yang formal untuk mengatur komunikasi dan interaksi sosial dari keseluruhan anggota disekolah, seperti guru, dan murid, bahkan dengan staf dan yang lain- lainnya. Sistem ini jika berjalan dengan lancar, maka akan mencapai suatu tujuan bersama di dalam sekolah. Lalu kedua sub sistem kebudayaan, adalah sistem yang kompleks yang di dalamnya termuat, tentang komponen berupa tujuan pendidikan sekolah seperti, kurikulum atau bahan ajar, metode pengajaran dan sebagainya, lalu yang terakhir sub sistem ekonomi, didalamnya mengatur mengenai berbagai hal yang berkaitan, dengan ekonomi yang memperhitungkan suatu hal, seperti tentang perhitungan alokasi dana sekolah, penggunanaan sumber, efisiensi penggunaan sumber, dan suatu produk sistem sekolah. Ketiga sub sistem tersebut, digunakan untuk sebuah usaha mendukung tercapainya tujuan sekolah dalam konteks sistem pendidikan.

Sebelum membahas langsung, pada sistem pendidikan di Indonesia. Disini penulis akan membahas terlebih dahulu, mengenai jenjang pendidikan yang ada di Indonesia. Berdasarkan yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar/UU Nomor 20 tahun 2003 Bab IV pasal 13 Ayat 1, dan berikut tambahannya yang termuat dalam UU Nomor 20 tahun 2003, Bab 1 pasal 1 ayat 8 yang berisi tentang jenjang pendidikan yang sudah dikukuhkan, level perkembangan pada siswa yang memiliki tujuan untuk peningkatan keterampilan. Pada sekitar bulan juni tahun 2015 lalu, Pemerintah di Republik Indonesia sudah menetapkan untuk wajib belajar selama

12 tahun, terhitung dari masa sekolah/ jenjang pendidikan sekolah dasar. Pendidikan di Indonesia memiliki 4 jenjang pendidikan yang formal, yaitu pendidikan jenjang usia dini, pendidikan sekolah dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.

  • Pendidikan Usia Dini

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 Ayat 14 tentang pendidikan nasional, pendidikan anak usia dini, merupakan salah satu upaya bimbingan bertujuan untuk mengarahkan pada anak-anak yang memiliki usia awal, hingga sampai anak berusia 6 tahun.

  • Pendidikan Sekolah Dasar

Pada Jenjang Sekolah Dasar ini, anak sudah berada pada tahap dan level, berikutnya daripada jenjang pendidikan usia dini, pada jenjang ini juga pendidikan disiapkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga diharapkan agar anak atau peserta didik dapat bersaing secara sehat dan belajar dengan baik. Biasanya pada jenjang ini dapat berupa lembaga yang sangat beragam, seperti berbentuk sekolah dasar pada umumnya yaitu (SD) dan atau (MI) Madrasah Ibtidayah, dan hingga sampai pada Sekolah Menengah Pertama, (SMP) dan atau bisa memilih (MTS) Madrasah Tsanawiyah. Disini jenjang pendidikan anak sebagai siswa atau peserta didik, dimulai dari kelas sekolah dasar yaitu kelas 1-6, setelah itu 

dilanjutkan untuk ke jenjang berikutnya yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP)/(MTS) yang umum dikenal di Indonesia dengan kelas 7 hingga kelas 9.

  • Pendidikan Sekolah Menengah

Pada Tahap ini, pendidikan jenjang sekolah dasar dan menenengah pertama, berlanjut lagi hingga ke jenjang yang lebih tinggi. Yaitu jenjang Sekolah Menengah Atas/ (SMA) dan atau bisa memilih ke Sekolah Menengah Kejuruan/ (SMK)/(MA) Madrasah Aliyah. Pada tahap ini peserta didik lebih disiapkan secara matang untuk dilatih masuk ke dunia kerja, dan atau diarahkan agar dapat secara spesifik mengenal bidang yang dikuasai agar dapat berlanjut menempuh ke jenjang dunia pedindikan yang lebih tinggi.

  • Jenjang Pendidikan Tinggi

Pada Jenjang ini peserta didik berada pada level yang lebih tinggi, daripada sebelumnya, karena mereka lebih fokus ke bidang yang mereka ambil untuk lebih didalami. Dimulai dari Diploma (D3). Program (S1) Sarjana, Pasca Sarjana (S2), program spesialis dan juga program Doktor.

Sistem Pendidikan di Indonesia, sudah mengalami banyak perubahan dan reformasi, hingga sampai saat ini. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, menjelaskan bahwa Sistem pendidikan di Indonesia, pelaksanaannya berdasarkan pada Sistem Pendidikan Nasional, yang berarti jelas sistem pendidikan Indonesia, menganut sistem pendidikan nasional, dan jika dilihat secara makro maka pendidikan di Indonesia ini, dapat dilihat dari berbagai aspek, sebagai berikut :

  • Pengelolaan dan Manajemen Pendidikan

Berarti sistem pendidikan berkaitan dengan pengelolaan. Yang dimana pengelolaan pendidikan di negara kita ini, dikelola secara sentral atau sentralistik, yang berlaku untuk seluruh wilayah di Indonesia. Artinya seluruh hal yang berhubungan dengan pendidikan akan diatur atau diarahkan oleh pertimbangan pemerintah pusat.

  • Peran Pemerintah dan Masyrakat

Di Indonesia Pemerintah, merupakan pihak yang mengendalikan dan mengelola sistem pendidikan secara keseluruhan, hingga mencakup skala nasional. Menurut UU SIDIKNAS, dijelaskan bahwa masyarakat adalah seabagai sebuah mitra pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan, dan masyarakat juga, memiliki kesempatan luas untuk ikut berperan, dan mengelola unit pendidikan yang tetap didasarkan pada identitas bangsa. Dalam praktik yang ada dilapangan, pemerintah memegang semua kendali, mungkin memang sebaiknya kita tetap diawasi oleh pemerintah, namun masyarakat juga punya hak untuk bersuara, dan turut ikut andil dalam pelaksanaan pendidikan, karena pendidikan merupakan milik seluruh warga negara dan seluruh golongan masyarakat.

  • Materi Ajar

Senada dengan strategi sistem pendidikan di Indonesia, berorientasi pada penyusunan materi ajar yang diatur/diarahkan untuk memenuhi kepentingan pemerintah, agar target pembangunan mampu mengejar pertumbuhan yang sudah disusun dan ditetapkan.

  • Pendekatan Metodologi dan Dana

Pada awalnya, Indonesia masih menggunakan paradigma lama, dimana dengan sistem lama pengajar atau pendidik bertugas untuk menjelaskan dan mengarjakan pada peserta didik, dan peserta didik hanya menerima saja tanpa berperan aktif. Seiring berjalannya waktu, jika dilihat realita pada saat ini, paradigma baru mulai terasa keberadaannya, pada saat ini sistem pendidikan di Indonesia, kurang lebih telah mengalami peningkatan, dimana pengajar akan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk memaparkan berbagai materi, dan diberikan kesempatan untuk memberikan berpendapat. Metode cara belajar ini saat baik karena membuat peserta didik ikut berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, dengan demikian pengajar dan peserta didik saling berkolaborasi, untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, demi membantu memajukan pendidikan di negara kita ini. Dan/ anggaran memiliki kedudukan penting dalam pelaksanaan sistem pendidikan, dan salah satu faktor penting dalam mendukung kemajuan penyelenggaraan sistem pendidikan di suatu negara.

  • SISTEM PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN

Korea Selatan, memiliki penduduk yang berjumlah kurang lebih sekitar 47 juta jiwa, dan memiliki angka pertumbuhan penduduk 1,7% per tahun, dengan keadaan penduduk yang homogen (etnik korea), memiliki tingkat angka literasi 98% (World almanie 2000). Sistem pemerintahan di korea bersifat sentralistik, yang berarti bidang pendidikan pun di atur oleh pemerintah pusat. Meskipun Kementrian Pendidikan yang memiliki wewenang untuk segala hal yang berhubungan dengan pendidikan. Namun, pemerintah Korea Selatan tetap memberikan perhatian pada dunia pendidikan di daerah dengan meneptakan, Dewan Pendidikan Nasional di wilayah khusus yang berjumlah 5 sampai 7 orang. Hal tersebut diketahui oleh Gubernur/walikota setempat. Sistem Pendidikan Korea Selatan dapat dilihat dari aspek-aspek sebagai berikut yang terdapat di dalam dunia pendidikan.

  • Struktur dan Jenis Pendidikan di Korea Selatan

Terdiri dari 4 jenjang pendidikan yaitu, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), SLTA dan Pendidikan Tinggi. Keempat jenjang ini sejalan dengan grade masing-masing, 13-16 SD, 7-9 SMP, 10-12 SLTA dan 13-16 Pendidikan Tinggi Program S1, dan berlanjut ke program S2, dan S3. Untuk Sekolah Dasar pendidikan wajib bagi anak usia 6-11 tahun, berikutnya 12-14 tahun SMP, selama 3tahun dan berlanjut terus hingga SLTA, dan masuk ke dunia pendidikan tinggi atau sekolah akademik yang masyarakat korea, biasa menyebut (yunior high school), lalu (senior high school) dan hingga program pasca graduate school dengan gelar dokter atau master.

  • Manajemen Pedidikan
  • Anggaran/Dana Pendidikan

Anggaran Pendidikan Korea Selatan berasal dari anggaran negara. Dan sumber dana/anggaran berasal dari berbagai sumber, yaitu dari GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan dan sebagainya, bahkan bersumber dari dunia industri yang khusus untuk pendidikan kejuruan. Berdasarkan sumber: UNESCO year book 1999, pengeluaran pemerintah Korea Selatan untuk pendidikan, hasil perhitungan GNP dari total anggaran 

pemerintah Korea Selatan, yaitu memiliki persentase sebesar 17,5%, dimana memiliki persentase yang tinggi, yang berarti negara Korea Selatan, mengeluarkan biaya anggaran pemerintah yang cukup banyak untuk kepentingan pendidikan di negaranya. Sedangakan Indonesia hanya berada pada tingkat persentase sebesar 3,4%.

  • Kurikulum Pendidikan Korea Selatan

Kurikulum di negara ini, sama dengan kurikulum di negara Indonesia yaitu mengalami reformasi. Reformasi itu dimulai atau dilaksanakan sejak tahun 1970-an, dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknis didalam kelas dan pemanfaatan teknologi yang tersedia. Tugas dan hal- hal yang harus dikerjakan oleh tenaga pendidik di Korea Selatan adalah sebagai berikut:

  • Merancang perencanaan sebuah sistem mengajar
  • Memberikan laporan Diagnosis siswa
  • Bertugas membimbing siswa belajar, dengan berbagai macam program
  • Melaksanakan pemberian test dan menilai atau mengevaluasi hasil belajar murid/peserta didik. Di tingkat Sekolah Menengah Korea Selatan tidak diadakan ujian saringan masuk. Hal tersebut terjadi, karena disebabkan oleh adanya kebijakan yaitu "equal accessibility" ke sekolah-sekolah menengah di daerahnya.

3.1 KESIMPULAN DAN SARAN

Sistem Pendidikan itu, merupakan keseluruhan aspek yang ada pada bidang pendidikan, dan saling berintegrasi satu dengan yang lain. Pada suatu sistem, terdapat komponen-komponen yang akan saling berkaitan satu sama lain, untuk mendukung agar sistem yang telah di siapkan dan telah dirancang dengan baik, dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Sistem Pendikan di Indonesia, meskipun sedikitnya telah mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, namun tetap saja terdapat kekurangan dan kendala di dalamnya, karena banyak faktor yang masih belum terlaksana secara baik, atau bahkan banyak faktor yang belum mendukung, untuk membuat sistem pendidikam di Indonesia ini menjadi maju dan lebih baik. Berdasarkan dari pembahasan yang sudah penulis paparkan, Sistem Pendidikan di Indonesia dan Sistem Pendidikan Korea Selatan, dari Struktur dan Jenis pendidikan tidak terlalu memiliki perbedaan, bahkan hampir sama keduanya dengan sistem 4 jenjang pedidikan yaitu, mulai dari SD-SMP-SMA/SLTA/SMK dan Pendidikan Tinggi. Yang sedikit berbeda hanya pada penamaan program S1,S2, dan Program S3 di Korea Selatan yaitu S1 (yunior high school), (senior high school), dan pasca adalah graduate school. Namun selain itu dari aspek-aspek yang lain, dimana yang terdapat didalam sistem pendidikan, memiliki beberapa perbedaan: Pertama Pengelolaan dan Manajemen Pendidikan, di negara Indonesia bersifat sentralistik, dimana keseluruhan yang berkaitan dengan pendidikan termasuk kebijakan ada pada pertimbangan pemerintah pusat. Sedangkan Korea Selatan itu perpaduan antara sentralistik dan desentralisasasi, sebenarnya jika mengacu pada sistem pemerintahannya bersifat sentralistik juga, dan hampir sama dengan indonesia, namun yang memberikan perbedaan, meskipun Korea Selatan menyerahkan semua kepada Kementrian Pendidikan, pemerintahnya tetap berupaya memberi perhatian lebih, ke beberapa daerah khusus dengan memberikan Dewan Pendidikan Nasional 

sebanyak 7 orang, yang dimana tugas mereka diberikan kewenangan terhadap pendidikan di daerah tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pendidikan, di Korea Selatan merupakan penggabungan antara sistem sentarlistis dan desentralisasi, yang jelas berbeda dengan sistem pengelolaan atau manajemen pendidikan di Indonesia. Kedua dari aspek Anggaran/Dana Pendidikan, seperti yang kita ketahui, anggaran dalam dunia pendidikan, merupakan salah satu aspek penting penentu untuk mendorong sebuah kemajuan dalam dunia pendidikan. Perbedaan dalam aspek ini sangat jelas berdasarkan pembahasan sebelumnya, dari sumber UNESCO year book 1999, menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah untuk pendidikan, yaitu dihitung GNP dari total anggaran Pemerintah Korea Selatan memiliki persentase 17,5% merupakan persentase pengeluaran yang cukup tinggi, untuk kepentingan pendidikan. Dengan demikian, tanpa dijelaskan panjang lebar bahwa negara tersebut, merupakan salah satu negara yang sangat peduli terhadap kemajuan pendidikan di negaranya. Sedangkan negara Indonesia hanya memiliki tingkat persentase 3,4%. Ketiga Perbedaan Kebijakan, bahwa di Korea Selatan untuk masuk ke tingkat sekolah menengah tidak memerlukan ujian saringan masuk seperti di Indonesia, karena hal itu disebabkan oleh adanya kebijakan "equal accssesibility", atau aksesibilitas yang setara di sekolah-sekolah yang ada di daerah Korea Selatan, secara sederhanya dapat kita pahami, bahwa maksud kebijakan tersebut, adalah menciptakan akses kesetaraan dan keadilan untuk seluruh anak, yang ingin masuk ke jenjang sekolah menengah dengan hanya berdasarkan daerah dimana tempat mereka tinngal di Korea Selatan.

Di indonesia memiliki kebijakan yang hampir mirip seperti itu, yaitu jalur zonasi. Namun, di Indonesia tetap harus bersaing cukup ketat, karena zonasi pun terbatas kuota, berbeda dengan di Korea Selatan, siswa bisa masuk tanpa test atau ujian yang membingungkan, dan siswapun, akan dengan mudah masuk sekolah menengah sesuai daerah dimana tempat mereka berada. Keempat yaitu perbedaan masyarakat Korea Selatan dan masyarakat Indonesia terhadap Pendidikan. Jika dilihat dari fakta masyarakat Indonesia saat ini, sikap masyarakat terhadap dunia pendidikan sepertinya kurang memprioritaskan, hal itu bisa kita lihat dengan mudah dalam fenomena kehidupan sehari-hari, dimana hampir sebagian besar masyarakat kita lebih mengapresiasi hal-hal yang tidak mendidik, dan kegiatan itu semakin meningkat dari waktu ke waktu. Hingga pada akhirnya, hanya bisa menkritisi pihak-pihak tertentu. Tidak mempunyai inisiatif sikap yang seharusnya, dan juga tidak memiliki upaya berpikir agar Pendidikan kita ini, dapat bersaing dan dapat lebih maju dari negara-negara lain. Sedangkan di Korea Selatan itu sendiri, sikap masyarakat terhadap pendidikan itu sangat baik. Berdasarkan sumber berita, mereka masyarakat Korea Selatan memiliki budaya bimbel/(bimbingan belajar), yang dimana, pendidikan diluar sekolah atau tambahan bimbingan belajar diluar sekolah juga wajib hukumnya, untuk masyarakat disana, karena hampir seluruh anak di Korea Selatan akan didaftarkan atau mengikuti bimbingan belajar setiap harinya. Hingga bahkan anak bisa pulang larut malam, itu merupakan rutinitas yang biasa nak/pelajar lakukan di Korea Selatan. Disini menunjukan, bahwa masyarakat Korea memiliki inisiatif sikap yang tanggap, dan pola pemikiran yang baik terhadap pendidikan. Hal yang baik, demikian itu dipelihara hingga menjadi sebuah budaya yang secara tidak langsung mendukung juga pada kemajuan sistem pendidikan di negaranya. Selain bimbel itu bertujuan untuk peningkatan kualitas/mutu pada bidang pendidikan, masyarakat Korea Selatan juga, memiliki anggapan bahwa 

bimbel dapat memperluas jaringan pertemanan untuk generasi muda disana. Kesimpulan dari beberapa perbedaan diatas, menunjukkan bahwa memang Sistem Pendidikan Korea Selatan itu sangat berkualitas, dan masyarakat disanapun sangat memprioritaskan dan mendukung penuh, dengan mengupayakan apapun yang dapat masyarakat upayakan demi mendorong terhadap kemajuan negaranya didalam bidang pendidikan. Selain itu kita dapat mengetahui apa kekurangan yang terdapat pada sistem pendidikan di negara kita, sehingga kita dapat membenahi dan mengambil pembelajaran yang penting, yang baik untuk dicontoh, dan untuk kita coba terapkan pada sistem pendidikan Indonesia. Saran untuk Sistem Pendikakan di Indonesia, pertama adalah dengan sering-sering mengkaji banding pendidikan di negara ini dengan negara lain, karena dengan begitu, kita akan mendapatkan banyak pengetahuan dan mendapatkan berbagai informasi, bahkan mengetahui titik dimana letak kekurangan sistem pendidikan kita. Terakhir, yaitu kita juga dapat mengukur sejauh mana, negara ini tertinggal oleh perkembangan-perkembangan yang terjadi pada negara lain. Kedua mengenai anggaran, akan lebih baik kita mecontoh negara Korea Selatan, bahwa anggaran/dana paling banyak, seharusnya lebih ditujukan dan diprioritaskan untuk anggaran pada bidang pendidikan, sehingga infrastruktur di bidang pendidikan, diharapkan akan lebih memadai, dan semakin banyak tersedia fasilitas bangunan sekolah atau bangunan yang terkait dengan bidang pendidikan. Sehingga, sistem zonasi tidak terbatas dengan kuota seperti sekarang. Seperti di Korea Selatan, siswa tidak perlu was was untuk melakukan test, dan siswa tidak perlu ikut memikirkan adanya keterbatasan untuk mendapatkan pendidikan yang setara juga merata di setiap daerahnya.

Saran ketiga, menciptakan Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap Pendidikan, dengan meningkatkan minat literasi membaca, karena membaca merupakan jendela awal masuknya berbagai ilmu pengetahuan, diharapkan dengan literasi membaca yang terus meningkat, maka masyarakat akan semakin sadar bahwa pendidikan itu penting keberadaanya. Dan menjadi tergerak untuk ikut turut membantu mendukung penuh kemajuan sistem pendidikan dari negara ini. Karena peran masyarakat juga sangat penting, dan dapat menjadi salah satu penentu untuk mencapai perkembangan, dan kemajuan pendidikan negara Indonesia ini. Misalnya dengan banyak menyediakan rak buku disetiap fasilitas publik, seperti taman kota dan tempat hiburan destinasi wisata lainnya. Ini akan memakan banyak biaya, namun dapat dilaksanakan dengan dukungan berbagai pihak. Termasuk orang yang memiliki banyak koleksi buku yang tidak terpakai, dan secara sukarela besredia mau menyumbangkan pada program ini. Jika misalnya dimasa depan terlaksana. Dan terakhir, mari bersama-sama secara sadar sebagai masyarakat meningkatkan inovasi dan inisiatif, untuk menciptakan budaya-budaya yang baik berkaitan dengan pendidikan. Sekali lagi, mencontoh seperti di Korea Selatan, misalnya ada budaya bimbel untuk para siswa disana, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika tercipta budaya yang baik seperti budaya bimbel tersebut, pastinya Indonesia akan mengalami kemajuan yang pesat dan dapat bersaing dengan mudah bersama negara-negara maju lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun