Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) adalah serangkaian 17 tujuan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015. Tujuan-tujuan ini dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan global dan meningkatkan kehidupan manusia serta kesejahteraan planet ini. SDGs bersifat komprehensif, mencakup berbagai dimensi pembangunan, termasuk sosial, ekonomi, dan lingkungan.
SDGs terdiri dari 17 Tujuan Pembangunan yang dikelompokkan ke dalam 4 (empat) Pilar, yaitu: Pilar 1. Pembangunan Sosial mencakup 5 (Lima) Tujuan Pembangunan, yaitu: (1) Tanpa Kemiskinan; (2) Tanpa Kelaparan; (3)  Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan; (4) Pendidikan Berkualitas; dan (5) Kesetaraan Gender. Pilar 2. Pembangunan ekonomi, mencakup 5 (Lima) Tujuan Pembangunan, yaitu: (1) Energi Bersih dan Terjangkau; (2) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi; (3) ndustri, Inovasi dan Infrastruktur; (4) Berkurangnya Kesenjangan; dan (5) Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Pilar 3. Pembangunan Lingkungan, Mencakup: (1) Air Bersih dan Sanitasi Layak; (2) Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan; (3) Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab; (4) Penanganan Perubahan Iklim; (5) Ekosistem Lautan; dan (6) Ekosistem Daratan. dan Pilar 4. Pembangunan
Hukum dan Tata kelola, mencakup Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh.
Berikut adalah 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs):
Pilar 1. Pembangunan Sosial
Pembangunan Sosial, adalah fondasi penting untuk menciptakan masyarakat yang seimbang dan berkelanjutan. Ini melibatkan berbagai aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga perlindungan sosial. Pembangunan Sosial, mencakup:
Tujuan 1. Tidak Ada Kemiskinan (No Poverty)
Tidak Ada Kemiskinan (No Poverty) bertujuan untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem di seluruh dunia pada tahun 2030. Ini melibatkan berbagai upaya untuk memastikan bahwa semua orang memiliki akses terhadap sumber daya, layanan dasar, pendidikan, pekerjaan yang layak, dan perlindungan sosial. Mengatasi kemiskinan melibatkan strategi yang luas, termasuk pembangunan ekonomi inklusif, pemberdayaan perempuan, pengentasan kelaparan, dan akses universal terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. Selain itu, penting untuk mengatasi ketidaksetaraan ekonomi dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai memberikan manfaat kepada semua lapisan masyarakat. Tujuan ini mencerminkan tekad global untuk menciptakan dunia yang lebih adil, di mana setiap individu memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang dan hidup dengan layak.
Tujuan 2. Tidak Ada Kelaparan (Zero Hunger)
Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan gizi, dan mendorong pertanian berkelanjutan. Â Tujuan ini merupakan bagian dari Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan, yang diadopsi oleh seluruh negara anggota PBB pada September 2015. Tujuan "Tidak Ada Kelaparan" berfokus pada mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan, meningkatkan gizi, dan mendorong pertanian berkelanjutan. Beberapa target khusus yang terkait dengan tujuan ini antara lain: (1) Mengakhiri kelaparan dan memastikan akses semua orang terhadap pangan yang aman, bergizi, dan memadai sepanjang tahun; (2) Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan di berbagai jenis produksi pangan; (3) Mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan dan meningkatkan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim di sektor pertanian; (4) Pemberdayaan para petani, termasuk perempuan, dan mendukung sistem pertanian inklusif; dan (5) Mengurangi pemborosan pangan dan kerugian pangan di seluruh rantai pasokan, dari produksi hingga konsumsi.
Tujuan 3. Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan (Good Health and Well-being)
Memastikan kesehatan yang baik dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang. Tujuan ini tercantum dalam Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan dan memberikan fokus pada upaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kesejahteraan secara umum. Berikut adalah beberapa aspek utama dari Tujuan 3: Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan: (1) Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Umum. Mendorong upaya pencegahan penyakit menular dan tidak menular, dan memberikan akses universal kepada layanan kesehatan berkualitas, termasuk vaksinasi, pengobatan, dan perawatan kesehatan reproduksi; (2) Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak. Menurunkan angka kematian ibu dan anak, dan Memberikan akses kepada semua wanita untuk mendapatkan layanan kesehatan reproduksi yang aman; (3) Pengendalian Penyakit Menular. Mengendalikan dan memberantas penyakit menular seperti HIV/AIDS, malaria, dan tuberkulosis; (4) Mengatasi Penyakit Tidak Menular. Memerangi penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, diabetes, dan kanker melalui promosi gaya hidup sehat; (5) Peningkatan Kesejahteraan Mental. Mengatasi stigma terkait masalah kesehatan mental, dan Menyediakan layanan kesehatan mental yang terjangkau dan efektif; (6) Akses ke Obat-obatan dan Vaksin. Memastikan ketersediaan obat-obatan yang terjangkau dan vaksin bagi semua; (7) Penguatan Sistem Kesehatan. Meningkatkan kapasitas sistem kesehatan nasional, dan Memastikan keberlanjutan pembiayaan dan infrastruktur kesehatan; (8) Pengembangan Keamanan Pangan. Meningkatkan keamanan pangan dan gizi, dan Memberikan akses kepada pangan yang cukup dan bergizi bagi semua; dan (9) Kolaborasi Internasional. Meningkatkan kolaborasi internasional dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan, dan Memberikan bantuan dan dukungan bagi negara-negara berkembang dalam memperkuat sistem kesehatan mereka.
Tujuan 4. Pendidikan Berkualitas (Quality Education)
Memastikan pendidikan inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan untuk semua. Pendidikan berkualitas (quality education) adalah suatu konsep yang menekankan pentingnya memberikan pendidikan yang baik, efektif, dan relevan bagi setiap individu. Pendidikan berkualitas mencakup berbagai aspek, mulai dari kurikulum yang baik, metode pengajaran yang efektif, hingga lingkungan belajar yang mendukung. Berikut adalah beberapa karakteristik dan prinsip yang terkait dengan pendidikan berkualitas: (1) Kurikulum yang Relevan. Pendidikan berkualitas harus menyediakan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan dunia nyata. Hal ini melibatkan identifikasi dan inklusi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan dunia kerja; (2) Metode Pengajaran yang Efektif. Pendidikan berkualitas membutuhkan metode pengajaran yang inovatif dan efektif. Guru perlu memahami gaya belajar siswa dan menggunakan strategi pengajaran yang sesuai untuk memastikan pemahaman dan penerapan konsep; (3) Pendekatan Inklusif. Pendidikan berkualitas harus inklusif, memastikan bahwa setiap individu memiliki akses yang sama terhadap peluang belajar tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau kemampuan; (4) Evaluasi yang Holistik. Proses evaluasi harus mencakup berbagai aspek, termasuk keterampilan akademis, keterampilan sosial, dan pengembangan karakter. Hal ini membantu memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang kemajuan siswa; (5) Lingkungan Belajar yang Mendukung. Pendidikan berkualitas membutuhkan lingkungan belajar yang aman, mendukung, dan memotivasi. Fasilitas fisik, dukungan psikologis, dan interaksi positif di antara siswa dan guru semuanya berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar; (6) Pengembangan Keterampilan Hidup. Pendidikan tidak hanya tentang pemerolehan pengetahuan akademis, tetapi juga pengembangan keterampilan hidup yang diperlukan untuk sukses dalam kehidupan sehari-hari, seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kerja sama; (7) Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat. Pendidikan berkualitas melibatkan orang tua dan masyarakat dalam mendukung proses pembelajaran. Kolaborasi antara sekolah, guru, orang tua, dan komunitas dapat memperkuat pendidikan dan memastikan dukungan yang lebih besar untuk siswa; dan (8) Penggunaan Teknologi Pendidikan. Integrasi teknologi dalam pengajaran dapat meningkatkan aksesibilitas, memberikan variasi dalam metode pengajaran, dan membantu siswa mengembangkan keterampilan digital yang penting.
Tujuan 5. Kesetaraan Gender (Gender Equality)
Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan. Merujuk pada konsep bahwa semua individu, tanpa memandang jenis kelamin mereka, memiliki hak yang sama, tanggung jawab, dan peluang dalam semua aspek kehidupan. Ini mencakup kesetaraan dalam bidang pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan partisipasi dalam pengambilan keputusan. Beberapa aspek kunci dari kesetaraan gender melibatkan: (1) Pendidikan. Menjamin akses yang sama terhadap pendidikan bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin. Hal ini mencakup eliminasi diskriminasi gender dalam kurikulum, pemilihan guru, dan penyediaan sumber daya pendidikan; (2) Pekerjaan. Memberikan hak yang sama dalam hal pembayaran, promosi, dan akses terhadap peluang pekerjaan. Mengatasi stereotip gender di tempat kerja dan memastikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peluang yang setara di berbagai sektor; (3) Kesehatan. Memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang setara terhadap layanan kesehatan dan informasi kesehatan, termasuk isu-isu kesehatan reproduksi. Mengatasi ketidaksetaraan dalam penelitian medis dan pengembangan obat; (4) Partisipasi Politik. Mendorong partisipasi yang setara dalam proses pengambilan keputusan politik. Ini mencakup peningkatan representasi perempuan di berbagai tingkat pemerintahan dan lembaga politik; (5) Ketidaksetaraan Budaya. Melawan stereotip dan norma budaya yang mendukung ketidaksetaraan gender. Ini bisa melibatkan perubahan dalam media, budaya populer, dan norma sosial yang mendukung peran dan ekspektasi yang setara bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin; (6) Hak Reproduksi. Memastikan hak reproduksi bagi semua individu, termasuk akses terhadap layanan kesehatan reproduksi, informasi, dan kontrol atas tubuh mereka sendiri; dan (7) Penghapusan Kekerasan Gender. Melawan kekerasan berbasis gender, termasuk pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang memengaruhi perempuan dan laki-laki.
Pilar 2. Pembangunan ekonomi
Pembangunan ekonomi merupakan salah satu pilar penting dalam pembangunan suatu negara. Pilar ini mencakup berbagai aspek yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, distribusi kekayaan, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan Ekonomi, mencakup:
Tujuan 7. Energi Terjangkau dan Bersih (Affordable and Clean Energy)
Memastikan akses terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern terhadap energi untuk semua. Tujuan ini dirumuskan untuk mengatasi tantangan energi global, termasuk akses yang terjangkau, efisiensi energi, dan penggunaan energi bersih. Berikut beberapa poin penting terkait dengan tujuan ini: (1) Akses Universal Terhadap Energi. Tujuan ini menekankan perlunya memastikan akses universal terhadap layanan energi yang terjangkau, dapat diandalkan, berkelanjutan, dan modern. Hal ini berarti memastikan bahwa semua orang di seluruh dunia memiliki akses terhadap energi untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, seperti penerangan, memasak, dan kebutuhan energi sehari-hari lainnya; (2) Peningkatan Efisiensi Energi. Tujuan ini juga mencakup upaya untuk meningkatkan efisiensi energi dalam berbagai sektor, baik industri, transportasi, maupun sektor rumah tangga. Peningkatan efisiensi energi dapat membantu mengurangi konsumsi energi keseluruhan dan dampak lingkungan negatif; (3) Penggunaan Energi Bersih dan Terbarukan. Aspek lain dari tujuan ini adalah mempromosikan penggunaan energi bersih dan terbarukan. Sumber energi seperti matahari, angin, air, dan bioenergi dianggap sebagai alternatif yang lebih bersih dan berkelanjutan dibandingkan dengan bahan bakar fosil, yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan dampak negatif lainnya terhadap lingkungan; (4) Investasi dalam Infrastruktur Energi. Pencapaian tujuan ini juga melibatkan investasi dalam infrastruktur energi yang berkelanjutan. Pembangunan proyek-proyek infrastruktur yang memanfaatkan teknologi ramah lingkungan dapat membantu memperluas akses ke energi bersih; dan (5) Pengembangan Teknologi Energi. Tujuan ini mendorong inovasi dan pengembangan teknologi baru dalam sektor energi. Hal ini termasuk penelitian dan pengembangan untuk meningkatkan efisiensi energi, mengurangi biaya energi terbarukan, dan mempercepat adopsi teknologi bersih.
Tujuan 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (Decent Work and Economic Growth)
Mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, pekerjaan layak, dan pengentasan kemiskinan. Tujuan ini bertujuan untuk memastikan adanya pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sekaligus memberikan pekerjaan yang layak bagi semua orang. Berikut adalah beberapa aspek kunci yang terkait dengan tujuan ini: (1) Pekerjaan Layak (Decent Work) mencakup Upah yang Layak: Memastikan bahwa semua pekerja menerima upah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan keluarga. Kondisi Kerja yang Aman dan Sehat: Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk semua pekerja, dengan mengurangi risiko kecelakaan dan penyakit terkait pekerjaan. dan Keseimbangan Kehidupan Kerja: Memastikan adanya keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi bagi pekerja; (2) Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan. Pertumbuhan Inklusif, untuk memastikan bahwa hasil dari pertumbuhan ekonomi didistribusikan secara adil di antara semua lapisan masyarakat, termasuk yang kurang mampu, dan Pengurangan Ketidaksetaraan untuk mengurangi ketidaksetaraan dalam akses terhadap peluang ekonomi, sumber daya, dan keuntungan; (3) Peningkatan Produktivitas dan Inovasi. Pendidikan dan Pelatihan untuk meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan bagi semua agar masyarakat dapat menghadapi perubahan dalam dunia kerja yang terus berubah, dan Inovasi dan Teknologi untuk mendorong inovasi dan adopsi teknologi yang berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing ekonomi; (4) Pengurangan Pengangguran dan Pekerjaan Dignitas. Pengurangan Pengangguran untuk mengurangi tingkat pengangguran melalui kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor yang berpotensi menciptakan pekerjaan, dan Pekerjaan Dignitas untuk memastikan bahwa pekerjaan yang diciptakan adalah pekerjaan yang bermartabat, menghormati hak asasi manusia, dan bebas dari eksploitasi; dan (5) Perlindungan Hak Buruh. Kebebasan Berserikat dan Negosiasi Bersama: Memastikan hak pekerja untuk membentuk serikat pekerja dan melakukan negosiasi bersama dengan pengusaha, dan Pemberantasan Kerja Paksa dan Perbudakan: Melawan kerja paksa, perbudakan, dan pekerjaan anak.
Tujuan 9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur (Industry, Innovation, and Infrastructure)
Membangun infrastruktur yang tangguh, mempromosikan industrialisasi berkelanjutan, dan mendorong inovasi. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur merupakan tiga elemen kunci yang saling terkait dan mendukung dalam pembangunan ekonomi dan sosial suatu negara. (1) Industri merujuk pada sektor ekonomi yang terlibat dalam produksi barang dan jasa. Ini mencakup sektor manufaktur, pertambangan, konstruksi, dan lainnya. Pentingnya pengembangan sektor industri yang kuat dapat memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan memperluas pangsa pasar internasional. Adapun tantangan: Beberapa tantangan di sektor industri melibatkan keberlanjutan lingkungan, efisiensi energi, dan kebutuhan untuk terus berinovasi guna meningkatkan daya saing; (2) Inovasi mencakup pengembangan dan penerapan ide baru, teknologi, atau metode untuk meningkatkan proses produksi, produk, atau layanan. Pentingnya inovasi adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Melalui penelitian dan pengembangan, serta adopsi teknologi baru, suatu negara dapat meningkatkan efisiensi, daya saing, dan kesejahteraan masyarakatnya. Adapun tantangan inovasi melibatkan keuangan untuk riset dan pengembangan, perlindungan hak kekayaan intelektual, serta integrasi inovasi ke dalam sektor industri yang ada; (3) Infrastruktur mencakup fasilitas fisik dan organisasi yang mendukung operasi ekonomi dan kehidupan sehari-hari. Ini mencakup transportasi, energi, telekomunikasi, dan fasilitas umum lainnya. Pentingnya Infrastruktur yang baik adalah fondasi bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Akses yang baik ke transportasi, energi, dan komunikasi meningkatkan konektivitas dan memfasilitasi pertumbuhan ekonomi. Adapun tantangan infrastruktur melibatkan investasi besar-besaran, pemeliharaan yang efisien, serta peningkatan keberlanjutan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan.
Tujauan 10. Pengurangan Ketidaksetaraan (Reduced Inequality)
Mengurangi ketidaksetaraan di dalam dan antara negara. Tujuan utamanya adalah mencapai distribusi yang lebih merata dalam masyarakat, sehingga semua individu memiliki akses yang setara terhadap peluang dan sumber daya. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai pengurangan ketidaksetaraan melibatkan: (1) Pendidikan yang Merata. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan untuk semua lapisan masyarakat dapat membantu mengurangi kesenjangan dalam keterampilan dan peluang; (2) Akses Terhadap Layanan Kesehatan. Memastikan akses yang setara terhadap layanan kesehatan dan perlindungan sosial dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dalam kesehatan; (3) Kebijakan Pekerjaan yang Adil. Menerapkan kebijakan yang mendukung upah yang adil, kondisi kerja yang baik, dan perlindungan hak pekerja dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan ekonomi; (4) Pengentasan Kemiskinan. Mengurangi kemiskinan dapat membantu mengatasi ketidaksetaraan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat; (5) Pemberdayaan Perempuan. Memberdayakan perempuan dengan memberikan hak yang setara dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan dan keputusan ekonomi, dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan gender; (6) Kebijakan Fiskal yang Adil. Menerapkan kebijakan fiskal yang adil dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dengan memastikan bahwa beban pajak dan alokasi sumber daya didistribusikan secara merata; (6) Partisipasi Masyarakat. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan dan mendukung masyarakat yang lebih inklusif dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan; dan (7) Perlindungan Hak Asasi Manusia. Memastikan perlindungan hak asasi manusia bagi semua individu, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi, dapat membantu menciptakan masyarakat yang lebih adil.
Tujuan 17. Kemitraan untuk Tujuan (Partnerships for the Goals)
Meningkatkan sarana pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan melalui kemitraan global yang kuat. Tujuan ini bertujuan untuk memperkuat implementasi dan revitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa poin kunci, yaitu: (1) Kemitraan dalam Pembangunan. Tujuan ini menggarisbawahi pentingnya kemitraan yang kuat antara negara-negara maju dan berkembang, pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Kemitraan ini dianggap krusial untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan; (2) Keuangan untuk Pembangunan. Salah satu aspek kunci dari SDG 17 adalah penggalangan dana dan dukungan keuangan untuk pembangunan berkelanjutan. Ini mencakup upaya untuk meningkatkan investasi dalam infrastruktur, inovasi, dan sektor-sektor kunci lainnya; (3) Teknologi dan Inovasi. Kemitraan diperlukan untuk memfasilitasi transfer teknologi dan inovasi, khususnya dari negara maju ke negara berkembang. Kolaborasi global dalam pengembangan dan penerapan teknologi berkelanjutan adalah salah satu fokus utama; (4) Data, Monitoring, dan Evaluasi. Penting untuk memiliki sistem pengumpulan data yang kuat, pemantauan yang efektif, dan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa progres menuju tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan dapat diukur dengan tepat; (5) Perdagangan Internasional. Menekankan pentingnya sistem perdagangan internasional yang adil dan inklusif. Ini melibatkan berbagai aspek, termasuk pengurangan hambatan perdagangan, kebijakan yang mendukung perdagangan yang inklusif, dan pemberdayaan ekonomi di negara-negara berkembang; (6) Kapasitas Institusional. Peningkatan kapasitas institusional di tingkat nasional dan internasional merupakan aspek penting dari kemitraan untuk tujuan. Ini termasuk dukungan dalam pengembangan kebijakan, perencanaan, dan pelaksanaan program pembangunan.
Pilar 3. Pembangunan Lingkungan
Pembangunan lingkungan dapat merujuk pada berbagai aspek pembangunan yang berkaitan dengan lingkungan, dan konteksnya dapat bervariasi tergantung pada bidang atau sektor tertentu. Pembangunan Lingkungan, mencakup:Â
Tujuan 6. Air Bersih dan Sanitasi (Clean Water and Sanitation)
Memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih dan sanitasi untuk semua yang bertujuan untuk memastikan ketersediaan dan pengelolaan air bersih serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang. Berikut adalah beberapa poin kunci, yaitu: (1) Akses Universal Terhadap Air Bersih dan Sanitasi. Memastikan bahwa semua orang memiliki akses yang terjangkau, andal, aman, dan berkelanjutan terhadap air bersih, adapun Risiko dan Tantangannya yaitu kurangnya akses terhadap air bersih dapat menyebabkan penyakit air dan mempengaruhi kesehatan masyarakat. (2) Peningkatan Kualitas Air. Mengurangi polusi air, menghentikan pelepasan bahan kimia dan limbah berbahaya ke perairan. Adapun Risiko dan Tantangannya adalah pencemaran air dapat merusak ekosistem air dan membahayakan kesehatan manusia yang menggunakan air tersebut; (3) Sanitasi dan Pengelolaan Limbah. Meningkatkan sanitasi dengan memastikan akses universal ke fasilitas sanitasi yang aman dan layak. Adapun Risiko dan Tantangannya adalah sanitasi yang buruk dapat menyebabkan penyebaran penyakit dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat; (4) Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan. Mengelola sumber daya air secara berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan air yang cukup untuk keperluan sekarang dan masa depan. Adapun Risiko dan Tantangannya adalah Overpumping dan perubahan iklim dapat mengancam ketersediaan air bersih; dan (5) Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat. Mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan pengambilan keputusan terkait sanitasi. Adaoun Risiko dan Tantangannya adalah tidak melibatkan masyarakat dapat menghambat keberlanjutan upaya pembangunan air bersih dan sanitasi.
Tujauan 11. Kota yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities)
Membuat kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, tahan bencana, dan berkelanjutan. Kota berkelanjutan (sustainable cities) merupakan konsep pembangunan perkotaan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan perkotaan yang ramah lingkungan, ekonomi yang kuat, dan sosial yang inklusif. Konsep ini diintegrasikan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 11, yaitu "Membangun kota dan pemukiman manusia yang inklusif, aman, tahan bencana, dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa karakteristik kota berkelanjutan: (1) Efisiensi Energi dan Penggunaan Sumber Daya. Penerapan teknologi hijau untuk mengurangi konsumsi energi, dan Penggunaan sumber daya secara efisien, termasuk air, tanah, dan bahan bangunan; (2) Transportasi Berkelanjutan. Sistem transportasi umum yang efisien dan ramah lingkungan, Pengembangan infrastruktur untuk bersepeda dan berjalan kaki, dan Penyediaan ruang untuk transportasi berkelanjutan seperti kereta api ringan dan bus cepat. (3) Pengelolaan Sampah. Program daur ulang dan pengelolaan sampah yang efektif, dan Pengurangan penggunaan bahan-bahan sekali pakai; (4) Taman dan Ruang Terbuka Hijau. Peningkatan ruang terbuka hijau untuk kesehatan dan keindahan lingkungan, dan Pelestarian dan penanaman pohon untuk mengurangi dampak perubahan iklim; (5) Inovasi Teknologi. Penerapan teknologi informasi untuk meningkatkan pengelolaan perkotaan, dan Penggunaan sensor pintar untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya; (6) Inklusivitas Sosial dan Kesetaraan. Akses universal terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan, dan Memastikan bahwa pembangunan perkotaan tidak meninggalkan kelompok masyarakat tertentu; (7) Ketahanan Terhadap Bencana. Perencanaan perkotaan yang mempertimbangkan risiko bencana, dan Infrastruktur yang tahan gempa, banjir, dan bencana alam lainnya; (8) Partisipasi Masyarakat. Melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, dan Mendorong partisipasi warga dalam pengelolaan lingkungan setempat; dan (9) Ekonomi Berkelanjutan. Diversifikasi ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan, dan Mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak merugikan lingkungan.
Tujuan 12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab (Responsible Consumption and Production)
Mendorong pengembangan dan implementasi praktik konsumsi dan produksi yang berkelanjutan, dan memastikan bahwa semua orang memiliki informasi yang cukup tentang dampak lingkungan dari konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Konsumsi dan produksi yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan degradasi lingkungan, termasuk kehilangan keanekaragaman hayati, emisi gas rumah kaca, dan pencemaran air. Dengan mengadopsi praktik yang bertanggung jawab, kita dapat menjaga sumber daya alam untuk generasi mendatang.
Tindakan yang Dianjurkan: (1) Efisiensi Sumber Daya: Mendorong efisiensi dalam penggunaan sumber daya, termasuk energi dan bahan baku; (2) Pengurangan Limbah: Mengurangi limbah melalui praktik daur ulang dan pengelolaan limbah yang lebih baik; (3) Produk Berkelanjutan: Mendorong pengembangan produk yang lebih tahan lama, mudah didaur ulang, dan ramah lingkungan; dan (4) Kesadaran Konsumen: Meningkatkan kesadaran konsumen tentang dampak produk dan layanan yang mereka beli.
Perusahaan diharapkan untuk mengadopsi praktik produksi yang lebih berkelanjutan dan untuk mengkomunikasikan informasi produk yang relevan kepada konsumen. Model bisnis berkelanjutan yang mengintegrasikan kepedulian lingkungan dapat menjadi keunggulan kompetitif.
Masyarakat sipil dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan mendukung perubahan perilaku. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menciptakan kebijakan dan regulasi yang mendorong praktik konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab.
Tantangan utama termasuk mengubah pola konsumsi yang tidak berkelanjutan dan menciptakan sistem produksi yang lebih berkelanjutan secara global.
Tujuan 13. Tindakan Terhadap Perubahan Iklim (Climate Action)
 Mengambil tindakan segera untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya. Tindakan terhadap perubahan iklim sangat penting, dan ada beberapa cara yang bisa diambil baik oleh individu maupun pemerintah. Beberapa di antaranya termasuk: (1) Edukasi dan Kesadaran. Menyebarkan informasi tentang perubahan iklim dan dampaknya kepada masyarakat dapat meningkatkan kesadaran. Dengan pemahaman yang lebih baik, orang cenderung lebih terbuka terhadap perubahan perilaku; (2) Efisiensi Energi. Mengurangi konsumsi energi dengan menggunakan teknologi yang lebih efisien, mengurangi limbah energi, dan mempromosikan praktik efisiensi energi di rumah, bisnis, dan industri; (3) Energi Terbarukan. Meningkatkan penggunaan sumber energi terbarukan seperti matahari, angin, dan air dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang menyumbang besar pada emisi gas rumah kaca; (4) Transportasi Berkelanjutan. Mendukung transportasi publik, sepeda, dan mobil listrik dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi; (5) Pengelolaan Limbah. Meminimalkan pembuangan sampah, mendaur ulang, dan mempraktikkan pengelolaan limbah yang berkelanjutan dapat mengurangi dampak lingkungan; (6) Perlindungan Hutan. Hutan berfungsi sebagai penyerap karbon alamiah. Melindungi hutan dan mendorong praktek kehutanan berkelanjutan sangat penting dalam mitigasi perubahan iklim; (7) Kebijakan Pemerintah. Mendukung kebijakan dan regulasi yang mendukung pengurangan emisi, peningkatan energi terbarukan, dan perlindungan lingkungan; (8) Inovasi Teknologi. Mendorong riset dan pengembangan teknologi yang ramah lingkungan, seperti teknologi karbon rendah dan metode produksi yang lebih bersih; (9) Kerjasama Internasional. Kerjasama global diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim. Negara-negara perlu bekerja sama untuk mengembangkan solusi dan berbagi sumber daya; dan (10) Pengembangan Pasar Hijau. Mendukung pertumbuhan pasar untuk produk dan layanan yang ramah lingkungan dapat mendorong inovasi dan penggunaan praktik berkelanjutan.
Tujuan 14. Kehidupan di Bawah Air (Life Below Water)
Melindungi, memulihkan, dan mempromosikan pengelolaan berkelanjutan terhadap ekosistem air sangat penting untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan memastikan ketersediaan sumber daya air yang memadai untuk keberlanjutan hidup. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut: (1) Konservasi Sumber Daya Air. Mendorong praktik konservasi air di tingkat rumah tangga, industri, dan pertanian, Memasang peralatan efisiensi air dan teknologi hemat air, dan Mengelola daerah tangkapan air untuk memastikan infiltrasi air ke dalam tanah; (2) Pembersihan dan Perlindungan Ekosistem Air. Mencegah polusi air melalui regulasi dan pengawasan ketat terhadap pembuangan limbah industri dan domestik, Melindungi dan merestorasi ekosistem sungai, danau, rawa, dan pantai, dan Menerapkan praktik-praktik pertanian berkelanjutan untuk mengurangi erosi tanah dan pencemaran air oleh pestisida dan pupuk; (3) Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Menerapkan perencanaan tata ruang yang memperhatikan keberlanjutan sumber daya air, Mengelola daerah aliran sungai secara terpadu untuk meminimalkan banjir dan menjaga kualitas air, dan Menggalakkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan sumber daya air; (4) Pengendalian Pemanasan Global. Mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penggunaan energi terbarukan dan efisiensi energi, dan Melindungi hutan dan ekosistem lain yang dapat mengurangi kadar karbon dioksida di atmosfer; (5) Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat. Memberikan pendidikan lingkungan kepada masyarakat tentang pentingnya air dan ekosistem air, dan Mendorong perilaku yang berkelanjutan dalam penggunaan air sehari-hari; (6) Kerjasama Antar Pihak. Membangun kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk mengatasi masalah sumber daya air bersama-sama, dan Melibatkan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya air; dan (7)Riset dan Inovasi. Mendorong riset untuk pemahaman yang lebih baik tentang ekosistem air dan dampak perubahan iklim, dan Mengembangkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ketersediaan air dan polusi.
Tujuan 15. Kehidupan di Darat (Life on Land)
Melindungi, memulihkan, dan mempromosikan pengelolaan berkelanjutan terhadap ekosistem darat adalah langkah-langkah yang krusial untuk mempertahankan keanekaragaman hayati dan keseimbangan lingkungan. Berikut adalah beberapa strategi umum yang dapat diambil untuk mencapai tujuan tersebut: (1) Pembentukan Kawasan Lindung. Menetapkan kawasan lindung atau taman nasional untuk melindungi ekosistem darat dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, dan Menegakkan hukum dan peraturan yang berlaku di kawasan lindung untuk mencegah aktivitas yang merusak; (2) Praktik Pertanian Berkelanjutan. Menerapkan praktik pertanian berkelanjutan yang mengurangi dampak negatif terhadap tanah dan ekosistem, dan Menggunakan metode pertanian organik dan mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia; (3) Rehabilitasi Lahan Terdegradasi. Mengidentifikasi dan memulihkan lahan yang telah mengalami degradasi melalui proyek-proyek rehabilitasi dan reforestasi, dan Menerapkan teknik konservasi tanah dan air untuk mencegah erosi dan degradasi lanjutan; (4) Pengelolaan Air dan Sungai. Menerapkan kebijakan pengelolaan air yang berkelanjutan untuk melindungi ekosistem sungai dan danau, dan Mencegah pencemaran air melalui pengelolaan limbah industri dan domestik; (5) Pemberdayaan Komunitas Lokal. Menglibatkan komunitas lokal dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan sumber daya alam, dan Memberdayakan masyarakat untuk melaksanakan praktik-praktik berkelanjutan dan konservasi; (6) Pendidikan Lingkungan. Memberikan pendidikan lingkungan kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya konservasi, dan Mengembangkan program pendidikan di sekolah-sekolah yang mempromosikan pemahaman tentang ekosistem darat; (7) Pengelolaan Kehutanan yang Berkelanjutan. Menerapkan prinsip-prinsip kehutanan yang berkelanjutan, termasuk sistem pengelolaan hutan yang dapat dipertahankan jangka panjang, dan Mendorong sertifikasi hutan berkelanjutan untuk memastikan bahwa produk kayu berasal dari praktik pengelolaan yang bertanggung jawab; dan (8) Penelitian dan Pemantauan. Melakukan penelitian ilmiah untuk memahami dinamika ekosistem darat dan identifikasi masalah-masalah yang perlu ditangani, dan Mendirikan sistem pemantauan yang efektif untuk mengukur perubahan dalam ekosistem dan mengambil tindakan yang sesuai.
Pilar 4. Pembangunan Hukum dan Tata kelola
Pembangunan hukum dan tata kelola merupakan dua hal yang sangat penting untuk memastikan suatu masyarakat berjalan dengan baik. Pembangunan hukum melibatkan pembuatan, pengembangan, dan penegakan hukum untuk menciptakan sistem hukum yang adil dan efektif. Sedangkan tata kelola menekankan pada pengelolaan yang baik dan transparan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pemerintahan, bisnis, dan organisasi.
Dalam konteks pembangunan hukum, langkah-langkahnya mencakup penyusunan undang-undang, peraturan, dan kebijakan yang sesuai dengan nilai-nilai dan kebutuhan masyarakat. Proses ini juga mencakup pemberdayaan lembaga-lembaga penegak hukum untuk memastikan bahwa hukum diterapkan dengan adil dan konsisten.
Sementara itu, tata kelola yang baik melibatkan pengembangan struktur organisasi yang efisien, transparan, dan akuntabel. Hal ini juga termasuk pembentukan mekanisme pengawasan dan akuntabilitas yang kuat untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. Dalam tata kelola yang baik, keputusan diambil dengan keterlibatan semua pihak yang terkait dan melibatkan aspek partisipatif.
Kedua aspek ini saling terkait karena pembangunan hukum yang baik memerlukan tata kelola yang baik, dan sebaliknya. Tanpa tata kelola yang baik, penerapan hukum dapat menjadi tidak efektif atau bahkan dapat disalahgunakan. Sebaliknya, tanpa hukum yang kuat, tata kelola yang baik mungkin sulit dijalankan karena kurangnya landasan hukum yang jelas.
Ketika hukum dan tata kelola bekerja bersama, mereka dapat membentuk dasar bagi masyarakat yang adil, aman, dan berkelanjutan. Langkah-langkah konkret untuk mencapai hal ini termasuk reformasi hukum, peningkatan transparansi, pemberantasan korupsi, dan penguatan lembaga-lembaga yang terlibat dalam penegakan hukum dan pengelolaan pemerintahan.
Tujuan 16. Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Kuat (Peace, Justice, and Strong Institutions)
Memastikan perdamaian, keadilan, dan lembaga yang efektif, inklusif, dan transparan. Untuk memastikan perdamaian, keadilan, dan lembaga yang efektif, inklusif, dan transparan, beberapa langkah strategis dapat diambil. Berikut adalah beberapa saran umum: (1) Penguatan Sistem Hukum. Memastikan independensi sistem peradilan, Meningkatkan aksesibilitas keadilan untuk semua lapisan masyarakat, Memperkuat penegakan hukum terhadap pelanggaran hak asasi manusia, dan Mengembangkan dan memperbarui peraturan hukum untuk mencerminkan nilai-nilai keadilan dan keberlanjutan; (2) Pemberdayaan Lembaga Keamanan dan Penegak Hukum. Melatih aparat keamanan dalam menghormati hak asasi manusia, Memastikan lembaga penegak hukum bebas dari korupsi dan intervensi politik, dan Mendorong kerja sama internasional untuk mengatasi ancaman lintas batas; (3) Peningkatan Partisipasi Masyarakat. Membangun kesadaran masyarakat akan hak-hak mereka, Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses pengambilan keputusan, dan Menyediakan mekanisme umpan balik dan pengaduan untuk masyarakat; (4) Transparansi dan Akuntabilitas. Meningkatkan transparansi dalam pengelolaan kebijakan dan sumber daya publik, Mendukung lembaga-lembaga pengawas independen, dan Menegakkan akuntabilitas di tingkat pemerintah dan sektor swasta; (5) Pendidikan dan Kampanye Kesadaran. Memberikan pendidikan hukum dan hak asasi manusia, dan Menggalakkan kampanye kesadaran untuk memerangi diskriminasi dan ketidaksetaraan; (6) Diplomasi dan Negosiasi. Mendorong dialog antarnegara untuk menyelesaikan konflik, Berupaya mencapai perjanjian internasional yang mempromosikan perdamaian dan keadilan; (7) Pembangunan Ekonomi dan Sosial. Memastikan distribusi yang adil dari manfaat pembangunan ekonomi, dan Mengatasi ketidaksetaraan ekonomi yang dapat menjadi sumber ketegangan; (8) Kerjasama Internasional. Melibatkan komunitas internasional dalam mendukung upaya perdamaian dan keadilan, dan Berpartisipasi dalam organisasi internasional yang mempromosikan nilai-nilai tersebut; (9) Inovasi Teknologi untuk Pemantauan. Menggunakan teknologi untuk meningkatkan transparansi dan pemantauan lembaga-lembaga pemerintahan, dan Menerapkan solusi teknologi untuk mendeteksi dan mencegah pelanggaran hak asasi manusia; dan (10) Penguatan Nilai-nilai Kemanusiaan. Mendorong toleransi, penghargaan terhadap keragaman, dan penolakan terhadap kekerasan, dan Mendukung program-program pendidikan dan budaya yang mempromosikan perdamaian dan keadilan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H